Hy, hy, hy, hhyyy!!!
Jangan lupa happy guys!!
Kalian tim yang bacanya nunggu end
atau nunggu up??Author jadi nungguin kalian
baca tauuuJangan bosen-bosen sama cerita
ini ya🥰Lupp lupppp!!!
***
waktu menunjukan pukul 20.45.
Zea masih terdiam melamun dengan tatapan yang kosong didepannya.
Sesaat, Gilang menggesek-gesek matanya dengan kedua tangannya, ia masih berada diatas paha Zea.
Zea belum sadar dengan sedikit pergerakan Gilang. Tangannya masih mengelus-elus rambut Gilang.
Gilang menatap atas, tepatnya wajah Zea yang terlihat dari bawah. Kepala Gilang saat ini sudah cukup membaik, walaupun hanya tertidur beberapa jam saja.
Masalahnya bukan elu Lang, tapi zea-nya. Pegel apa ngga [ emot cry ].
"Zee.." panggil Gilang lirih, dan serak.
Zea belum menyadari panggilan dari Gilang.
"Zea." Panggil Gilang lagi.
Masih belum sadar.
Tangan Gilang terangkat mengelus pipi Zea dari bawah.
"Ehh.." kaget Zea. Reflek Zea menjauhkan tangannya dari rambut Gilang, dan ia taruh di samping pinggul bawahnya untuk menopang.
Tidak hanya Zea, Gilang juga ikut terkejut dengan kagetnya Zea.
Gilang tersenyum manis menatap Zea. Sedangkan Zea, jantungnya tidak karuan.
"Maaf." Ucap Gilang. Ia menurunkan tangannya, dan ia tumpuk lagi diatas tangan satunya.
"Nggapapa." Jawab Zea. Ia merilekskan tubuhnya kembali.
"Udah tidurnya kan, bangun iihhh, gw pegel tauu.." Ucap Zea membangunkan tubuh Gilang.
Gilang bangun dari tidurnya, dan duduk disebelah Zea.
Zea melipat kedua tangannya didepan dada, dan mengalihkan pandangannya dari tatapan Gilang yang sedang menatap dirirnya.
"Maaf." Ucap Gilang, memegang tangan Zea.
Merasa aneh, Zea menghentaknya pelan.
"Ze..jujur maaf.." Ucap Gilang penuh dengan keikhlasan. Lebih ke khilaf ngga sii??
"Lo udah sembuh kan?" Tanya Zea.
"Sedikit.." jawab Gilang.
"Gw jujur juga, gw cape denger kata yang keluar dari mulut Lo itu, cuma kata 'maaf'.." Ucap Zea, tanpa ingin melihat wajah Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG [ On Going ]
Teen Fiction⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. PINTAR DALAM MEMILIH CERITA⚠️ Zea Shaqena yang baru saja pindah tempat tinggal dari Bandung ke Jakarta, bersama Kaka dan orang tuanya. Langsung dijodohkan oleh anak dari rekan kerja ayahnya. Zea tidak bisa berfikir posi...