40. MIMPI BURUK

5.4K 283 6
                                    

Hari ini Emily dan juga Liam akan pergi menuju ke rumah keluarga Orlando. Undangan makan siang itu di berikan untuk mereka semua, termasuk Rose. Tapi karena mereka berdua sempat bermalaman di penthouse milik Liam kemarin, hal itu tentu saja membuat mereka berdua pergi secara bersamaan.

"Apakah ini tak akan membuat orang tuaku merasa curiga terhadap hubungan kita? Apalagi tak ada Rose di antara kita saat hendak pergi ke sana," gumam Emily dan tentu saja Liam tersenyum saat mendengarnya.

"Semuanya aman. Kau tak perlu memikirkan sampai sejauh ini. Lagi pula apa yang mereka ketahui sampai bisa menebak sejauh itu?" gumam Liam kemudian dan tentu saja hal tersebut membuat Emily masih belum yakin dengan keadaan yang akan terjadi sebenarnya. Orang tuanya terkadang memang terlalu rumit sekali saat hendak melakukan sesuatu hal untuk anak-anaknya, terutama sesuatu hal untuk Emily.

Liam menatap wanita cantik itu, bahkan Emily masih termenung memikirkan keadaan selanjutnya padahal Liam sudah mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja, "Apa yang kau pikirkan lagi? Tenangkan dirimu, sayang. Lagi pula ada aku di sampingmu."

Emily menatapnya dan tersenyum. Ya, Liam memang benar, tapi entah mengapa saat ini ia memikirkan banyak hal mengenai hubungannya dengan Liam dan juga masa lalunya yang begitu rumit sekali.

Ahhh, rasanya ia memerlukan sosok Rafael kali ini. Hanya dengan pria itu saja ia bisa berbicara banyak hal.

Liam yang merasa gemas pun seketika menatap ke arah Emily kembali sebelum mereka akan berangkat menuju ke rumah keluarga Orlando, "Baiklah, bagaimana jika kita mampir untuk membeli sesuatu yang kau inginkan saat ini?"

Emily tersenyum simpul dan menggeleng, "Tidak. Aku sedang tak menginginkan makanan apa pun kali ini."

"Bagaimana selain dengan makanan? Apakah kau menginginkan sesuatu? Katakan saja, sayang. Aku pasti akan memenuhi keinginanmu itu, apa pun," ujar Liam dan seketika itu juga Emily terdiam sejenak. Bagaimana jika ia di pertemukan oleh Rafael untuk beberapa jam saja? Rasanya ingin mengobrol banyak hal dengan pria itu. Apa lagi mereka terkadang selalu bertukar cerita terhadap satu sama lain.

"Aku seketika menginginkan seauatu, bolehkan aku memintanya? Kau mengatakan jika aku bisa meminta apa pun itu, dan kau pasti akan memenuhinya," gumam Emily dan terlihat Liam yang tersenyum. Ia mengangguk setelahnya.

"Katakan saja. Apa yang kau inginkan itu, sayang?" tanya Liam kemudian dan tentu saja Emily tersenyum saat mendengarnya. Baiklah, sepertinya ini adalah lampu hijau baginya.

"Aku ingin bertemu dengan Rafael. Mungkin hanya untuk beberapa jam saja tak masalah. Kami selalu bertukar cerita sejak dulu. Jadi.. kau pasti paham apa yang kumaksudkan itu," jawab Emily kemudian. Ah, semoga saja pria ini memberikan izin untuk itu, walaupun padahal seharusnya ia tak perlu meminta izin dengan Liam. Ia bahkan bisa saja bertemu dengan Rafael kapan pun itu asalkan pria itu tak memiliki kesibukan terhadap pekerjaannya.

"Tentu saja. Aku akan mengatur semuanya dan juga memilihkan tempat yang aman untuk kalian. Serahkan kepadaku," jawab Liam dan setelah itu mempersiapkan dirinya untuk menyetir.

Emily cukup terkejut mendengarnya. Tapi, kenapa Liam baik sekali? Biasanya ia akan melarang Emily untuk bertemu dengan pria lain, begitu katanya.

Di dalam hati Liam, tentu saja ia begitu senang. Pada akhirnya Rafael bisa memiliki pekerjaan sampingan kali ini, yaitu untuk mengorek informasi dari Emily. Karena ia tahu bahwa dirinya tak bisa memaksakan Emily begitu saja untuk menceritakan banyak hal kepadanya. Sesuai dengan kesepakatan yang telah Liam dan juga Rafael lakukan saat berada di kantornya itu lantas membuat Liam kembali tersenyum.

"Aku harus mempertemukan mereka berdua secepatnya," gumam Liam seorang diri.

***

"Kami membatalkan semua perjodohan itu," ujar Michael saat mereka tengah menyantap makan siang masing-masing.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang