20. AHHHH, KUMOHON, JANGAN..

12.2K 443 0
                                    

Emily lantas tersenyum kembali saat ia teringat oleh obrolan panjangnya bersama dengan Rafael.

"Ia manis sekali. Aku menjadi tak sabar sekali untuk menunggu waktu sampai besok," gumam Emily kemudian dan setelah itu berbaring. Ia telah siap untuk tidur malam ini, mengingat waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Terasa sangat cepat sekali, bukan? Bahkan rasanya seperti ia telah berbicara dengan Rafael selama 10 menit saja, padahal mereka sudah mengobrol selama beberapa jam lamanya. Sangat di sayangkan karena ponsel Emily sudah kehabisan daya sehingga mereka mau tak mau harus memutuskan sambungan panggilan tersebut.

Ia pun telah memadamkan lampu kamarnya itu. Emily memang telah terbiasa dengan keadaan gelap seperti sekarang ini. Maka dari itu, ia tak pernah menggunakan lampu tidur atau pun lampu sejenisnya ketika akan beristirahat di malam hari.

Emily seketika terdiam sejenak saat ia mendengar suara ketukan di pintu kamar nya itu.

"Rose pasti masih ingin untuk menggodaku lagi," gumam Emily sambil memejamkan kedua matanya. Ia memilih untuk tak merespon ketukan itu.

Tok! Tok!

Emily seketika membuka kedua matanya. Ia pun memilih untuk duduk di atas tempat tidurnya itu sambil menunggu Rose membuka pintu kamarnya.

Tiba-tiba saja terlihat Liam yang masuk ke dalam sana dengan hanya menggunakan celana pendeknya saja. Ia tak menggunakan atasannya malam ini.

Emily membulatkan kedua matanya. Ia bahkan tak menyangka jika rupanya Liam-lah pelakunya.

"Kau?" pekik Emily seketika.

Liam yang telah mengunci pintu kamar itu pun seketika menatapnya, "Sssttt, diamlah. Rose akan mendengar teriakanmu itu nanti."

Emily tentu saja semakin takut dan curiga dengan kehadiran pria itu di dalam kamarnya saat ini.

"Pergilah, aku ingin tidur, jangan ganggu aku, a-aku sedang sakit," ujar Emily seketika saat Liam telah duduk di tempat tidur nya saat ini.

"Kau pikir aku tidak? Tentu saja aku juga akan tidur. Satu lagi, aku tak mempercayainya jika kau sedang sakit," jawab Liam seketika.

Emily menghela napas panjang. Ia tak mungkin akan berteriak, itu sangat berbahaya dan tentu saja membuat Rose menjadi mengetahui semuanya nanti.

"Jaga jaraklah. Aku juga tak mungkin akan mengusirmu, ini adalah rumahmu," ujar Emily dan setelah itu kembali berbaring. Ia tentu saja membelakangi pria itu.

Liam menatapnya dan tentu saja ia masih bisa melihat punggung indah tersebut kali ini.

"Kau ingin tidur? Ini masih terlalu dini," tanya Liam seketika.

Emily tak menjawabnya. Sebisanya ia harus tertidur saat itu juga. Lagi pula Liam selalu membuatnya takut dan juga terkejut.

Satu hal lagi, bukankah ia sedang marah dengan Emily? Kenapa sekarang ia memilih untuk tidur di kamarnya itu? Aneh sekali.

Emily seketika membuka kedua matanya saat Liam telah berhasil membuka selimutnya itu dan menaikkan piyama berbentuk rok itu ke atas. Ah, tentu saja ia sedang mengelus bagian sensitifnya itu saat ini.

"L-liam, tidurlah," ujar Emily seraya memejamkan kedua mata nya karena merasakan sensasi nikmat itu.

"Sudah kukatakan, ini masih terlalu dini untuk tidur. Aku ingin berolahraga sebentar sebelum tidur," jawab Liam dan setelah itu ia merasakan jika jari Liam telah memasukinya kali ini.

Entah mengapa Emily semakin menikmatinya. Ia bahkan telah membuka pahanya dengan cukup lebar. Ahhh  Liam memang melakukannya dengan sangat luar biasa sekali.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang