Chapther 39

2.2K 89 1
                                    

Guys??
Gimana sii??

Author Lope" deh, sama kalian yang masih mau baca cerita ini sampai sekarang..

Kayak sebuah semangat gitu buat author. Mau berhentiin ini cerita, tapi masih ada yang mau baca, jadi kaya mikirin kalian gitu tauuuu😖

Author udah bertahan sampai sini aja, kek udah bahagia gitu, apalagi bareng kalian, huhu🥰

Jadi Lope" banget sama kalian♥️
kalau yang awal tadi kan ga ada banget nya, sekarang ada banget³
🥺🤗

Teng cyuuuu, buat kalian.
Candy<3

***

"Udah Lo keluar aja, biar gw yang urusin.." Ucap Zea kepada Arka, tapi tidak berbunyi.

"Oke!" Balas Arka sama. Sambil mengacungkan ibu jarinya.

Setelah mengobati luka Arka, karna habis dihantam oleh Gilang habis-habisan dengan penuh amarah.

Arka berjalan pelan-pelan kearah pintu untuk keluar dan menutupnya kembali.

Zea membereskan kotak p3k dan dikembalikan di atas meja kosong ( pajangan ), lalu ia berjalan menghampiri Gilang pelan-pelan, mengintip dari atas, apakah Gilang sudah tidur atau belum.

Ia menganggukan kepalanya tersenyum kala melihat Gilang yang sudah memejamkan matanya. Ia melihat jam dinding dikamar Gilang.

Jam sudah menunjukan pukul 23.15 malam. Apa mungkin Zea akan pulang jam segini?

Zea mengambil ponselnya, ingin mengirim pesan pada pak Yanto agar segera menjemputnya. Ia berharap pak Yanto belum tidur, dan masih menunggu kabar dari nya.

Srrrttt...
Pliss, anggap aja suara serobot.

Gilang mengambil alih ponsel yang berada ditangan Zea.

Zea terbelalak, ternyata Gilang belum tidur.

"Gilang!! Kok Lo belum tidur!!" Ucap Zea sedikit teriak.

"Emang belum, siapa yang bilang udah??" Tanya Gilang balik.

"Ishhh, sini balikin hp nya, gw mau ngirim pesan ke pak Yanto!" Ucap Zea, berusaha mengambil ponsel yang terus dialihkan oleh Gilang darinya.

"Ngga, malam ini Lo tidur disini!" Ucap Gilang.

"Ngga bisa, kan besok sekolah.." balas Zea.

"Bajunya suruh anter kesini, besok Lo berangkat sama gw!" Ucap Gilang enteng.

Zea mengerutkan alisnya. Ia menghentikan aksinya untuk merebut ponselnya.

"Udah, tidur disini aja, udah malem, ngga baik, takut kenapa-kenapa dijalan.." ucap Gilang penuh kehalusan. Sambil membawa Zea untuk duduk ditepi kasurnya dan bersandar pada sandaran kasur.

"Nanti kalo tunangan gw kenapa-kenapa gimana?? Kan saya yang harus bikin anak orang mati nantinya.." Ucap Gilang tersenyum menatap Zea.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang