19. PANGGILAN VIDEO

12.9K 461 2
                                    

Emily telah kembali menempati tempat tidur nya itu. Ia menghela napas panjang mengenai keputusan mereka soal dirinya itu. Bahkan setelah ia kembali ke dalam kamarnya pun semua pernyataan itu masih terus saja diungkapkan oleh keluarganya, termasuk dengan Rose. Ia tahu jika saudaranya itu memang menginginkan sekali kehadiran dirinya di sisinya. Hal tersebut karena Rose terkadang selalu merasa kesepian di rumah yang megah itu, bahkan terkadang ia juga sering seperti itu saat belum menikah dengan Liam sebelumnya. Di tambah lagi saat ia akan berbelanja sesuatu, tentunya Rose selalu memerlukan bantuan Emily untuk memilihkan seleranya. Sejauh itu, hanya hal tersebut yang Emily ketahui.

Tok! Tok!

"Masuklah, aku tidak menguncinya," jawab Emily sambil tetap menatap ke arah langit-langit kamar miliknya itu. Ada banyak hal yang tengah ia pikirkan untuk saat ini.

Rupanya Rose yang saat ini telah siap dengan dirinya. Pakaiannya pun telah ia ganti menjadi sebuah kaos ketat dan juga celana jeans abu-abu miliknya. Ia tersenyum ke arah Emily sambil berjalan mendekati wanita itu untuk saat ini.

"Apakah acaranya sudah selesai?" tanya Emily yang berbasa-basi kepadanya walaupun ia tahu jika acara itu memang telah usai sejak beberapa menit yang lalu. Tentu saja, hanya makan malam, tak akan menyita waktu yang cukup lama. Walaupun di dalamnya tak terlalu difokuskan untuk kegiatan makan malam, memang sudah biasa, semua acara itu hanyalah mengobrol biasa mengenai bisnis mereka dan juga memamerkan semua kekayaan atau pun sesuatu yang mereka semua miliki.

"Tentu, aku bahkan telah mengganti pakaian milikku kali ini maka dari itu aku bisa menemuimu di dalam kamar saat ini juga. Ayo, kita harus kembali pulang sekarang," jawab Rose kemudian. Ia pun menatap ke arah tempat tidur Emily yang terlihat berantakan sekali, di tambah lagi dengan seprei dan juga selimut tebal milik adiknya itu yang tak terlihat rapi dan tak terlipat dengan baik. Ia begitu menyukai sifat Emily yang satu ini yaitu rajin untuk merapikan dan membersihkan semuanya terutama pada bagian kamar milik Emily, walaupun rasanya begitu janggal sekali untuk hari ini karena terlihat begitu berantakan sekali, tak seperti biasanya tentunya. Terlihat pandangan Rose yang memulai untuk menyelidiki semua keanehan tersebut. Pandangannya seketika mengarah ke arah Emily yang saat ini tengah mempersiapkan semua pakaian yang akan ia bawa itu.

"Hm, ngomong-ngomong kau tak seperti biasanya, Emily," ujar Rose seketika.

Emily yang sedang mengambil tas jinjing miliknya itu seketika menatapnya bingung saat mendengar ucapan tersebut, "Apa maksudmu, Rose?"

"Lihatlah sendiri, kau bahkan selalu merapikan semuanya yang ada di hadapanmu, terlebih lagi soal kamar tidurmu atau pun yang lainnya dan terlihat berantakan, kau pasti dengan gemasnya akan selalu merapikannya sebelum beristirahat. Aku begitu mengenalmu sejak dulu, apalagi dengan sifat yang satu ini. Kau tahu, aku bahkan terkadang merasa cemburu dengan sifat rajinmu itu, kenapa tidak aku saja yang mendapatkan sifat seperti itu? Hanya saja, semua sifat rajin itu di berikan kepadamu seutuhnya, tak masalah. Tapi, kenapa sekarang kau memilih untuk membuat kamar milikmu ini menjadi berantakan?" tanya Rose seraya cekikikan. Ia pun memilih untuk menatap dirinya di pantulan cermin sambil merapikan rambutnya itu setelah memberikan pertanyaan tersebut kepada Emily.

Emily seketika terdiam mendengar pertanyaan tersebut. Ah, jika saja Rose mengetahui penyebab dari semua itu, apa yang akan ia katakan nantinya?

Atau, jangan-jangan..

Rose telah mengetahui semua hal mengenai dirinya dan juga Liam? Termasuk dengan pekerjaan rahasianya itu?

Oh, tidak. Semoga saja tidak sama sekali.

Jangan sampai ia mengetahui.

***

"Emily, apakah kau ingin memesan sesuatu?" tanya Rose yang saat ini menegokkan kepalanya di ambang pintu kamar yang menjadi kamarnya untuk menginap.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang