42. TERIMA KASIH, RAFAEL

6.1K 269 5
                                    

Liam tengah menatap ponselnya itu. Sesuatu hal yang di inginkan oleh Emily cenderung membuatnya sedikit memikirkan semua pertimbangannya. Ya, tentu saja ia harus menepati semua janjinya itu sesuai dengan yang di katakan sebelumnya.

"Hanya makan malam saja, Liam. Tak masalah. Lagi pula kau bisa membuat sebuah acara makan malam di penthouse ini saja. Itu lebih aman dan memudahkanku untuk melihat beberapa kali pertemuan di antara mereka," gumam Liam seorang diri.

Jadi, apakah ia harus memenuhi semua permintaan Emily itu?

Atau justru berkata bohong kepada Emily bahwa Rafael tak bisa hadir malam ini karena banyaknya pekerjaan yang ia terima di kantornya itu.

"Tapi bagaimana jika Emily yang menuduhkan karena melakukannya terhadap Rafael?" gumam Liam seorang diri. Ah, ia rasa tak perlu untuk melakukan itu.

Liam menyerah. Sudah dua jam lamanya ia berpikiran seperti itu. Bagaimana pun jawabannya, yang terpenting adalah ia harus memenuhi semua keinginan dari Emily untuk saat ini.

"Baiklah baiklah, hanya makan malam saja, tenangkan dirimu, Liam," gumam pria itu dan setelahnya ia pun menghubungi Rafael di seberang sana. Ia berharap semoga pria ini menerima panggilannya.

"Ya, halo?"

"Halo, Rafael. Senang bisa berbicara denganmu kembali."

"Aku pun, jadi, apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan?"

"Kau bisa makan malam bersama dengan Emily hari ini."

Tak ada sahutan selama beberapa saat di seberang sana. Terlihat Liam yang menatap layar ponselnya itu sejenak. Rupanya masih dalam keadaan tersambung kepada panggilan dari keduanya.

"Halo, apakah kau masih di sana?"

"Y-ya, aku masih di sini. Tapi.. kenapa-"

"Semua ini adalah keinginan dari Emily. Aku sudah berjanji untuk memenuhinya, apa pun itu. Jadi, mau tak mau kau harus datang."

"Baiklah, pukul berapa dan di mana untuk malam ini?"

"Di penthouse saja. Aku akan mengirimkan alamat lengkapnya setelah ini."

"Oh, baiklah."

"Tapi, bukan berarti aku membebaskan dirimu bersama dengan Emily kali ini. Kau paham maksudku, bukan?"

"Aku memahaminya. Jadi, ada lagi yang harus kulakukan?"

"Seperti kesepakatan kita sebelumnya, Emily hanya merasa nyaman saat bercerita bersama denganmu. Jadi, aku harap kau menjadi pendengar yang baik untuknya. Setelah itu, kita harus bertemu di dekat rumahmu untuk mendengarkan semua hal yang sudah di bicarakan oleh Emily kepadamu selama beberapa jam makan malam itu."

"Baiklah. Katakan saja di mana tempat kita harus bertemu nantinya."

"Tentu. Aku sudah mengatur semuanya dan setelah ini aku akan mengirimkan semua alamat lengkap itu kepadamu. Jangan sampai kau melupakan janji ini, Rafael. Emily sangat antusias sekali untuk bertemu denganmu. Aku juga sama sepertinya, begitu antusias untuk bertemu denganmu setelah acara makan malam itu dan mendengarkan semua hal mengenai Emily."

Baiklah, rupanya pertemuannya dengan Emily kali ini hanya di dasarkan dari keinginan Liam saja. Tak masalah.

"Oh ya, satu lagi, aku tak akan memasang CCTV atau sejenisnya saat kalian sedang menikmati makan malam itu nantinya. Aku mempercayaimu."

"Terima kasih karena telah mempercayaiku."

***

Rafael benar-benar memikirkan semuanya. Setelah selesai dengan acara makan malam itu, ia tentu saja tak langsung kembali pulang. Ya, tentu saja sesuai dengan perjanjiannya terhadap Liam beberapa saat yang lalu.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang