Chapther 49

630 33 3
                                    

Selamat malam guys!!!
Gimana untuk hari ini? Baik-baik aja kan??

Jangan lupa bersyukur, dan terus tersenyum, semangat!!! Ga kerasa udah mau chapther 50, disini ada yang dari pertama aku nulis sampe sekarang masih baca? Ada?

Welcome untuk yang baru baca cerita aku, semoga ga bosen ya, xixi... Jangan lupa follow, vote, komen sebanyak-banyaknya sampe tumpah-tumpah, hahaahah...

Lanjut yuuukkk.

***

Lapangan mutiara sudah mulai ramai dengan kedatangan siswa/siswi yang sangat banyak. Waktu tersisa lima belas menit untuk pukul 08.00.

Mobil Gilang parkir diparkiran SD N 1 youman bersebelahan persis dengan lapangannya, khusus untuk mobil. Sedangkan parkiran motor berada dilapangan desa yang dekat dengan lapangan mutiara.

"Gw kenyang banget Lang!" Keluh Zea sambil mengelus perutnya.

"Alhamdulillah, jadi Lo nanti ga perlu pingsan-pingsan dilapangan..." Ucap Gilang, ia mengambil topi OSIS nya yang berada di dasbor mobil.

"Keluar ayokk, Lo mau dimobil terus?!" Ajak Gilang.

"Iyaaa Gilang!! Brisik tau ngga kaya cewe aja Lo!!" Ucap Zea, ia membuka pintu mobil dan menurunkan kakinya lalu keluar dari mobil, begitupun dengan Gilang.

Setelah Zea menutup pintu, ia langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mengetik pesan digrup ciwi-ciwi circle-nya.

Setelah menerima jawaban dari sahabatnya melalu pesan WhatsApp, Zea ingin melenggang pergi dari samping mobilnya sambil bermain ponsel.

Tapi, Gilang sudah menarik terlebih dahulu kerah baju Zea yang berada dibelakang membuat sang empu menjadi memundurkan langkahnya lagi. Zea melirik ke belakang dengan sinis.

"Iissshhh, Lo apa-apaan sihh?!!" Sentak Zea sambil melepaskan tangan Gilang yang berada dikerah bajunya.

"Lo ikut gw dulu, jangan mencar-mencar!" Balas Gilang dengan wajah datar.

"Gw siapa Lo?!" Seru Zea menantang.

"Calon istri gw!" Jawab Gilang sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada bidangnya.

"Belum tentu juga, ngga usah berlebihan lah!" Jawab Zea acuh.

Zea melangkah berniat untuk meninggalkan Gilang. Tapi Gilang menarik pergelangan tangan Zea dan mendorongnya untuk bersandar dimobil dan ia berada didepannya.

Jarak antara Gilang dan Zea hanya tertinggal beberapa cm saja. Nafas mereka pun saling merasakan. Kedua tangan Gilang berada disamping kanan kiri bahu Zea.

Zea gugup. Ia tak berani menatap mata Gilang yang seperti ingin menusuk dirinya.

"Sabarrrr..." Ucap Zea sambil tersenyum paksa dan mengelus dada bidang Gilang perlahan.

Puukkk...
Zea menaruh kedua telapak tangannya dibahu Gilang.

"Gw bercanda kok tadi, kan gw emang calon istri lo, iya kan?" Ucap Zea tersenyum manis.

Dengan cepat, Gilang langsung menggendong Zea ala bridal style dan membawa Zea pergi dari tempat parkiran, Gilang sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi apapun, bahkan memperdulikan rasa malu Zea pun tidak.

GILANG [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang