152. RENCANA GILA YANG BERHASIL

173 5 0
                                    

Liam yang berjalan mendekati Emily saat ini lantas tersenyum kepada wanita itu, "Kenapa kau berada di sini? Apakah kau sedang mencari sesuatu? Memerlukan sesuatu?"

"Tidak ada, hanya mengambil segelas air putih dan setelah itu aku mendengar panggilanmu," ujar Emily kemudian dan terlihat Liam yang tersenyum kepadanya.

"Baiklah, ayo kita makan siang. Ada beberapa makanan yang akan kita santap kali ini, kau juga telah memiliki makan siang khusus, menunya juga baru," ujar Liam yang saat ini tengah mengajak Emily ke ruang makan, di sana juga telah terdapat kehadiran Rose yang begitu senang sekali karena melihatnya.

"Ah, kau rupanya. Kapan kau tiba?" tanya Emily dan terlihat Rose yang membantu Emily untuk duduk di sebelah wanita itu.

"Tidak lama, baru saja. Apakah keadaanmu baik-baik saja sejauh ini?" tanya Rose yang memastikan, terlihat Emily yang mengangguk.

Liam tengah memastikan jika semua perlengkapan dan juga kebutuhan makan siang Emily telah terpenuhi. Mungkin saja ia bisa mengambil kekurangannya sebelum Emily mulai untuk menyantap semua itu.

"Ada beberapa hal yang kurang di sini, tunggu sebentar, aku akan segera kembali untuk mengambilnya," ujar Liam dan setelah itu pergi berlalu.

Tentu saja Rose segera menghela napas panjang dan menceritakan semuanya dari awal. Emily mengangguk kemudian, "Aku sudah mendengarnya. Tenang saja, saat ini aku memiliki sebuah rencana untuk itu."

"Maafkan aku, Emily. Sebenarnya aku dan Gab sudah berusaha semaksimal mungkin saat kau di rumah sakit kemarin. Tapi, Liam memilih untuk tetap membawamu ke rumah sakit. Padahal Gab sudah ingin untuk memeriksamu di rumah itu, tapi ia tak menginginkan hal tersebut," ujar Rose kemudian dan tentu saja Emily tersenyum saat mendengarnya. Tentu saja tak ada yang salah di sini.

"Tenanglah, tak usah meminta maaf karena kau dan juga semua orang yang telah membantuku di sini tak salah sedikit pun. Justru aku yang seharusnya berterima kasih karena kalian semua telah menolong nyawaku," ujar Emily kemudian. Terlihat Rose yang mulai untuk menyenderkan tubuhnya saat ini.

"Lalu, bagaimana dengan Liam yang akan bertemu dengan Ayah nantinya? Aku pikir kita belum mempersiapkan apa pun untuk menjawab pertanyaannya yang pasti akan datang begitu banyak sekali," gumam Rose setelahnya. Tentu saja ia juga nampak terlihat bingung sekali saat ini.

"Tenang saja, aku memiliki sebuah rencana yang akan membuat Liam membatalkan semua pertemuannya hari ini dengan Ayah. Tapi, aku tak pasti jika untuk keesokan harinya atau hari-hari selanjutnya. Semoga saja Ayah selalu sibuk dengan semua pekerjaan miliknya itu," gumam Emily kemudian.

"Memangnya apa saja rencanamu itu? Apakah kau sudah-"

Pertanyaan Rose telah terpotong begitu saja karena rupanya kehadiran Liam membuat mereka semua menjadi terdiam seketika. Rupanya pria itu telah mengganti gelas yang akan digunakan oleh Emily siang ini. Terlihat berdebu tentu saja, selain itu ia juga mengambil sebuah sendok yang lainnya.

"Baiklah, sudah siap. Ayo kita makan," ujar Liam kemudian yang saat ini hendak duduk. Emily terlihat mengatur napasnya agar lebih stabil lagi. Namun tentu saja rasanya berdegup sekali untuk kali ini.

Selama makan siang itu berlangsung, Emily terlihat memutuskan untuk mengatur rencana aneh miliknya itu sekarang juga. Ia lalu melirik ke arah Liam yang saat ini tengah fokus dengan makan siangnya itu.

Dengan sengaja, Emily mulai menjatuhkan sendok miliknya dan membuat Rose sekaligus dengan Liam menatap ke arahnya sejenak.

"Ehm, maafkan aku," ujar Emily yang hendak mengambilnya namun ia sangat tahu sekali bahwa Liam tak akan membiarkan dirinya untuk mengambil sendok itu.

"Jangan, biar aku saja. Tak baik jika kau terlalu banyak menunduk," ujar Liam yang saat ini mulai mengambil sendok yang terjatuh di bawah meja makan marmer itu.

Emily pun segera melakukan hal gila selanjutnya. Kali ini ia memaksakan jarinya masuk ke dalam bagian kerongkongannya itu dan seketika itu juga ia merasa mual yang hebat. Apalagi di tambah dengan pikiran anehnya mengenai makanan yang sangat ia benci. Tentu saja semakin membantunya untuk merasakan mual itu.

Terlihat Rose yang nampaknya begitu terkejut sekali dengan apa yang ia lihat dan dengar. Seketika ia menahan tawanya sekeras mungkin dan mencoba untuk bersikap panik saat ini.

"Liam, bantulah Emily untuk segera beristirahat. Cepatlah," ujar Rose kemudian dan tentu saja Liam yang mengetahuinya bahwa Emily merasakan mual yang tiba-tiba sekali itu seketika membawanya menuju ke dalam kamar.

"Aku akan memanggilkan dokter setelah ini," ujar Liam yang tengah menggendong tubuh Emily menuju ke dalam lift untuk membawanya ke dalam kamar wanita itu.

***

Setelah sang dokter melakukan pengecekan singkat di dalam kamarnya itu, terlihat Emily yang memaksakan diri untuk tetap terlihat sangat tak berdaya di atas tempat tidur itu. Sang dokter panggilan Liam pun nampaknya tersenyum karena memang tak ada apa pun pada dirinya. Ah, semoga saja ada satu gejala yang mengharuskan Emily untuk beristirahat dan membuat Liam menjadi berpikir dua kali atau bahkan sekian kalinya untuk pergi menemui Ayahnya itu.

"Emily hanya perlu beristirahat saja. Tak ada hal-hal lain yang perlu di khawatirkan, hanya saja Emily tak boleh banyak memikirkan sesuatu," ujar sang dokter kemudian dan tentu saja terlihat Liam yang menghela napas panjang karena mendengarkan penjelasan dari sang dokter saat ini.

"Apakah mual yang datang tadi tak ada kaitannya sama sekali, Dok? Lalu, apakah ada pantangan makanan yang harus di hindarkan oleh Emily?" tanya Liam kembali dan tentu saja sang dokter menatap ke arah Liam untuk kali ini.

"Tidak ada. Semuanya sehat, hanya saja jangan menyantap makanan pedas. Berikan saja Emily makanan sehat khusus untuk Ibu hamil, semuanya akan baik-baik saja jika secara rutin diterapkan," jawab sang dokter setelahnya dan tentu saja Liam menatap ke arah Emily saat ini, seperti tengah memberitahukan sesuatu bahwa Emily memang tak boleh menyantap makanan pedas apa pun itu senisnya.

"Baiklah, Dok. Terima kasih," ujar Liam setelahnya dan terlihat sang dokter yang tengah bersiap-siap untuk kembali pergi menuju ke rumah sakit.

"Biarkan saya yang membantu membawakannya, mari," ujar Rose kemudian yang saat ini telah mengambil alih tas milik sang dokter tersebut sambil mengantarkannya menuju ke halaman depan rumah tersebut.

Terlihat Liam yang kali ini berjalan mendekat ke arah Emily dan tersenyum penuh arti kepada wanita itu, "Dengar sendiri, bukan? Kau tak boleh menyantap makanan pedas jenis apa pun. Dokter juga melarangmu. Jadi, kita harus lebih memperketat lagi pola makan untuk Ibu hamil yang keras kepala ini."

Emily hanya bisa mengangguk saja saat mendengarnya dan setelah itu terlihat Emily yang mulai memeluk Liam karena ia akan melanjutkan dengan rencana gilanya itu kembali saat ini.

"Ada apa, sayang? Apakah rasa mual itu masih saja terasa? Kenapa tidak aku saja yang merasa mual?" gumam Liam setelahnya dan tentu saja Emily mengangguk.

"Mual sekali, aku juga ingin jika kau tetap di sini menjagaku. Kau tahu sendiri bagaimana aku dan juga calon anak kita ini jika sedang bersama denganmu, bukan? Rasanya sangat nyaman," jawab Emily kemudian.

Liam mengangguk dan setelah itu memilih untuk membaringkan tubuhnya juga di samping Liam, "Aku akan tetap berada di sini. Beristirahatlah."

"Jangan pergi ke mana pun. Tetap di rumah saja," tambah Emily kemudian dan tentu saja Liam mengangguk.

"Iya, tenang saja, aku akan membatalkan semua janjiku untuk hari ini, aku tak akan pergi ke mana pun," ujar Liam setelahnya.

Tentu saja mendengar semua hal itu lantas membuat Emily tersenyum penuh kemenangan.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang