Chapther 78

424 27 3
                                    

Hy GUYSyyyy!!!

Kangen ya? kangen ya??

Komen coba yang udah baca cerita ini dari chapther awal sampe chapther ini..

Apa yang Gilang rencanain ya? penasaran ngga si? Gilang sampe sebahagia itu:)

Kalau ini surprise, apa yang Gilang surpris'in untuk Zea? apakah megah? atau malah membuat Zea marah??

Kalau penasaran, mending lanjut sieee!!


***

Huh. Gilang.
Gilang selesai sarapan, ia sudah siap dengan baju casualnya. Tapi tetap kece dengan penampilannya. Menunggu jam sembilan sangatlah membosankan, masih ada satu jam setengah tersisa untuk Gilang menghabiskan sesuatu dirumah sebelum kerumah Zea. Galang sedang membantu ayah untuk ke kantor terlebih dahulu, bunda sedang ke minimarket. Gilang berfikir dirinya tidak diperlukan dikeluarga ini.

Meminta bunda Ika untuk diantar, tidak mau. Ayah, karna jadwal minggu ini memang perginya dengan Galang. Hufttt.

"tugas sekolah minggu ini udah selesai, berarti ngga usah dipikirin lagi. Sekarang gw mending nelfon orang satu persatu.." ucap Gilang sambil melihat dinding-dinding rumahnya. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Lalu berjalan ke ruang keluarga, dan duduk disofa.

Lima belas menit setelah Gilang sibuk menelfon, bunda Ika pulang.

"udah selesai belanja Bun?" tanya Gilang, melihat bundanya masuk kerumah berjalan cepat kearah dapur.

"iya ini bunda cepet-cepet, mau masakin makanan favorit calon menantu bunda dulu.." ucap Ika girang.

Gilang mengerutkan alisnya. Masak? makanan? favorit Zea? pikiran Gilang. Ia langsung bergegas menelfon seseorang yang belum ia telfon, lalu Gilang berlari kearah dapur menemui bundanya.

"beneran Bun?" tanya Gilang menatap bundanya tidak percaya dengan ucapan Ika tadi.

"apanya?" tanya Ika, sambil menyiap-nyiapkan bahannya.

"masak makanan favorit Zea?"

"untuk calon menantu bunda, bunda ngga akan bohong." jawab Ika sambil tersenyum.

"Gilang bantuin!!" sentak Gilang semangat.

"no problem!" sahut Ika semangat juga.

Masih ada satu jam lebih sedikit untuk memasak. Gilang menaikan lengan bajunya sampai siku, ia mencuci tangannya.

"kamu kupas kulit bawang ini setelah itu iris tipis-tipis.." ucap Ika menyerahkan beberapa bawang putih dan bawang merah.

"oke Bun.." sahut Gilang tersenyum.

Setelah lima menit kemudian dari memotong bawang. Ika mendengar Gilang seperti sedang menangis. Ia pun menoleh, dan menghampiri Gilang, memegang bahu Gilang lalu ia dorong agar menghadapnya.

"bundaa..." panggil Gilang, dengan mata yang merah menahan air matanya.

"astagfirullah...." ucap Ika terkekeh melihat anaknya seperti ini.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang