196. KEMBALI MERASA BERSYUKUR

176 6 0
                                    


Waktu cepat sekali berlalu, bahkan usia satu tahun merupakan usia yang sangat dinantikan oleh Emily, tapi tidak untuk Liam yang begitu merasa gemas sekaligus iri dengan anaknya sendiri. Bahkan ia berharap jika nantinya Jacob tak terlalu dekat dengan Emily. Apalagi semakin hari Emily semakin terlihat menarik sekali.

"Apakah kau ingin mengambil perhatian Ibumu lagi, huh?" tanya Liam seraya menggendong Jacob yang saat ini nampaknya begitu tertawa senang. Ia tahu bahwa Ayahnya ini sangat menyayanginya, apalagi jika Emily tengah melarangnya untuk mengambil sesuatu atau pun bermain dengan sesuatu hal, maka Liam akan berada di garda terdepan untuk membela Jacob dan memberikan apa yang bocah itu inginkan di saat itu juga.

Emily nampak tersenyum senang. Ah, ia bahkan sama sekali tak menyangka sekali bahwa usia Jacob telah menginjak satu tahun di mulai dari besok hari.

"Kau bahkan baru lahir beberapa hari yang lalu sepertinya, tapi waktu cepat sekali berlalu dan Ibu bahkan tak menyangka atas usiamu yang akan menginjak satu tahun di bulan ini dalam kurun waktu beberapa jam kedepan," gumam Emily seorang diri dan tentu saja Liam mendengarnya.

"Kau benar sekali sayang, bocah nakal ini bahkan baru pertama kali tertidur di kamar barunya kemarin, begitu pikiranku jika melihatnya sedang menatapku seperti sekarang ini," jawab Liam yang kali ini telah meletakkan Jacob kembali di atas karpet berbulu yang begitu mahal dan mewah itu. Ia tersenyum bangga saat melihat semua hal yang dibutuhkan oleh Jacob rupanya sangat bisa ia penuhi, bahkan sampai detik ini pun ia masih bisa melakukannya.

Pandangan Emily tertuju ke arah suaminya yang saat ini tengah begitu terlihat asyik untuk bermain bersama dengan Jacob di hadapannya itu, "Apakah kau sudah menyiapkan semuanya? Kita hanya perlu berkumpul bersama keluarga dan teman-temanmu itu saja untuk malam ini."

Liam yang mendengarnya lantas menyunggingkan seulas senyuman kebanggaan miliknya itu, "Semuanya sudah beres dan kita tinggal pergi ke tempat yang telah aku persiapkan itu. Atau kita perlu bersiap-siap di sana saja?"

"Aku merasa bahwa kau telah mempersiapkan hal-hal yang berlebihan lagi kali ini," gumam Emily yang tengah memandang ke arah Liam sambil mencoba untuk meneliti semuanya.

"Tak ada yang berlebihan. Lagi pula kita tengah mempersiapkan ulang tahun untuk Jacob yang pertama kalinya, bukan?" ujar Liam yang tentu saja tersenyum senang.

Baiklah, mungkin Emily harus melihatnya sendiri beberapa jam kedepan terkait dengan persiapan apa saja yang telah di lakukan untuk perayaan ulang tahun Jacob yang pertama ini. Tapi feelingnya mengatakan bahwa suaminya ini telah menyiapkan sebuah acara yang begitu mewah sekali. Padahal yang ia inginkan hanyalah berkumpul bersama dengan keluarga besar dan juga teman-teman Liam sekali pun.

Ia juga ingin mengajak Rafael ikut serta kali ini, namun beberapa pesan singkat nya sejak beberapa bulan yang lalu saja belum mendapatkan balasan dari pria di seberang sana tersebut. Bahkan ia sama sekali tak membaca semua pesan yang telah Emily kirimkan untuk Rafael di sana.

Apakah Rafael sedang sibuk dengan pekerjaannya? Atau ia sudah mengganti nomornya belakangan ini? Atau bagaimana?

Ah, lebih baik ia tak memikirkan hal itu sejenak. Ada baiknya ia dan juga Jacob mempersiapkan diri untuk perayaan ulang tahun tersebut.

***

Perjalanan kali ini tak terlalu memakan waktu yang sangat lama. Bahkan mereka sudah tiba di tempat tujuan kali ini.

Bisa di lihat sendiri bahwa apa yang telah dipersiapkan oleh Liam sejak kemarin rupanya memang benar-benar tak sesuai dengan apa yang telah ia inginkan itu.

"Lihatlah, bahkan kau telah menyiapkan semuanya secara berlebihan, sayang," tukas Emily dan tentu saja nampak begitu mewah sekali.

Pertama kali memasukinya, terdapat sebuah tempat yang menyediakan balon gratis dengan wajah Jacob saat berusia tiga bulan.

Tak hanya itu, di sampingnya terdapat seorang badut yang memberikan sesuatu kepada anak-anak yang baru saja memasuki tempat itu. Sejenis wahana permainan namun terlihat begitu fancy dan private sekali.

"Aku juga mengundang semua anak-anak panti asuhan kali ini. Kebetulan sekali, sesuai dengan apa yang kau sarankan itu, aku memiliki inisiatif tersendiri untuk mengundang mereka juga, selain memberikan donasi setiap minggunya," ujar Liam yang tengah menjelaskan semuanya.

Emily sangat terkejut dengan sosok yang berada di sampingnya saat ini. Apakah itu benar-benar sosok dari Liam? Ia bahkan semakin nampak tenang dan berbeda dari biasanya.

"Kau adalah sosok Ayah yang begitu luar biasa sekali, sayang," puji Emily kemudian dan tentu saja terlihat senyuman bangga yang saat ini diperlihatkan oleh Liam kepadanya.

"Kau mengetahui dengan jelas bagaimana sifatku, bukan? Apalagi di tambah dengan semua saranmu itu yang selalu kau beritahukan kepadaku," jawab Liam sambil melepaskan sabuk pengaman milik Jacob yang saat ini berada di belakang mereka.

Rasanya Emily sangat ingin sekali untuk menangis bahagia. Rupanya ia telah diberikan sosok pasangan hidup yang sangat bertanggung jawab sekali akan kewajibannya selama ini. Bahkan Liam selalu mengatakan kepadanya bahwa dirinya itu akan belajar banyak hal dari semua kesalahan dan juga kegagalan yang telah ia dapatkan sebelumnya. Apalagi kegagalan rumah tangga milik orang tuanya itu. Ia juga bertekad dengan penuh bahwa akan menjaga Emily dan Jacob, bahkan jika nyawanya dipertaruhkan sekali pun, ia akan tetap melakukannya.

Kalimat yang sering ia ucapkan dengan Emily kurang lebih seperti ini, "Sosok wanita cantik adalah milik sosok pemberani, setia, dan bertanggung jawab."

"Sayang?"

"Sayang?"

Emily mengerjap saat mendengar panggilan dari Liam yang saat ini telah membuyarkan semua lamunannya itu. Pandangannya tertuju pada Liam yang telah menggendong Jacoh dengan sebelah tangan kirinya itu. Mereka rupanya telah siap sedia, bahkan Liam juga telah membawa tas selempang yang tentu saja berisi perlengkapan milik Jacob. Ah, apalagi yang harus Emily syukuri untuk saat ini? Bahkan ia merasa benar-benar bersyukur sekali dengan kehadiran Liam dan juga Jacob ke dalam hidupnya.

"Apakah kau tak menyukai rencanaku tadi?" tanya Liam yang memastikan karena sejak tadi Emily hanya berbicara sepatah kata saja.

Emily tentu saja merasa terkejut sekali saat mendengarnya, "Hei, untuk apa aku tak menyukai rencanamu itu? Bahkan sejak tadi aku merasa sangat bersyukur kembali dengan apa yang telah Tuhan berikan ke dalam hidupku sampai detik ini."

Liam yang mendengarnya tentu saja merasa berbunga-bunga sekali. Rasanya ia sangat ingin untuk mengajak Jacob menari kali ini karena hati yang berbunga-bunga akibat semua pujian yang telah ia dengar sendiri dari Emily.

"Aku sangat bangga dan sangat merasa bersyukur sekali karena memiliki kalian berdua yang hadir di dalam kehidupanku," jawab Liam kemudian. Namun, seketika itu juga ia menyipitkan kedua matanya saat hendak memasuki tempat itu.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang