77. PERGI DIAM-DIAM

324 18 0
                                    

Untuk hari ini, setelah menyantap sarapannya itu, ia memilih pergi begitu saja menuju ke Minnesota. Ia bahkan telah menghubungi Glen terlebih dahulu. Ya, pria yang telah menawarkannya pekerjaan itu tentu saja. Ia bahkan telah melakukan sebuah tanda tangan kontrak melalui online saat itu. Ah, rasanya sudah tidak sabar lagi.

Ia tentu saja tak memberitahukannya kepada siapa pun mengenai keberangkatannya kali ini, bahkan Rose pun tak mengetahuinya.

Pikirannya sudah tak memikirkan wanita di masa lalu Liam untuk sementara waktu, ia tentu saja tak ingin jika semua rencana liburan dan juga pekerjaan barunya ini menjadi terganggu.

"Ingat kata Rose, bahwa Liam mencintaiku, hm, aku harus percaya diri," gumam Emily seorang diri. Ia lalu beranjak dari posisinya kali ini. Tentu saja Emily memilih untuk menggunakan sebuah taksi ketika hendak pergi menuju ke bandara.

Ah, kali ini ia akan menggunakan pesawat kelas ekonomi. Hal tersebut karena Glen telah memerankannya. Huh, tak masalah, mungkin ia bisa sesekali mencoba jenis kelas ekonomi untuk hari ini.

Pandangannya menuju ke arah sekelilingnya yang begitu ramai sekali. Ah, rupanya begini kelas ekonomi. Ia bahkan tak perlu menunggu lama atau pun membawa semua barang miliknya ini jika menggunakan kelas bisnis. Tapi, tak masalah.

"Pengalaman begitu berharga dan tentu saja tak bisa di beli dengan uang. Hanya kelas ekonomi saja, Emily," gumamnya seorang diri. Ia lalu pergi untuk mempersiapkan dirinya kali ini. Walaupun terkadang tetap merasa syok dengan keadaan di sekitarnya sampai sejauh ini.

Setelah sampai di dalam pesawat, Emily merasa bahwa keadaannya begitu sempit sekali. Beruntung untuk hari ini ia hanya seorang diri saja, tak ada sosok penumpang lain di sisinya.

"Cukup sempit, tapi tak masalah," gumam Emily seorang diri. Toh juga perjalanan tak memakan waktu yang cukup lama, hanya satu jam saja. Dan, beruntung sekali bahwa penerbangannya kali ini tidak delay. Jika iya, maka tentu saja ia akan segera menggunakan jalan pintas. Ya, tentu saja dengan menggunakan kelas bisnis di saat itu juga.

"Ah, aku tidak sabar sekali," gumam Emily kemudian, apalagi dengan tempat baru yang akan ia kunjungi kali ini.

***

Kedua matanya tak henti-hentinya menatap hilir mudik orang-orang yang berada di kota tersebut. Ini dia, kota baru yang akan menjadikannya seorang kaya raya dengan hobinya itu. Di tambah lagi, ia bisa membeli banyak barang di sini sekaligus menikmati liburannya.

Tak perlu waktu lama lagi, mobil yang mengantarkannya menuju hotel pun pada akhirnya telah tiba di tempat tujuan. Langkah kakinya begitu percaya diri setelah ia sampai di tempat tujuan. Untuk saat ini Emily tengah memasuki sebuah hotel yang telah Glen booked sebelumnya. Rencananya untuk berbelanja, berlibur, dan juga bekerja kali ini tentu saja sudah berada di dalam otaknya itu. Ohhhh, ayolah, kehidupan baru akan segera dimulai di kota ini.

"Glen mengatakan jika aku bisa datang malam ini, tapi tak ada salahnya untuk mengatakannya kepada dirinya kembali, bukan? Aku hanya ingin memastikannya saja," gumam Emily dan setelah itu mulai menghubunginya.

Tak perlu waktu lama, ia pun mendapatkan panggilan sahutan dari seberang sana. Suara yang lembut dari Glen tentu saja.

"Emily, apakah kau sudah tiba di Minnesota?"

"Tentu saja. Aku bahkan sudah berada di hotel. Bagaimana dengan malam ini? Apakah aku akan langsung bekerja?"

"Ya, kau akan langsung bekerja malam ini juga jika kau mau. Bagaimana?"

"Dengan senang hati. Terima kasih. Aku akan datang menuju ke alamat yang kau berikan itu."

"Tentu saja, mungkin aku akan akan sedikit terlambat atau lebih awal malam ini. Apakah tak masalah bagimu?"

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang