14. RAHASIA YANG TERBONGKAR

14.6K 518 0
                                    

Emily mulai menatap ke arah langit-langit di dalam kamarnya. Tentu saja ia mencoba untuk mengingat semua kejadian yang beberapa saat lalu dirasakan olehnya.

"Ah, di dapur," gumam Emily seorang diri. Ia pun bangkit berdiri dan mencoba untuk mengumpulkan semua nyawanya itu sejenak.

Pandangannya tertuju kepada ponselnya yang saat ini telah menunjukkan pukul 6 pagi. Cukup pagi untuk dirinya, apalagi setelah ia mendapatkan malam yang panas di dapur dengan Liam.

Emily menghela napas panjang. Bisa-bisanya ia tak bisa menolaknya setelah benda pusaka milik Liam telah memasuki miliknya itu. Bahkan setelah mencoba untuk menolaknya, rasanya percuma saja karena Liam begitu kuat sekali.

Setelah bangkit berdiri dan membasuh wajahnya, ia pun berjalan menyusuri lift, tentu saja untuk sarapan. Rasanya lapar sekali setelah ia mendapatkan kejadian di malam itu.

Terlihat di sana Rose yang baru saja menyelesaikan kegiatan berolahraganya, bisa di lihat dari penampilannya itu.

"Ah, seharian kita tak berjumpa, bagaimana dengan tidurmu?" tanya Rose kepadanya dan terlihat wanita itu yang menghela napas panjang. Tentu saja semuanya tidak baik-baik saja, apalagi sebelum ia beranjak untuk tidur di malam itu.

"Ehm, semuanya nyenyak, bagaimana denganmu?" tanya Emily, bersamaan dengan kehadiran Liam di antara mereka berdua. Ah, ini dia pembuat ulahnya.

"Semuanya nyenyak, tapi setelah ini aku akan pergi untuk berbelanja, bagaimana denganmu? Apakah kau mau ikut serta denganku?" tanya Rose sambil duduk di tempatnya semula.

Emily memilih berjauhan dengan Liam dan juga Rose, itu lebih baik dari pada ia harus berdekatan dengan Liam terutama, "Ehm, mungkin aku akan menyusulimu saja, rasanya aku masih mengantuk dan cukup lelah untuk hari ini."

Terlihat Liam yang menatap ke arahnya sambil tersenyum. Sial, bisa-bisanya ia tersenyum setelah Emily mengatakan hal itu tadi.

"Hm, sayang sekali jika kau menyusul karena aku tak memiliki teman bicara saat berada di dalam perjalanan nantinya, tapi tak masalah," ujar Rose dan setelah itu mereka semua menikmati sarapan masing-masing.

Berselang beberapa menit setelah sarapan usai, Liam pun bangkit berdiri dan berpamitan dengan Rose. Bahkan dari lagaknya pun seperti tak terjadi apa-apa di antara dirinya dan juga Liam.

"Hati-hati and have a nice day, sayang," ucap Rose setelahnya.

Setelah Liam pergi berlalu, Rose terlihat memutar kedua matanya, ia seperti terlihat malas sekali.

"Emily, ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu, kebetulan sekali kita bisa berkumpul bersama-sama seperti ini," ujar Rose tiba-tiba seraya mendekati Emily.

Hal itu tentunya membuat Emily merasa tak enak. Apakah Rose sudah mengetahui semuanya? Atau justru ia melihat kejadian semalam yang bahkan sama sekali tak di inginkan oleh siapa pun, termasuk dengan Emily.

"Tentu, tentang apa itu?" tanya Emily seraya berdegup kencang. Jika memang Rose telah mengetahui mengenai kejadian panas dirinya dengan Liam atau pun mengenai pekerjaan rahasianya selama dua tahun belakangan ini, maka ia hanya bisa berpasrah saja. Baiklah, Emily telah siap dengan konsekuensinya.

"Ini mengenai.. Liam," ujar Rose kemudian, bahkan pandangannya sangat serius sekali.

"L-liam? Ada apa memangnya?" tanya Emily secara perlahan.

"Baiklah, jujur saja, aku tak menyukainya," ujar Rose seketika seraya kembali duduk.

Emily terdiam sejenak, ia lalu menatap ke arah saudaranya itu dengan pandangan yang begitu terkejut sekali, "Ada apa, Rose?"

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang