Chapther 20

2.6K 91 0
                                    

Hy guys!!!

Nungguin yaa? Ngaku loo?!
Ya³

Penasaran apa ga sii?!!
Udahlah lanjut baca aja, tapi jangan lupa yaa!!....

|


"Assalamualaikum..." Salam Gilang memasuki ruangan, ia membuka pintu pelan-pelan, melihat-lihat seluruh yang ada didalam ruangan. Matanya melihat kesana kemari dari ujung ke ujung.

Gilang mulai menutup pintu dengan pelan-pelan, agar yang didalam tidak terganggu. Mulai melangkah mendekati tirai yang menutupi keranjang Zea tempati.

Perlahan ia mulai membuka tirai itu...

Gilang benar-benar dibuat kaku apa yang dilihatnya sekarang, tepat didepan matanya. Gilang tidak menyangka dengan semua ini.

Lima orang yang sebelumnya sedang sibuk dengan sendiri-sendiri, sekarang juga menatap Gilang bersama-sama. Seolah-olah bertanya didalam pikirannya 'kenapa Gilang bisa masuk'.

Gilang menatap perempuan yang sedang tiduran diatas keranjang tidurnya, dengan sisi bagian atas tubuh kasurnya sedikit dinaikan. Sedangkan yang ditatap hanya memutar bola matanya jengah, situasi yang tidak diinginkan dari awal.

Yaps!! Zea sudah sedikit kembali pulih, setelah berminggu-minggu koma diatas keranjang tidurnya. Zea sudah kembali pulih sejak Minggu lalu. Bukan apa-apa Zea tak mau memberi tau Gilang, tapi yang ia mau Gilang jangan tau soal dirinya jika dirinya sudah kembali pulih. Ia tidak membenci Gilang, ia hanya ingin untuk beberapa hari menjauh untuk tidak bertemu Gilang.

Ika sedang menyuapi calon menantunya. Aamiin aja dulu, haha...
Masih ingat Ika kan??

"Lo??" Ucap Gilang. Dengan ucapannya yang singkat bibirnya terasa getir, pasti sudah ada banyak pertanyaan yang nantinya akan muncul. Baca aja guys...

Bagas menghampiri putranya dengan senyuman hangat yang menghiasi wajah tua-nya. Sstttttt, hihi...

Bagas menepuk pundak putranya, sedangkan Gilang, ia masih tidak habis pikir dengan kejadian ini.

Kok ngga bilang gw kalau udah sembuh sii? Apa dia tau kalau gw yang nabrak dia? Apa dia emang benci sama gw? Apa gw terlalu jahat? Apa gw terlalu brengsek? Apa gw udah berlebihan? Apa gw terlalu sakiti dia? DLL...semua penuh pertanyaan didalam otak Gilang. Pikirannya ntah kemana saja, ke khawatiran kembali muncul didalam dirinya.

"Heiii..." Ucap Bagas, menepuk pundak anaknya beberapa kali, sembari tangannya ia lambai-lambaikan didepan wajah Gilang.

"Gilang Arenster Danindra!! Putra dari Bagas Arenster, dan Ika Danindra!!!!" Ucap Bagas teriak tepat ditelinga anaknya.

Gilang menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusap-usap wajahnya gusar, rasanya masih tidak percaya.

"Iya yahh, Gilang dengerrrr..." Ucap Gilang lirih, ia memejamkan matanya untuk merilekskan keadaan yang beberapa menit lalu seperti hanya mimpi.

"Bund, ayoo suapin Zea lagiii.." Rengek Zea terhadap Ika. Ia tak kunjung mendapat suapan dari Ika, hanya karna melihat reaksi anaknya.

"Iyaa sayang, bentar nihh.." Ucap Ika sambil memberikan sesendok bubur, dan mendaratkannya dimulut Zea.

Zea melahap bubur itu dengan nikmat, sambil memejamkan matanya, seakan-akan bubur itulah yang paling dia suka.
"Mmm.."

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang