83. MELARIKAN DIRI

301 13 0
                                    

Emily tengah berada di sebuah hotel yang terletak di salah satu pusat kota New York. Tak ada pilihan lain karena rupanya Rafael harus pergi untuk mempersiapkan pekerjaannya itu kembali. Baiklah, sepertinya ia sudah mengganggu pria yang satu ini.

"Ada lagi yang bisa kubantu untukmu?" tanya Rafael sebelum ia pergi berlalu.

"Hanya itu," ujar Emily kemudian dan terlihat Rafael yang tersenyum sebelum ia pergi berlalu. Tentu saja pria itu terlihat tergesa-gesa sekali.

Baiklah, di sini ia sekarang, seorang diri dan tak membawa pakaian apa pun selain dompet dan juga ponselnya itu. Pandangannya tertuju ke arah jendela kamarnya yang saat ini tengah menjadi pusat perhatiannya itu.

"Apakah pesta itu sudah di mulai? Atau mungkin belum sama sekali?" gumam Emily seorang diri.

Ia lalu beranjak dari posisinya itu dan segera menuju ke arah tempat tidur. Tubuhnya juga ingin sekali untuk beristirahat malam hari ini.

Tubuhnya begitu lelah, namun pikirannya terlihat dua kali lebih lelah. Satu hal yang masih ia pikirkan adalah mengenai hubungannya dengan Liam. Apakah mereka harus membeberkannya kepada semua orang di luar sana?

"Tapi, Rose masih berstatus istrinya, bukan? Apalagi mereka semua masih mengklaim bahwa wanita itu adalah pasangan Liam.

Emily mengambil sebuah bantal yang lainnya dan setelah itu memilih untuk menutup bagian wajahnya. Ah, rasanya begitu gemas sekali.

Ia belum siap dengan apa yang akan ia hadapi, namun di sisi lain ia juga memerlukan sebuah pengakuan bahwa dirinya adalah pasangan Liam.

Tak perlu waktu lama lagi, Emily memejamkan kedua matanya dan seketika terlelap menuju ke dalam mimpinya. Terlalu melelahkan untuk hari ini tentu saja.

***

Emily membuka kedua matanya secara perlahan. Ia menatap ke arah sekitarnya untuk kali ini. Ah, benar juga. Rupanya ia tengah berada di sebuah hotel yang sempat ia kunjungi semalam untuk melarikan diri sejenak dari pesta tersebut.

Apa kabar dengan mereka semua?

"Apakah pestanya begitu menyenangkan?" gumam Emily kemudian dan setelah itu terlihat dirinya yang memilih untuk bangkit duduk sambil mengumpulkan seluruh nyawanya.

Ponselnya terlihat bergetar dan membuat Emily mengalihkan pandangannya ke arah benda pipih itu. Pandangannya mengernyit seketika saat ia melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Liam, Rose, dan juga beberapa pesan dari keduanya.

"Apakah Rose telah memberitahukan soal ini kepada Liam?" gumam Emily dengan nada yang begitu malas. Ia bahkan sudah mempercayai Rose seutuhnya. Namun wanita itu selalu saja membeberkan semuanya. Hm, sulit sekali jika terus seperti ini.

"Emily, Liam nampak khawatir denganmu. Kembalilah pulang."

Emily menyempatkan diri untuk membaca sebuah pesan dari Rose. Liam nampak khawatir katanya? Ah, ia bahkan tak percaya sama sekali.

"Emily, di mana kau? Ada apa?"

"Apakah ia belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya? Atau justru hanya berpura-pura saja?" gumam Emily kemudian. Ia pun memilih untuk beranjak dari posisinya saat ini dan setelah itu memutuskan untuk pergi mandi. Mungkin setelah ini ia akan pergi sarapan atau menunggu sarapan miliknya di bawakan oleh pihak hotel.

***

Emily merasakan hawa yang begitu segar pada dirinya kali ini. Mandi di pagi hari merupakan hal yang jarang sekali di lakukan olehnya belakangan ini. Tapi, tak masalah. Ia bahkan tetap terlihat begitu cantik.

Saat dirinya menutup kembali pintu kamar mandi tersebut, seketika itu juga kedua mata Emily membulat lebar.

"Rose?" pekik Emily terkejut. Ah, sejak kapan wanita itu berada di dalam kamar hotelnya?

"Emily, kenapa kau tak menerima panggilanku? Bagaimana dengan semua pesan yang aku kirimkan sejak semalam?" tanya Rose yang bahkan bertanya bertubi-tubi dengan wanita yang satu ini.

"Aku baru saja hendak memeriksa ponselku sekarang," jawab Emily berbohong.

Rose menatapnya penuh arti dan setelah itu mendekati wanita yang satu ini, "Rafael telah memberitahukan alamat hotelmu ini. Rupanya kau berada di salah satu hotel milik temanku. Jadi, aku memiliki akses khusus untuk masuk ke sini."

Emily cukup terkejut dan juga terpukau sekali. Lihatlah, Rose bahkan memiliki banyak teman dari pada dirinya. Tak masalah.

"Bagaimana dengan Liam?" tanya Emily seketika.

"Ia nampak khawatir, dan setelah pesta itu usai, ia tak terlihat lagi di rumahnya," jawab Rose kemudian. Emily menatapnya sejenak.

"Ke mana dia?" tanya Emily.

"Ia mencarimu, mungkin sedang menelusuri kota ini. Lagi pula kenapa kau menghindar?" tanya Rose kemudian.

"Aku tak siap, Rose. Tapi, di sisi lain aku juga ingin sebuah pengakuan dari publik, sekaligus pengakuan dari Liam, kau pasti paham apa yang aku maksud ini," ungkap Emily kemudian dan tentu saja Rose tersenyum saat mendengarnya.

"Itu tak sulit, Emily. Aku sudah mengurusnya, kau bahkan tak perlu menghindar seperti ini. Apalagi Liam adalah orang penting, siapa yang tak mengenalnya?" gumam Rose kemudian dan tentu saja Emily menghela napas panjang.

Ia lalu menatap ke arah Rose sejenak, "Apakah nama Liam akan tetap setinggi ini jika ia mulai memperkenalkanku kepada publik di luaran sana?"

"Ia tak akan kehilangan reputasinya sampai kapan pun. Power Liam lebih kuat dari pada keluarga kita. Tenangkan dirimu, Liam sudah memikirkan semuanya, di sini ada aku yang selalu menjagamu. Jangan terlalu sungkan untuk menceritakan apa pun yang sedang kau rasakan, entah mengenai Liam, atau pun pekerjaanmu, apalagi kau belum menemukan pekerjaan sampai sejauh ini, bukan? Bagaimana jika aku membantumu?" tanya Rose kemudian dan seketika itu juga Emily terdiam sejenak.

"Aku pernah bekerja sebelumnya. Hanya saja untuk saat ini aku sedang cuti dan Liam juga telah melarangku untuk bekerja," jawab Emily kemudian.

Rose memandangnya penuh suka cita, "Wow, rupanya Emily kecil kita sudah pernah bekerja. Di mana? Dan apa pekerjaanmu, Emily? Kenapa kau diam saja selama ini? Ahhh, padahal aku dan juga orang tua kita pasti merasa sangat senang ketika mendengarnya. Kau begitu mandiri tanpa nama Orlando."

Di saat itu juga Emily menghela napas panjang. Ah, Rose pasti belum mengetahui pekerjaannya sejauh ini. Apakah Liam sama sekali tak pernah menceritakan mengenai pekerjaannya itu kepada Rose?

"Ehm, hanya pekerjaan biasa tanpa menggunakan nama Orlando. Mereka juga tak mengetahui siapa aku sebenarnya dan dari mana keluargaku berasal," gumam Emily kemudian dan tentu saja Rose semakin penasaran dengan semua ucapan Emily kali ini.

"Memangnya kau bekerja apa selama ini? Tapi, sepertinya kau nampak santai sekali, kapan kau bekerja? Pagi? Siang? Sore? Atau malam hari? Tapi, wajar saja karena kita jarang bertemu, apalagi aku juga sibuk dengan banyak hal belakangan ini," gumam Rose kemudian, bersamaan dengan sebuah panggilan dari ponselnya. Emily menghela napas panjang, itu berarti ia tak perlu menceritakan mengenai pekerjaannya kepada Rose. Lihat saja, wanita ini bahkan terlihat selektif sekali dari gaya bicaranya.

"Emily, tunggu sebentar, aku akan menceritakan sesuatu mengenai Glen saat pesta itu berlangsung. Tapi sebelum itu, aku akan menerima panggilan ini terlebih dahulu," ucap Rose dan segera bangkit berdiri dari posisinya saat ini.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang