63. DADAKAN

435 22 0
                                    

Ting!

Emily menatap ke arah pintu kamarnya dan mendapati suara bel yang berbunyi. Apakah itu adalah seseorang yang akan mengantarkan tas miliknya?

Tanpa menunggu lama lagi, ia pun segera membuka pintu tersebut dan setelahnya melihat sosok Rose di sana. Tentu saja dengan tas miliknya. Ah, kenapa bisa berada di tangan wanita ini?

"Tasmu berada di dalam kamarku, jadi aku membawakannya ke sini," ujar Rose kemudian dan terlihat Emily yang mengambilnya. Rasanya sungkan sekali untuk bertanya kenapa tas miliknya itu bisa tidak berada di dalam kamarnya?

"Terima kasih, aku bahkan cukup bingung saat mencari keberadaan tas ini," ujar Emily kemudian dan telihat Rose yang terkekeh saat mendengarnya.

"Biasalah, pasti mereka salah membawanya. Baiklah, kalau begitu sampai bertemu sore nanti. Kita akan berjemur di bawah sana," ujar Rose dan setelah itu pergi berlalu dari harapannya.

Emily terlihat menatap ke arah lua kamarnya itu. Terlihat nampak sepi tentu saja.

"Mungkin lebih baik aku beristirahat sejenak sebelum berjemur sore nanti," gumam Emily. Badannya juga cukup pegal untuk hari ini. Jadi, ia akan melanjutkan kegiatannya dengan tidur siang sejenak.

Namun, sebelum itu, Emily terlihat membuka isi tas berwarna pink itu kali ini. Ia akan mengganti pakaiannya sejenak karena rasanya gerah sekali jika terus-terusan menggunakan pakaian yang sampai saat ini ia kenakan.

Saat membuka tas tersebut, Emily mengernyit ketika ia melihat pakaian yang bahkan jelas-jelas-jelas bukanlah miliknya.

"Sepertinya Rose sempat membukanya dan setelah itu ia melupakan pakaiannya di sini. Baiklah, aku akan mengembalikannya nanti ketika kita semua hendak berjemur," gumam Emily kemudian dan setelah itu memilih pakaiannya terlebih dahulu sebelum pergi untuk mengganti pakaiannya dan beristirahat.

***

Emily terbangun lebih awal karena alarm yang berbunyi itu. Ya, ia memang sengaja mengatur waktu untuk beristirahatnya kali ini agar tak terlalu lewat. Ia bahkan hanya tertidur selama satu jam saja.

Setelah mengumpulkan semua nyawanya terlebih dahulu, Emily pun beranjak dari posisinya kali ini dan hendak mengganti pakaiannya dengan set bikini yang kemarin telah ia beli. Beruntung sekali bahwa ia telah mencuci semuanya. Untung juga bahwa semuanya kering secara bersamaan.

"Ah, aku harus mengembalikan pakaian milik Rose setelah ini, mungkin saja ia akan memerlukannya sebelum kita pergi untuk berjemur," gumam Emily kemudian.

Tak perlu waktu lama untuk mempersiapkan dirinya, ia pun telah siap dan segera pergi menuju ke arah kamar Rose di mana ia sempat melihat wanita itu memasuki kamar yang berada di sebelahnya saat ini.

Saat hendak memencet tombol bel yang tersedia di samping pintu, rasanya Emily hendak mengurungkan niatnya karena melihat bahwa pintu kamar Rose telah terbuka cukup lebar. Mungkin wanita itu sudah siap dengan dirinya jadi tak ada salahnya jika Emily masuk ke dalam kamar wanita itu.

"Apakah katamu? Tapi bagaimana dengan semua hal yang sudah-"

Emily terkejut saat melihat Rose yang tengah berbicara dengan Liam dengan posisi berdiri kali ini. Suasana juga terlihat begitu tegang sekali. Emily yang mendengar sepotong pembicaraan itu lantas segera memundurkan langkahnya secara perlahan. Namun sayang sekali karena Rose dan juga Liam yang tengah berdiri berhadapan itu telah melihat kehadirannya di sana. Ah, ia kalah cepat rupanya.

"Emily, tunggu," ujar Rose kemudian dan setelah itu pergi berlalu untuk menyusuli Emily yang saat ini telah berada di dekat pintu kamar Rose.

"Ada apa?" tanya Rose tanpa berbasa-basi dan terlihat Emily yang memberikannya pakaian tersebut. Rose tersenyum dan mengambilnya sebelum ia pergi berlalu tanpa mengatakan apa pun dengan Emily. Bahkan ia tak memandang wanita itu untuk sementara waktu sejak tadi.

Merasa ada yang aneh lantas membuat Emily mencoba mendengarkannya melalui luar kamar tersebut. Namun sayang sekali jika rupanya ia tak bisa mendengar apa pun dari luar sana.

Terdapat sebuah lubang yang bisa melihat keadaan di dalam sana, dengan cepat Emily pun segera melihat keadaan di dalam sana dan tentu saja mereka masih pada posisi yang sama saat Emily memasuki kamar Rose. Bahkan saat ini mereka terlihat tengah beradu argumen. Tapi, kenapa? Soal apa? Bahkan liburan kali ini di adakan dan di rencanakan langsung oleh mereka berdua.

Merasa tak enak lantas membuat Emily berjalan kembali untuk memasuki kamarnya itu sejenak. Masih ada satu jam kedepan untuk menunggu semuanya mereda. Atau yang paling buruknya adalah mereka membatalkan rencana untuk berjemur hari ini.

Emily lalu duduk membelakangi pintu kamarnya itu. Ia juga terlihat menatap ke arah jendela kamarnya kali ini sambil duduk di tepi tempat tidurnya itu.

"Apakah mereka seperti itu karena hubunganku di antara Liam sudah terbongkar? Jadi, Rose sengaja mengadakan liburan ini?" gumam Emily seorang diri. Tapi, jika di pikir-pikir, untuk apa wanita itu melakukan liburan kali ini dan mengajak Emily tapi berujung dengan beradu argumen dengan suaminya saat ini?

Bahkan ia juga tak mengetahui sejak kapan mereka seperti itu. Padahal jika di lihat dengan jelas, Rose telah siap dengan dirinya. Ia telah menggunakan bikini nya itu juga beserta dengan kain pantai yang di lilitkan di pinggangnya, sama seperti yang dilakukan oleh Emily untuk saat ini.

"Ada apa?"

Emily merasa terkejut sekali saat mengetahui keberadaan Liam yang datang secara tiba-tiba sekali di dalam kamarnya itu. Tentu saja hal tersebut lantas membuat Emily membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Liam dengan tatapan yang masih terkejut sekali.

"Kenapa kau seperti melihat hantu saja saat menatapku?" tanya Liam yant terlihat bingung sekali tentu saja.

"Kau bahkan tak memberitahukan kedatanganmu sejenak sebelumnya. Ngomong-ngomong, ada apa?" tanya Emily refleks.

"Aku bertanya lebih dulu denganmu, Emily. Ada apa? Apakah kau sedang memikirkan sesuatu?" tanya Liam kembali dan terlihat Emily yang menatapnya sejenak.

"Tentu saja aku sedang merasa bingung dengan kalian berdua yang tadinya sempat beradu argumen di harapanku," gumam Emily di dalam hatinya dan tentu saja Liam terlihat mencoba untuk membaca pikirannya saat ini.

"Tapi ngomong-ngomong kau seksi sekali," ujar Liam seketika dan tentu saja Emily merasa bahwa rona merah di kedua pipinya kali ini sudah terlihat jelas sekali.

"Sudahlah, Liam. Lebih baik kau pergi dari sini, bagaimana jika Rose mengetahuinya?" ujar Emily kemudian. Ia hanya takut jika nanti nya Rose akan memasuki kamarnya begitu saja.

"Ia tak mungkin mengetahuinya," jawab Liam kemudian dan tentu saja hal tersebut membuat Emily bangkit untuk berdiri walaupun saat ini posisinya cukup sensitif sekali. Liam bisa saja menangkapnya dari segala sisi.

Dan benar saja, Liam menarik tangan Emily dan membuat wanita itu hampir saja terjatuh. Beruntung bahwa Liam telah memeluknya dari arah belakang dan membuat Emily seketika menahan napasnya di saat itu juga.

"Bernapaslah seperti biasa. Atau aku bisa memberikanmu napas buatan sampai malam nanti," bisik Liam dan tentu saja rasanya begitu merinding sekali ketika pria yang satu ini membisikkan sesuatu di arah kuping nya itu.

"Liam, lebih baik kau segera pergi dari dalam kamarku ini," pekik Emily untuk yang kesekian kalinya kepada Liam.

Saat hendak menjawab hal tersebut seketika itu juga Liam mencium bibirnya dengan lembut dan membuat wanita itu membulatkan kedua matanya. Sial, ia bisa-bisanya mengambil kesempatan di saat seperti ini.

"Jangan nakal, pakaianmu terlalu terbuka. Aku akan tetap mengawasimu dari segala posisi di pantai itu," ujar Liam dan setelah itu mencium gemas ke arah Emily sebelum ia memutuskan untuk pergi berlalu dari dalam kamar wanita itu.

Emily tentu saja berjalan di belakang pria itu karena ia akan mencari Rose ke dalam kamarnya. Jika tidak maka ia akan terlambat untuk pergi berjemur kali ini.

Namun, seketika itu juga pandangannya dikejutkan oleh kehadiran Rose yang hendak memencet tombol bel pada pintunya itu.

"Oh, kau dan Liam rupanya berada di dalam kamarmu. Tapi, ada apa?" tanya Rose seketika.

Saat mendengar hal tersebut justru membuat Emily merasa panik sekali. Sial, kenapa Rose datang secara dadakan juga?

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang