8. PERTEMUAN TAK TERDUGA

16K 640 4
                                    

Pagi harinya, Emily tengah berjalan menuju ke meja makan. Ia harus menyantap sarapannya lebih awal, apalagi ini masih pukul 6 pagi.

Emily menghela napas panjang. Rupanya di sana sudah terlihat Liam dan juga Rose yang baru saja menempati tempat duduk mereka masing-masing.

"Good morning, Emily. Duduklah, kita akan pergi untuk berolahraga. Kebetulan sekali kau sudah terbangun lebih awal hari ini," sapa Rose kemudian dan setelah itu terlihat sedang mengambil sarapannya itu.

Emily tersenyum kepada Rose yang terlihat sangat ramah dan juga baik sekali kepadanya. Ah, ia merasa bersalah sekali akibat kejadian semalam. Lihatlah, bahkan semua hal dilakukan oleh Rose untuknya, ia bagaikan seorang putri raja jika sudah tinggal atau dekat dengan Rose di mana pun itu.

Pandangan Emily tertuju kepada Liam yang saat ini sedang menatapnya juga. Wanita itu pun memilih untuk duduk di samping Rose, untung saja ia tak terlalu berada di hadapan pria itu.

"Kalian akan pergi ke mana hari ini?" tanya Liam kepada Rose.

Rose terdiam sejenak, ia lalu menoleh ke arah Emily untuk meminta jawaban pastinya, "Bagaimana menurutmu? Ke mana kita harus pergi?"

Emily terdiam sejenak. Ia tak begitu suka berolahraga. Walaupun ia memiliki tubuh yang indah, tapi tetap saja rasanya sangat malas sekali untuk berolahraga setiap harinya.

"Aku mempercayakannya kepadamu. Bebas saja, aku akan tetap ikut," jawab Emily seraya tersenyum.

Rose kembali berbincang sambil memotong telur dadar miliknya itu. Ia bahkan masih terus saja mengoceh hingga sarapannya itu tak tersisa.

Liam tengah menatap ke arah Emily yang kali ini tengah menunduk sambil sesekali mendengarkan ocehan istrinya itu. Rasanya ia menginginkan malam itu kembali untuk hari ini. Emily memang sangat luar biasa.

"Baiklah, jaga diri kalian baik-baik, aku akan pergi ke kantor lebih awal," ujar Liam kepada Rose dan setelah itu terlihat Liam yang bangkit berdiri.

Rose pun juga demikian, ia tersenyum dan setelah itu mencium pipi pria itu sebelum ia pergi berlalu.

"Have a nice day, sayang," ujar Rose kepadanya.

"Jadi, bagaimana?" tanya Rose yang terlihat siap dengan dirinya untuk berolahraga. Emily menghela napas sejenak. Mungkin ia tak akan ikut serta kali ini.

"Kau duluan saja, Rose. Aku begitu tak bersemangat sekali untuk berolahraga," jawab Emily dan tentu saja Rose memutar kedua matanya sejenak.

"Ayolah, hanya berjalan-jalan santai saja, tidak mengambil kegiatan berat yang lainnya, lagi pula aku yakin jika kau juga memerlukan sedikit refleksi dari semua beban hidup ini," ujar Rose kemudian.

Emily mengehela napas panjang sejenak. Rasanya memang benar, tapi beban itu sungguh membuat keadaan saat ini semakin rumit saja.

"Lebih baik kau menemaniku saja. Aku berolahraga dan kau tetap pada tempatmu, lagi pula kau juga bisa mencuci mata di tempat gym itu," ujar Rose kemudian dan tentu saja Emily mengangguk, dengan sangat terpaksa tentu saja karena ia begitu malas sebenarnya, apalagi malam nanti ia akan menemui Sandra untuk membicarakan mengenai pekerjaannya itu.

"Baiklah, hanya duduk saja, bukan?" gumam Emily yang mencoba untuk memastikan semuanya.

"Ya, ya, ya, tentu, ayo persiapkan dirimu dan kita akan pergi ke tempat gym, seperti biasa, pagi ini pasti sangat sepi," ujar Rose kemudian dan tentu saja Emily tak perlu mempersiapkan apa pun. Ia hanya akan membawa ponselnya saja, lagi pula semua biaya pasti akan dibayarkan oleh Rose, itu tentu saja menguntungkannya juga di pagi hari ini.

***

Suasana di tempat gym itu rupanya tak sesuai dengan harapan mereka. Bahkan rasanya Emily ingin sekali kembali pulang untuk saat ini juga.

"Kenapa ramai sekali?" gumam Emily yang berjalan di samping Rose kali ini, apalagi ia hanya menggunakan baju kaos berukuran oversize beserta dengan celana pendeknya itu saja, seperti biasa.

"Entahlah, aku juga merasa heran, tapi tak masalah, sesekali kita bisa mencuci mata, terutama kau, ayo," jawab Rose dan tentu saja Emily memutar kedua matanya, apalagi di saat ini ada beberapa pria yang menatapnya genit.

Beberapa jam berlalu lantas membuat Emily merasa bosan sekali dengan keadaan itu, ia tak terlalu suka menunggu maka dari itu membuatnya merasa jenuh. Namun berbeda keadaan dengan Rose yang begitu semangat sekali dengan latihannya untuk pagi ini.

Belum lagi beberapa pria yang menggoda Rose dan juga dirinya, namun Emily memilih untuk tak menghiraukannya.

"Emily," panggil Rose seraya melambaikan tangannya. Kali ini ia tengah mencoba treadmill sambil membicarakan sesuatu dengannya, namun percuma saja karena Emily tak mendengar sedikit pun, bahkan jarak mereka kali ini juga cukup jauh.

Ia menghela napas panjang, menunggu rupanya begitu membosankan sekali. Maka dari itu Emily bangkit berdiri dan mendekati Rose yang saat ini juga tengah melihatnya itu.

"Aku akan pergi sebentar ke toilet, mungkin kau akan menitip sesuatu juga? Aku bisa membelinya sekaligus," tawar Emily namun Rose menggeleng sambil tersenyum.

Emily mengangguk dan setelah itu berjalan pergi menuju ke arah luar ruangan tersebut. Ah, ini akan cukup menyenangkan untuknya karena letak gym itu berada di dalam sebuah mall, apalagi ia juga bisa mencuci mata yang sesungguhnya di sana dengan beberapa barang mewah yang bisa ia lihat dan kunjungi saat ini juga.

"Tapi aku akan pergi ke toilet terlebih dahulu, rasanya cukup mengantuk karena menunggu tadi," gumam Emily dan setelah itu pergi menuju ke arah toilet dan di sana ia pun segera membasuh wajahnya sejenak dan sebelum itu, ia berniat untuk berbenah di dalam salah satu bilik toilet tersebut.

Emily merasa bahwa seseorang tengah mengobrol di luar bilik toilet itu, bahkan, ia juga mendengar senda gurau dari dua orang gadis yang sepertinya tengah mencuci tangannya di bagian wastafel.

"Baiklah, sepertinya ia akan menjadi orang yang paling di puja di seluruh dunia," ucap salah seorang gadis yang di dengar oleh Emily.

"Kau benar, aku tak sabar sekali untuk segera hadir di sana," jawab yang lainnya dan setelah itu mereka berdua tertawa.

Emily tersenyum saat mendengarnya. Seketika ia merindukan beberapa teman lamanya saat ini. Apakah mereka bisa kembali bersama nantinya?

Setelah menyelesaikan semuanya di dalam bilik itu, ia pun memilih untuk pergi berlalu dari dalam sana dan membasuh tangannya di bagian wastafel, tidak lupa juga untuk membasuh wajahnya sejenak karena ia cukup mengantuk siang itu.

Saat membasuh wajahnya, ia mendengar jika seseorang tengah membuka pintu toilet wanita itu. Namun, Emily masih tetap pada kegiatannya kali ini.

"Segar sekali," gumam Emily seorang diri dan ia pun segera menatap wajahnya di hadapn cermin besar. Namun, kedua matanya terlihat membulat lebar saat mendapati sosok yang tak ia pikirkan sama sekali.

"L-liam?"

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang