Hy, hy, hy!!!
Gimana? Baik ga nii??Chapther sebelumnya kurang menarik ya? Maaf...
Waktu itu kaya lagi ngga mood hari-harinya..🤧Semangatin dong's!! xixi
***
Pukul: 05.25.
Pagi ini semakin cerah, matahari pun mulai menampakan dirinya yang penuh dengan cahaya. Suara telapak kaki orang yang berjalan kesana kemari, perbincangan orang-orang sekeliling yang random, burung yang berlalu lalang dilangit yang indah dengan suara khasnya, sayap kupu-kupu yang berayun-ayun, dll. Selalu memberi kesan yang sejuk dan tenang disetiap pagi hari.
Zea sudah bangun tidur sejak shubuh tadi, ia sengaja tidak tidur lagi karna ingin keluar saat pagi datang. Sudah lama ia tidak keluar pagi seperti hari ini, kenyamanan masih sama dengan hari hari biasanya, tapi tidak dengan perasaannya.
Doni dengan senang mendorong putrinya yang duduk dikursi roda. Meskipun dirinya masih mengantuk, hal itu tidak menghalangi dirinya untuk tidak menuruti putrinya.
Doni dan Zea berjalan munuju taman yang dipenuhi rerumputan hijau, berbagai macam bunga-bunga, dan kolam ikan yang luas. Mereka berhenti disalah satu kursi panjang yang terletak disebrang kolam ikan.
"Kamu mau duduk disini?" Tanya Doni menatap Zea. Ia menepuk pelan kursi kosong disebelahnya.
Zea sedang melihat-lihat sekeliling, matanya berhenti pada Doni yang bertanya.
Zea tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
Kembali menikmati suasana nyaman, tanpa harus menghilangkan perasaan. Asekkk, slebewwww...
Doni mengeluarkan ponselnya dari saku celana yang ia pakai, lalu menekan logo W pada layar ponselnya. Hanya beberapa ketikan singkat yang didengar Zea dari sedikit jaraknya dengan doni, tidak ingin berfikir negatif ia lebih baik memilih acuh.
"Yah.." Panggil Zea. Ia masih menikmati kesejukan pagi ini.
Doni belum menyadari panggilan dari putrinya.
"Yahh..." Panggil Zea lagi. Ia masih biasa saja.
"Ayah!.." lagi dan lagi. Ketiga kalinya, Zea beralih menatap Doni.
"Eh, iya sayang kenapa?" Jawab Doni. Ia langsung mematikan ponselnya dan kembali menaruhnya lagi pada saku celana, dan menatap putrinya. Tidak terlihat mencurigakan dari wajahnya, panik sedikit pun tidak ada.
Zea terdiam sejenak menatap ayahnya yang menatap balik juga.
Doni melambai-lambaikan tangannya didepan wajah putrinya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Heiii!" Sentak Doni.
Zea langsung mengedip-ngedipkan matanya, lalu menatap ayahnya sambil terkekeh. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kenapa?" Tanya Doni.
"Ayah yang kenapa? Dipanggil, ngga jawab jawab!" Ketus Zea mengalihkan matanya dari kontak mata ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG [ On Going ]
Teen Fiction⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. PINTAR DALAM MEMILIH CERITA⚠️ Zea Shaqena yang baru saja pindah tempat tinggal dari Bandung ke Jakarta, bersama Kaka dan orang tuanya. Langsung dijodohkan oleh anak dari rekan kerja ayahnya. Zea tidak bisa berfikir posi...