Hay, Hay ,Hay!!!
Gimana kabarnya?Beberapa hari lagi hari raya, author mau minta maaf kalau author punya salah🙏🏻... Walaupun kita ga saling kenal, tetapi sesama umat Islam harus saling meminta maaf dan memaafkan🥰
Cuss baca aja lah, pasti udah pada nungguin.
***
Zea sedang asik membaca aplikasi berwarna orange yang berlogo W didalam laptopnya, sambil duduk diatas kasur.Tuk..tuk..tuk...
Suara ketukan pintu. Bukan sepatu.Zea menoleh menatap pintu kamarnya.
"Zea!" Panggil bunda Sarah dari depan pintu kamar Zea.
"Ooohh, bunda." Gumam Zea. Ia langsung berdiri dan membuka pintu untuk sang ibunda.
Klekk...
"Kenapa Bun?" Tanya Zea tersenyum. Ia berdiri disebelah pintu kamar yang sudah terbuka lebar.
Sarah masuk kedalam kamar hanya beberapa langkah saja, dan berhenti dihadapan Zea.
"Makan siang, udah ditungguin sama ayah loo.." Ucap Sarah. Tangan yang terangkat mengusap-usap rambut panjang Zea.
"Oh iya Bun, lupa. Tadi lagi asik soalnya, hehe." Ucap Zea terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Yaudah cepet turun, bunda sama ayah tungguin." Ucap Sarah, lalu pergi keluar dari kamar Zea.
"Okee Bun!" Teriak Zea.
Setelah Zea menutup pintu kamarnya, ia berbalik badan dengan bersender di pintu, dan berfikir sejenak.
Tidak lama berfikir, ia langsung tersenyum dan bergegas ke kasur untuk merapikan laptop dan kasur yang berantakan sejak tadi pagi.
Zea berdiri didepan kaca lemarinya, merapikan anak anak rambut yang mengganggu wajahnya. Lalu, ia keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju meja makan.
"Hai ayahh!!" Sapa Zea, saat datang.
"Juga sayang!" Balas Doni tersenyum, menatap kedatangan putrinya. Ia sudah duduk di kursi khususnya.
"Bunda mana yah?" Tanya Zea. Mencari-cari keberadaan bunda Sarah.
Zea sedang bersender di senderan kursi sambil berdiri.
"Lagi ambil makanan didapur, bentar lagi kesini." Ucap Doni. Sibuk dengan ponselnya.
"Ohh.." jawab Zea. Ia berniat untuk menghampiri bundanya yang sedang didapur untuk membantu.
"Disini aja, duduk nungguin bunda, bawaannya cuma satu kok." Ucap Doni mencegah Zea.
"Ohh oke yah." Jawab Zea. Ia duduk disebelah kiri Doni.
Zea cepat bosan, ayahnya sibuk dengan ponselnya, sedangkan bundanya tidak datang-datang.
"Loh! Kamu udah turun?" Ucap Sarah, tiba-tiba datang dari arah dapur.
Zea sedang menunduk, menatap kakinya yang sedang ia ayunkan. Mendengar suara bundanya ia langsung menatap sumber suara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG [ On Going ]
Teen Fiction⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. PINTAR DALAM MEMILIH CERITA⚠️ Zea Shaqena yang baru saja pindah tempat tinggal dari Bandung ke Jakarta, bersama Kaka dan orang tuanya. Langsung dijodohkan oleh anak dari rekan kerja ayahnya. Zea tidak bisa berfikir posi...