Chapther 54

571 30 0
                                    

Halo halo hayy..

Semangat buat para pejuang yang sebentar lagi PAS yahaaaaa

Sekarang pengin satu Minggu up-nya dua kali, tapi gimana menurut kalian? Author bingung cuyyy

Ayooo, ramaikan komennya, spam juga nda papa, hehe...

Ngga mau tau, ayokkk lanjut!!!

***

"Mau main lagi ngga?" Tanya Gilang.

"Ngga ah, gw cape, katanya mau ke markas Lo dulu.." balas Zea menatap Gilang.

Gilang mengangguk-angguk.

"Yaudah ayokk, ke parkiran.." ajak Gilang ingin berjalan terlebih dahulu, tapi ia menoleh kebelakang menatap Zea yang kelelahan.

Gilang memundurkan langkahnya lalu berjongkok didepan Zea berdiri.

"Ehh, kenapa?" Tanya Zea terkejut melihat aksi Gilang.

"Buruan naik, Lo cape kan!" Ucap Gilang.

Zea dengan perasaan ragu yang menghantuinya, ia naik dengan pelan-pelan. Gilang langsung membawa Zea menuju keparkiran, Zea melingkarkan tangannya dileher Gilang. Tidak lama, Zea tertidur di punggung Gilang. Ia dapat merasakan wajah Zea yang ia jatuhkan dipunggung ya.

"Suka banget tidur, tapi tetep lucu!" Gumam Gilang diikuti senyuman manisnya.

Setelah sampai parkiran, Gilang membuka pintu mobilnya dengan tangan kanan, dan tangan kirinya untuk menjaga Zea agar tidak jatuh. Perlahan-lahan Gilang menurunkan Zea dari punggungnya dan ia tidurkan seperti saat pergi ketempat ini tadi.

Gilang menutup pintu mobil dan ia berjalan berputar untuk masuk kedalam mobil dan mulai mengendarai mobil. Ia langsung menuju tempat markas yang terdapat geng Mefighwin.

Selama perjalanan Gilang terus menggenggam tangan Zea, dan ia menggunakan tangan satunya lagi untuk mengendarai mobilnya.

|

Mobil Gilang sudah terparkir di wilayah markasnya yang cukup luas.

"Zee..udah sampe, bangun yuu…" Gilang mencoba membangunkan Zea sambil mengelus-elus tangan Zea, tapi Zea masih terlelap dalam tidurnya.

Gilang keluar dari mobil dan menghampiri pintu mobil Zea, ia membawa Zea kedalam gendongannya. Kalau tadi posisinya dibelakang, sekarang Gilang memposisikan ya didepan. Ia sudah mengambil tas Zea untuk dibawa kedalam markas. Ia menutup pintu kembali dan pergi untuk memasuki rumah.

Ketika Gilang sedang berjalan, tidak sengaja kakinya terasa menginjak sesuatu yang cukup keras. Ia mengangkat kakinya dan melihat benda itu.

Kecil, tapi dari segi logo gambarnya Gilang sudah tahu pemilik gantungan kunci ini. Ia mengambilnya lalu ia simpan disaku celananya.

"Wiiihhhh bos gw, habis kemana aja nihh?!!!" Ucap Kevin heboh. Setelah Gilang baru saja memasuki rumah yang dibuat markas untuk mereka.

"Brisik anjin*, gw bingkem lama-lama mulut Lo pake aspal!" Ucap Gilang menatap Kevin tajam.

"Vin, lain kali liat kondisi. Masa iya Lo ngga liat calon istrinya lagi tidur gitu.." ucap Ghani sambil menepuk pundak Kevin yang sedang duduk disebelahnya.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang