Hai Gays,
Ketemu lagi yaa!!Maaf banget kalau dichapther ini ada sedikit kekerasan.
Jangan bosen-bosen yahh!!
Kalau kurang seru ceritanya bilang, okee!!
*****
|Selanjutnya.
Mereka masih saja terbingungkan dengan sifat Gilang yang super-super beda dari biasanya ini.
Mereka tengah duduk di kursi tunggu didepan ruang UGD. Sekarang jam sudah menunjukan pukul 02.05 pagi, sudah hampir satu jam Zea didalam ruang UGD sedang ditangani.
Gilang memeluk tubuh Ika, dari samping, ia terus menangis didalam pelukannya. Ika hanya bisa mengelus-elus rambut Gilang.
"Yah,"
"Ayah," panggil Gilang pada Bagas. Tentu saja bagas langsung menoleh menatap Gilang. Tetapi Gilang masih saja memeluk Ika."Kenapa?" Tanya Bagas, ia duduk disebelah kanan Gilang, dan disebelah kiri Gilang ada Ika. Elang duduk disebelah kanan Bagas.
"Ayah, plis yaa, Zea harus sembuh," ia berbalik arah menatap bagas. Gilang memperlihatkan wajah memelasnya itu didepan Bagas.
"Kok ngomongnya ke ayah?" Bagas kembali menatap kedepan.
"AYAH, ah ayah ngga tau kalau jadi aku itu rasanya gimana," tentu saja Gilang terus merengek dan terisak-isak.
"Kamu mintanya tuh sama Allah, DO'A!" Nada Bagas berbicara sedikit tinggi. Sedikit ya guys!!.
"Udah tadi waktu di mushola," Gilang menundukkan pandangannya dari Bagas. Dan mengusap air matanya yang dari tadi terus mengalir.
Apa? Mushola? Apakah Bagas tak salah dengar, seorang Gilang mau sholat malam!!, biasanya saja sholat harus disuruh dulu.
"Mushola?"
"Iya."
"Tumben kamu sholat malam?,"
"Buat Do'a sama Allah, ayah."
"Jadi, tadi kamu pergi, itu ke mushola?"
"Iya ayah." Gilang sedikit geram dengan ayahnya ini, kenapa harus banyak bertanya sih.
"Oh." Toh ujung-ujungnya Bagas membalasnya dengan singkat. Tadi saja bertanya-nya seperti wawancara.
"Kamu udah hubungi kedua orang tua Zea?" Tanya Bagas. Menatap kembali putranya itu.
"Udah,"
"Ayah ngga nyangka ya Lang, kamu bisa ngelakuin ini semua dengan Zea," celetuk Bagas dengan raut wajah biasa saja.
"Yah, aku ngga sengaja, bahkan aku aja ngga tau kalau itu Zea, hiks." Gilang memegangi tangan kiri Bagas dan sedikit menggoyangkannya. Air mata Gilang kembali deras.
"Atau ayah, putusin aja pertunangan ini?" Tanya Bagas, menatap Gilang yang sedari tadi Gilang terlebih dahulu menatapnya. Ika dan elang tersentak kaget setelah mendengar ucapan Bagas kepada Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG [ On Going ]
Teen Fiction⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. PINTAR DALAM MEMILIH CERITA⚠️ Zea Shaqena yang baru saja pindah tempat tinggal dari Bandung ke Jakarta, bersama Kaka dan orang tuanya. Langsung dijodohkan oleh anak dari rekan kerja ayahnya. Zea tidak bisa berfikir posi...