Chapther 9

3.5K 111 10
                                    

Yuhuu, balik lagi sama akuu

Ekhem, sekarang jam berapa guys?
Jangan sampe larut malem kalau baca wp, takut matanya sakit.

*****

"Aaaaaa, BUNDAAA!!"

"Bundaa, Zea ninggalin akuu, plisss bundaa!!!" teriak gilang. Suaranya hampir menyeluruh memenuhi ruangan.

Ika yang sedang duduk didepan ruangan dengan Bagas pun terlonjak kaget, akan teriakan Gilang yang seperti toa. Menggema dimana-mana. Ika berlari menyusul Gilang didalam ruangan diikuti Bagas dibelakangnya.

Doni dan Sarah tadi pergi untuk ke toilet sebentar.

Ika masuk sudah dibuat heran oleh anaknya satu ini, bisa-bisanya dia mimpi tapi teriaknya asli.

Gilang sudah memukul-mukul pinggir ranjang tepat Zea tidur. Matanya masih tertutup, tetapi mulutnya terus berteriak. Dan ada isakan disetiap teriaknya.

Ika segera menghampiri Gilang, agar ia bangun dari tidurnya.

"HEH!! Gilang BANGUN!!" Bentak Bagas tepat disamping Gilang.

"Pa, pelan-pelan banguninnya," ucap Ika mengelus-elus lengan kekar suaminya.

"Sayang bangun yuu, makan duluu"

Gilang tersadar mendengar suara yang tak asing ditelinganya. Ia menoleh kearah samping.

"BUNDAAA" panggil Gilang, langsung memeluk Ika dengan erat.

"Sstttt, jangan brisik nanti Zea nya keganggu" Ika mengusap rambut tebal anaknya.

Gilang mendongak menatap Ika dengan mata sendunya.

"Bun, aku cuma mimpi kan?"

"Zea ngga bakal ninggalin aku kan?"

"Zea ngga bak-"

"Sssttttt, kamu ngomong apa sihhh?" Ucap Ika meletakan jari telunjuknya tepat dibibir Gilang.

"Buunnn.." rengek Gilang.

"Coba jelasin" ucap Bagas, sembari berjalan menuju sofa.

Ika mengangguk menyetujukan perkataan Bagas.

"Bun, aku mimpi Zea meninggal, dia ninggalin akuu.."

"Aku ngga ikhlas Bun, masa Zea yang ninggalin aku duluan." Ucap Gilang, ia kembali menduselkan wajahnya pada Ika.

"Iya iyaa, sekarang mendingan kamu mandi sholat makan, berdo'a sama Tuhan agar diberikan yang terbaik." Ika tersenyum, benar-benar tersentuh dengan keadaan Gilang sekarang.

"Terus Zea?"

"Ada ayah sama bunda disini." Bagas.

Gilang mengusap air matanya, dan melepaskan pelukannya dengan Ika. Berbalik menatap Zea yang masih tak kunjung bangun.

Sebelum pergi, Gilang mencium dahi Zea terlebih dahulu.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang