59. KAMAR PAS YANG PANAS

1.1K 22 0
                                    

Emily masih merasa tercengang dengan apa yang telah di katakan oleh Gerald kepadanya saat mereka sedang menikmati makan siang itu. Ah, rupa-rupanya pria itu malah mendukung hal tersebut dengan semangatnya yang membara. Tentu saja alasannya karena luar biasa. Benar-benar di luar dugaan sekali.

"Bagaimana jika Gerald telah mengetahuinya?" gumam Emily kemudian dan tentu saja ia menghela napas panjang. Ah, tapi di sisi lain ia bahkan belum memberitahukan lebih lanjut secara terperinci mengenai hubungan terlarangnya di antara Liam sampai sejauh ini.

"Siapa Gerald? Memangnya apa yang ia ketahui?" tanya Rose yang hadir di antara dirinya seketika. Tentu saja Emily cukup terkejut saat mendengarnya.

"Ehm, tidak. Gerald adalah temanku. Lebih tepatnya teman baruku," ujar Emily yang merasa kikuk seketika. Terlihat Rose yang memilih untuk duduk di sampingnya itu sambil menatap ke arah ponselnya sejenak sebelum ia mulai untuk berbicara kembali.

"Kami sudah merencanakan liburan untuk besok. Kau juga harus ikut bersama kami, Emily. Terutama untuk menemaniku," ujar Rose seraya menatap ke arah Emily saat ini.

Ah, rupanya wanita ini datang menghampirinya hanya untuk membicarakan mengenai liburan di antara dirinya dan juga suaminya itu. Lagi pula untuk apa dirinya ikut serta di antara keduanya? Toh juga Liam akan menemani Rose selama mereka liburan.

"Kenapa dadakan sekali? Memangnya ada acara apa? Apakah salah satu rekan bisnis kalian sedang berulang tahun? Atau?" tanya Emily dan seketika itu juga Rose tertawa saat mendengarnya.

"Tentu saja tidak. Hanya menginginkan waktu yang lebih panjang untuk--mengobrol," bisik Rose kemudian dan tentu saja raut wajahnya itu menyiratkan sebuah arti yang begitu misterius sekali.

"Ehm, baiklah, terserah kau saja tapi ke mana kita akan pergi untuk berlibur besok?" tanya Emily kemudian. Ia tentu saja harus mempersiapkan dirinya sejenak sebelum ikut serta dengan mereka berdua kali ini.

"Pantai. Liam sudah mengurus semuanya, termasuk hotel dan yang lainnya. Mungkin ada baik nya kita harus berbelanja terlebih dahulu, persiapan milik para wanita tentu saja akan banyak dan tak terduga," jawab Rose kemudian dan setelah itu ia terlihat bangkit berdiri dan pergi berlalu sambil berbicara melalui ponselnya itu.

Terlihat Emily yang menghela napas panjang. Bisa-bisanya ia harus ikut serta di dalam liburan mereka. Padahal jelas-jelas Emily hanya ingin self healing dengan dirinya sendiri, tapi kali ini justru ia malah masuk ke dalam lubang singa sekaligus tanpa bisa menolaknya.

"Bagaimana jika mereka ingin menunjukkan keromantisan itu di hadapanku?" gumam Emily seorang diri karena baru pertama kalinya Rose mengajaknya untuk pergi berlibur, di tambah lagi dengan keikutsertaan Liam di antara mereka berdua kali ini.

Seketika itu juga Emily merasa terkejut saat Rose mulai menariknya tanpa berbasa-basi terlebih dahulu. Anehnya Emily lantas tak membantahnya. Sial.

"Kita akan pergi untuk berbelanja dan kali ini Liam akan mengantarkan kita. Ia mengatakan bahwa kita harus bergerak cepat karena Liam sudah menunggunya di depan rumah ini, ayo," ungkap Rose kemudian dan kali ini Emily baru mendapatkan jawabannya.

Emily belum mempersiapkan dirinya seperti Rose tentu saja. Apa lagi kali ini Liam juga ikut serta di antara mereka berdua. Ish!

Terlihat sebuah mobil mewah yang telah menunggu kedatangan mereka kali ini. Pintu kaca mobil itu mulai turun secara perlahan dan memperlihatkan sosok yang sejak tadi dibicarakan oleh Rose selama mereka berjalan menuju ke depan rumah.

"Nah, ini dia. Ayo kita berangkat," ujar Rose kemudian dan terlihat Liam yang menurutinya.

Sebelum Emily duduk di belakang mereka, terlihat sorot pandangan pria itu yang mengarah ke arah Emily sejenak sebelum ia fokus dengan kegiatan menyetirnya itu.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang