Hayy
Ishh, kepo ya?
Gabut ga si? Daring terus..
kan pengin ketemu crush😖Yang udah follow akun ini siapa coba?? Saya kepo niii
|
Brruuukkk...
"WOY!!! GILANG!!!!" Teriak seseorang yang baru saja menerobos pintu masuk, bahkan mengetuk dan salam pun tidak ada.
Jelas saja orang itu adalah laki-laki, dari kesopanannya sama sekali tidak ada. Nafas seseorang itu seperti sedang menahan emosi yang mendalam, bahkan terdengar jelas oleh Gilang dan Zea. Dorongan dari seseorang itu pada pintu tidak biasa saja, seperti menahan nafsunya yang ingin memecah.
Zea yang sedang rileks tadi pun, terlonjak kaget dengan suara yang datang dengan tiba-tiba. Ia langsung membuka matanya, yang pertama ia tatap adalah Gilang, Gilang pun sebaliknya.
Gilang bisa merasakan rasa kepanikan Zea saat ini, dari raut wajah Zea sudah sangat membuktikan. Refleks Zea menggenggam tangan Gilang yang berada dipinggir tangannya, matanya menatap tirai itu. Gilang yang mendapatkan genggaman dari Zea, menatap tangan Zea yang menggenggamnya. Tulus.
Tidak hanya Zea, Gilang yang sedang serius pun sama-sama sedikit kaget dengan suara itu. Tetapi Gilang tetap mencoba untuk tenang. Agar Zea juga ikut merasakannya, melewati genggaman mereka berdua.
"Usstt, tenang okeyy!" Ucap Gilang menatap Zea mendalam.
Zea hanya mengangguk. Mengangguk saja, berbeda dengan perasaannya.
Gilang melonggarkan sedikit tangannya dari genggaman Zea, tapi Zea menolak, justru ia mengeratkannya kembali.
"Lepas sebentar ya," Pinta Gilang. Melonggarkannya kembali.
Zea menggeleng.
"Sebentar doang Zee.." Lagi. Zea tetap menolak.
"Plissss, kali ini aja." Lagi dan lagi.
Zea mengalah, ia melepaskan genggaman itu dengan kasar. Ia mengganti genggaman pada tangan Gilang menjadi selimut.
Bugh,
Bughh,
Bughhh,
Bughh,
Bughh,
Bugh,
Bughhhh....
Tanpa izin. Laki-laki yang baru saja datang tanpa sopan santun, langsung menarik kerah kemeja Gilang dengan keras ke ruangan yang lebih luas.
Dibawa santuy oleh Gilang, tapi tidak dengan Zea.
Pipi kanan, pipi kiri, rahang ( meleset doang ), perut ( lebih keras ). Laki-laki itu memukuli Gilang tanpa ada rasa belas kasihan sedikit pun.
Darah dari mulut dan hidung yang tak henti-hentinya keluar, lebam di wajah Gilang yang tetap saja tidak bisa menutupi paras ketampanannya.
Laki-laki itu masih saja mencengkram kerah kemeja Gilang, semakin kencang. Tangan Gilang menggenggam erat tangan laki-laki itu. Gilang? Ia hanya tersenyum miring.
Zea? Ia sedang berusaha untuk turun dari ranjang tidurnya. Tapi infus-nya mengahalanginya, tak ada jalan lain jika tidak dilakukan. Zea lebih memilih melepas semua infus yang berada pada dirinya. Lalu ia turun, berjalan sangat tertatih-tatih.
"Ss-stopp ze! J-jangan ke-sini!!" Ucap Gilang terbata-bata akibat cengkraman pada lehernya yang semakin kuat, ia sedikit melirik menatap Zea dari ekor matanya. Tangan-nya pun memberi aba-aba untuk tidak mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG [ On Going ]
Teen Fiction⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. PINTAR DALAM MEMILIH CERITA⚠️ Zea Shaqena yang baru saja pindah tempat tinggal dari Bandung ke Jakarta, bersama Kaka dan orang tuanya. Langsung dijodohkan oleh anak dari rekan kerja ayahnya. Zea tidak bisa berfikir posi...