Chapther 65

491 29 5
                                    

Huhu...
HY guys!!
gimana kabarnya?? harus baik" aja yaa...

siapa nih yang nungguin pengumuman dari pak kepala sekolah nya Gilang?? hayoooo, lanjut yaa..

***

"tok...tok..tok.."

ketukan pada mix untuk memberikan pengumuman disetiap speaker yang berada di masing-masing kelas maupun diluar kelas, mampu membuat semua penghuni sekolah SMA Angkasa 1 memberhentikan aktivitas-nya, mencoba agar tidak ada suara apapun.

Kegiatan disekolah langsung berhenti, agar mereka semua bisa memerhatikan suaranya dengan jelas dan seksama.

"PENGUMUMAN!!! Untuk Veena dan gengnya dimohon segera datang ke ruang kepala sekolah, SEKARANG!! Atas perhatian dari semuanya, saya ucapkan Terima kasih!!" Ucap sekretaris kepala sekolah.

Aktivitas di sekolah SMA Angkasa 1 kembali seperti semula.

|dikantin.

"woy ven!! gimana ini?!!" teriak salah satu anak dari gengnya.

"udah lah tenang aja, Zea ngga berangkat cuy, gimana mau cepu..." jawab Veena santai.

"anj*r, Lo ngga inget!! kemarin sahabat Zea ada disana sama gengnya Gilang!!" sentak salah satu dari mereka.

Kantin dibuat ramai oleh geng Veena yang meminta pembelaan kepada Veena agar kasus ini tidak dipermasalahkan lebih lanjutnya. Anak-anak lain diam melihat geng Veena dan Veena yang sedang duduk diam menerima ucapan-ucapan dari gengnya.

Braaakkk...

Veena memukul meja kantin sambil berdiri. "BRISIK!!! DARIPADA LO SEMUA BIKIN KUPING GW PANAS, MENDINGAN KITA LANGSUNG KESANA AJA!!" Teriak Veena keras.

Geng Veena yang lain terdiam, tapi tidak dengan hatinya.

Veena jalan pergi dari kantin, diikuti oleh gengnya.

|Ruang kepala sekolah.

tok..tokk..tok..

Suara ketukan pintu ruang kepala sekolah. Sekretaris kepala sekolah langsung membukanya.

Gilang menoleh ke arah pintu, ternyata anak-anak dari geng nya.

"suruh Rey sekalian kesini, biar jadi bukti." ucap Gilang datar.

"lah tumb-"

"suruh cepet!" sergah Gilang sebelum Arka melanjutkan ucapannya.

Ghani mengeluarkan ponselnya dan langsung mengirim pesan untuk Rey, agar segera datang ke ruang kepala sekolah.

"duduk." perintah Gilang.

"siapa?" tanya Kevin.

"kamu nanyaaa?!" sahut Arka meledek.

Kevin menginjak kaki Arka dengan hentakan sedikit keras. Arka meringis, tapi mencoba agar wajahnya tidak seperti kesakitan. Mereka ber empat duduk dikursi yang cukup panjang dan cukup untuk mereka ber lima ketika Rey sudah datang.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang