154. SEBUAH MOBIL MISTERIUS

112 7 0
                                    

Makan malam kali ini berlangsung sangat menggembirakan bagi Emily. Hal tersebut karena malam itu Rose dan juga Glen turut serta dalam kegiatan malam ini. Terlihat pula Liam yang begitu ceria dari pada biasanya.

"Apakah kau yakin jika kami tak perlu mengantarkan Emily? Mungkin ia memerlukan teman untuk mengobrol," tanya Rose yang saat ini telah menyelesaikan makan malamnya itu.

Emily dan juga Liam terlihat mengangguk. Terlihat pula Liam yang saat ini tengah melanjutkan obrolan mereka hingga semuanya usai dengan makan malam kali ini.

"Baiklah, kami harus pamit undur diri dulu, besok aku akan tetap pergi ke sini. Mungkin kami akan mengantarkan Emily untuk mengontrol kandungannya juga," ujar Rose kemudian. Terlihat Glen yang mengangguk setuju atas hal itu.

"Sudah kukatakan, aku telah mengambil cutiku jadi kalian tak perlu ambil pusing untuk besok, aku akan mengantarkan Emily," ujar Liam kemudian dan tentu saja Rose memutar kedua matanya. Bagaimana pun juga ia tetap kukuh akan pendapatnya itu. Alhasil Emily pun menyetujuinya, begitu pula dengan Rose.

Setelah itu, Rose dan juga Glen segera bergegas untuk masuk ke dalam mobil milik Liam yang tentu saja telah di serahkan sepenuhnya untuk Glen.

"Kita harus pergi pagi-pagi sekali besok. Bagaimana pun juga aku akan datang lebih awal sebelum Liam menculik adikku," gumam Rose kepada Glen yang saat ini telah berada di dalam mobil itu.

"Tentu saja. Kita harus pergi pukul 6 atau 5, bagaimana?" tawar Glen dan tentu saja Rose yang mendengarnya begitu terkejut sekali.

"Kau ini gila. Tentu saja tidak akan sepagi itu, apa lagi mereka akan pergi di saat pukul 10, masih ada waktu untuk kita beristirahat dan-"

Rose seketika memberhentikan ucapannya itu, entah mengapa ia melihat sebuah mobil yang saat ini tengah berada cukup dekat dengan rumah milik Liam. Ia juga begitu merasa tak asing dengan mobil itu.

Glen yang hendak menyetir mobil itu seketika terdiam sejenak dan setelahnya menatap ke arah Rose, "Ada apa?"

Rose menunjuk ke arah depan mereka kali ini, beruntung sekali jika kaca mobil itu berwarna gelap, "Lihatlah, aku sepertinya mengenal mobil itu."

Glen menatap ke arah yang saat ini tengah dituju oleh Rose. Tentu saja ia juga merasa tak asing dengan mobil yang sejak tadi hanya berdiam saja di seberang sana.

"Itu seperti mobil milik Ayahmu," gumam Glen kemudian dan tentu saja Rose menatapnya seketika.

"Rupanya kau memikirkan hal yang sama denganku. Tapi, untuk apa Ayah berada di sekitar sini? Karena yang aku tahu, tak ada yang mengetahui keberadaan rumah milik Liam ini. Hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya," gumam Rose kemudian. Entah mengapa perasaannya tiba-tiba saja merasa aneh sekali.

"Tenanglah, mungkin saja itu adalah mobil milik orang lain yang kebetulan terlihat begitu sama persis dengan mobil milik Ayahmu, mungkin saja ia tengah memakirkannya di sana, bukan?" ujar Glen kemudian dan tentu saja Rose yang mendengarnya terlihat menghela napas panjang.

"Aku bahkan sama sekali tak yakin. Tapi, jika pun itu adalah Ayahku, untuk apa ia datang ke sini? Apa lagi ini sudah hampir pukul 8 malam," guman Rose kembali dan tentu saja ia memutuskan untuk memberitahukan hal ini kepada Emily dengan mengirimkan sebuah pesan singkat kepada wanita itu.

"Jangan berpikiran aneh-aneh, aku bisa melacaknya sampai kita berada si apartemen nanti. Kalau begitu mari kita kembali pulang dan memantau semuanya dari sana," ujar Glen kemudian dan mau tak mau Rose pun mengangguk.

Mereka lalu pergi dari pekarangan rumah Liam dengan perasaan yang cukup membingungkan.

***

Rose masih terlihat memikirkan mobil yang mereka lihat sebelum pergi meninggalkan rumah Liam yang begitu megah itu.

Glen yang baru saja selesai menyeduh dua cangkir cokelat hangat itu pun hanya bisa tersenyum saja ke arahnya dan setelah itu berjalan menghampiri Rose, "Apakah kau masih memikirkan mobil itu? Ia sudah tak terlihat lagi di tempatnya. Sudah aku katakan bahwa ia pasti hanya menumpang beristirahat saja, atau kemungkinan sedang mencari alamat rumah seseorang. Tapi begitu pas sekali karena model dan warna mobil itu begitu mirip sekali dengan Ayahmu."

Rose menatapnya sejenak sebelum ia mulai menjawabnya kali ini, "Hm, entahlah, tapi sepertinya pikiranku terus saja mengarah ke arah sana. Apa yang ia cari sampai berhenti di sana?"

"Tenangkan dirimu, sayang. Aku sudah menyeduhkan cokelat hangat untukmu. Minumlah, setelah itu aku akan melihatnya kembali," terlihat Glen yang memberikan secangkir cokelat hangat itu kepada Rose dan tentu saja ia menerimanya.

"Terima kasih, kau selalu tahu sekali apa yang aku perlukan di saat seperti ini," ujar Rose kemudian dan tentu saja mereka mengobrol hingga melupakan waktu malam itu.

Rose tertawa dan terlihat menatap lekat ke arah Glen saat itu juga. Ah, tak terasa sekali waktu telah berlalu, apa lagi mereka telah menghabiskan waktu berdua selama kurang lebih 4 jam lamanya. Tak terasa sama sekali tentu saja.

"Kau harus tidur lebih awal, ini sudah hampir pukul dua belas malam dan kau masih saja di sini," ujar Glen kemudian yang hendak bangkit berdiri untuk membersihkan kedua cangkir yang telah mereka gunakan itu.

Terlihat Rose yang tersenyum penuh arti saat mendengarnya, "Tapi, bagaimana jika kita genapkan saja sampai enam jam lamanya? Dan biarkan gelas-gelas itu berada di sana. Kita bisa membersihkannya besok, atau aku yang akan melakukannya. Serahkan kepadaku."

Glen terlihat terdiam sejenak saat mendengar hal itu. Entah mengapa ia justru tersenyum saat melihat Rose yang kali ini tengah bergelut manja di lengan kanannya itu, "Tumben sekali, ada apa? Apakah serial favortimu akan tayang sebentar lagi? Atau kau ingin menyantap makanan manis sebelum tidur?"

Rose tahu bahwa Glen memang telah mengetahui semua kesukaan dan juga ritualnya sebelum tidur, hanya saja semua yang telah ia jelaskan tadi tentu saja tak ada yang benar satu pun, "Tidak, kau salah. Tak ada yang benar semuanya."

Glen menaikkan sebelah alisnya, "Lalu? Katakanlah, mungkin aku bisa membelinya sekarang juga jika kau menginginkan sesuatu, apalagi sekarang masih menunjukkan pukul-"

"Aku menginginkanmu, bagaimana? Apakah kau bisa memenuhinya sekarang juga?" tanya Rose yang telah memotong pembicaraannya saat ini dan tentu saja Glen terdiam sejenak saat ia mendengarkan tawaran dan godaan nakal itu dari Rose.

"Kenapa tidak? Apa pun untukmu, kemarilah, sayang," jawab Glen dan setelah itu ia pun mulai memangku Rose untuk duduk di atas pangkuannya saat ini. Ia juga mulai mencium lembut bagian bibir dan juga leher Rose dengan perlahan. Tentu saja hal itu adalah kegiatan dan sentuhan yang sangat Rose sukai.

"Aku ingin melakukannya di sini, sekarang juga," ujar Rose yang tengah berusaha untuk membuka pakaiannya itu.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang