182. BERUSAHA KERAS

94 5 0
                                    

Liam segera membuka pintu kamar itu dan terlihat di sana Emily bersama dengan Rose yang saat ini tengah duduk di sebuah sofa panjang yang berada cukup jauh dari letak meja dan juga tempat tidur di mana Liam meletakkan ponselnya itu sejak tadi.

Ia menghela napas panjang. Ah, syukurlah bahwa ponsel itu masih berada pada keadaan semula. Ia memang sengaja menindih benda pipih itu dengan sebuah dompet hitam miliknya di atas sana.

"Apakah kalian sudah mencari semua barang untuk Snowy? Atau kalian ingin pergi untuk membelinya?" tanya Liam kemudian.

"Hei, kau dan juga Emily bahkan hendak pergi ke Minnesota besok pagi. Jadi, jangan buang-buang energi kalian. Aku di sini untuk membantu mempersiapkan semuanya, mungkin saja aku dan juga Glen bisa membeli beberapa barang yang akan kalian cari," ujar Rose kemudian, bahkan kali ini terlihat Snowy yang berada di atas pangkuannya itu.

Sambil berjalan mendekati meja di mana ponselnya berada saat ini lantas membuat Liam tersenyum penuh arti, "Ah, tentu saja tak masalah untukku, tapi tidak untuk Emily karena ia yang harus lebih banyak mendapatkan istirahat sampai waktu kelahirannya itu tiba."

"Hm, baiklah," gunam Rose kemudian dan setelah itu terlihat Liam yang mengambil kedua benda miliknya kali ini, ia bahkan melakukannya tanpa ada rasa curiga dari kedua belah pihak yang sampai saat ini tengah mengobrol itu.

"Oh ya, aku dan juga teman-temanku, akan mengadakan pesta lajang. Apakah kalian akan ikut? Glen juga akan ikut denganku, malam ini," tanya Liam kepada mereka berdua dan nampaknya keduanya masih mencoba untuk memikirkan jawabannya kali ini.

"Bukankah pesta lajang itu harus diadakan secara mewah, apalagi untukmu," ujar Rose kemudian.

"Sebenarnya pesta lajang ini untuk Emily, tapi tak masalah, aku dan teman-temanku dengan senang hati merayakannya sekaligus untukku juga," ujar Liam kemudian dan nampaknya Rose terlihat paham kali ini.

"Hm, mungkin kalian saja yang hadir kali ini karena lihatlah Emily, ia sedang hamil dan harus mendapatkan banyak waktu untuk beristirahat," ujar Rose kemudian namun nampaknya Emily cukup terkejut akan hal itu. Tentu saja ia ingin datang juga ke acara yang memang diadakan untuknya itu.

"Tapi-"

"Aku akan menjaga Emily sampai semuanya selesai, atau aku juga akan menginap di sini, ada banyak kamar, bukan?" potong Rose kemudian dan tentu saja Liam mengangguk setuju atas pernyataan itu.

"Kau benar sekali, tapi baiklah, aku titip Emily sebentar. Acara itu tak akan berlangsung lama, mungkin tiga jam saja, kami hanya akan mengobrol sebentar saja. Tapi lebih baik kau dan juga Glen menginap di rumahku ini semalaman," jawab Liam kemudian dan setelah itu ia pun pergi berlalu dari dalam kamar tersebut.

Setelah pintu tertutup, terlihat Emily yang menatap ke arah Rose dengan pandangan yang sangat terkejut sekali, "Kau ini, aku bahkan sangat ingin untuk ikut serta di dalam acara itu, apalagi kita akan bertemu dengan Gab dan juga yang lainnya di sana."

"Ish, kau ini. Apakah kau tak menginginkan satu hal yang bisa kita lakukan malam ini tanpa perlu merasa khawatir dengan mereka berdua?" bisik Rose kemudian dan nampaknya Emily terlihat bingung saat mendengarnya.

"Hm, memangnya apa?" tanyanya kali ini.

"Kita akan memeriksa ruang kerja Liam malam ini," jawab Rose kemudian dan nampaknya Emily merasa tertarik dengan hal ini.

Jadi, itulah alasan untuk Rose melarangnya ikut serta ke dalam pesta lajang itu?

***

"Hati-hatilah, ingat, jangan sampai malam," ujar Emily kemudian. Terlihat mobil Audi milik Liam yang telah pergi berlalu, tentu saja ia pergi bersama dengan Glen saat ini juga.

"Baiklah, tutup gerbang sekarang," ujar Emily kembali dengan remote khusus untuk menutup gerbang itu. Pintu gerbang pun tertutup dalam 5 detik saja. Sebenarnya benda itu bisa saja ditutup secara manual oleh mereka berdua atau pun oleh security yang berjaga di depan sana, hanya saja agar lebih mempersingkat waktu lebih baik menggunakan teknologi yang memang tersedia itu.

"Seharusnya kau mengatakan harus sampai malam saja kepada mereka berdua," ujar Rose seraya meletakkan Snowy di lantai, anjing kecil itu terlihat berjalan mengikuti mereka menuju ke arah dalam rumah saat ini.

"Hanya basa basi saja, tak masalah," ujar Emily kemudian dan entah mengapa Rose membawanya ke sebuah ruangan yang bahkan bukanlah ruang kerja milik Liam.

"Hei, kita salah masuk ke dalam ruangan, ini bukanlah ruangan milik Liam karena miliknya berada di atas sana," jelas Emily kemudian dan nampaknya Rose tersenyum penuh arti saat ini.

"Kau tahu, kita harus mengutamakan sesuatu sebelum mengobrak-abrik ruangan calon suamimu itu," ucap Rose kemudian seraya membuka ruangan tersebut.

Ah, ia paham sekarang, rupanya Rose hendak menonaktifkan semua cctv untuk sementara waktu. Terlihat jelas bahwa ia begitu cekatan sekali dalam melakukannya kali ini.

"Wow, dari mana kau mempelajari trik ini?" tanya Emily kemudian dan tentu saja dalam sekejap semua CCTV itu telah mati, namun hanya dalam 30 menit saja.

"Kau pasti melupakan siapa kekasihku saat ini," jawab Rose dengan bangganya tentu saja.

Ah, baiklah, tentu saja ia tak melupakan hal itu.

"Baiklah, untuk selanjutnya barulah kita pergi ke atas sana, lebih tepatnya ke dalam ruang kerja Liam," ujar Rose kemudian.

Tak berselang lama, setelah pergi menggunakan lift tersebut terlihat Rose yang langsung memasuki ruang kerja milik pria itu. Bahkan di sana terlihat begitu rapi sekali.

"Hm, kita harus mencari beberapa album atau pun yang lainnya, terutama benda yang tersembunyi," gumam Rose kemudian. Ah, cocok sekali jika wanita yang satu ini memerankan sebuah film action di luaran sana.

"Aku cukup mengetahuinya. Lihat ini," Emily memperlihatkan sebuah rak hitam yang menempel dengan dinding ruangan itu. Di sana terdapat banyak sekali album foto dan juga beberapa buku tebal lainnya yabg menurut Rose sama sekali tak pernah tersentuh.

"Aku akan mengecek bagian ini, dan kau bagian itu," jelas Rose kemudian dan tentu saja Emily mengangguk saat mendengarnya.

Keduanya mulai cekatan sekali untuk saat ini, bahkan Emily terlihat membuka selembar demi selembar album tersebut. Tapi sampai saat ini belum ditemukan sesuatu yang mencurigakan bagi mereka berdua.

Terlihat pula bahwa Rose yang membukanya secara perlahan. Kali ini ia telah membuka dua buah album yang tentu saja terdapat beberapa foto masa kecil Liam di sana. Ia juga melihat foto masa kecil Glen di sana, mungkin ia akan mengambilnya satu buah saja di akhir kegiatan ini.

Emily mengehela napas panjang. Rasanya cukup melelahkan sekali, padahal ia baru melakukan hal itu, "Aku cukup lelah, jadi mungkin aku akan melakukannya sambil duduk."

"Tak usah, Emily. Kau duduk saja dan biarkan aku yang melakukannya," ujar Rose sambil tetap menatap wajahnya ke arah album foto yang sampai saat ini tengah ia periksa itu. Sepertinya ia mulai mendapatkan beberapa hal yang sangat ingin ia cari tahu lebih dalam lagi.

Emily mengangguk dan setelah itu ia pun duduk di sebuah sofa mewah, diikuti oleh Snowy di sana.

Rose mengernyit saat ia menatap sebuah foto di sana, "Bukankah ini Liam dan juga Glen di sebelahnya? Tapi siapa wanita muda disampingnya itu?"

Tanpa berpikir panjang lagi, ia pun segera memotretnya dengan ponsel pribadinya itu.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang