50. SARAPAN PAGI DI ATAS RANJANG

4.9K 197 3
                                    

Pagi harinya Emily terbangun lebih awal dari Liam. Tentu saja ia merasa cukup senang karena biasanya rumah pria itu akan membuatnya tertidur sampai tak tahu waktu. Bisa di katakan ia akan tertidur dan terbangun siang harinya. Cukup terlambat untuk menikmati sarapan bersama dengan mereka berdua. Ya, seperti itu.

Namun, saat hendak bangkit dari posisinya kali ini, Emily merasa bahwa tangannya itu tengah di tarik oleh Liam dan membuatnya menatapnya sambil menunggu reaksi dari pria yang satu ini.

"Ada apa?" tanya Emily kemudian dan tentu saja Liam memilih untuk tetap memegang tangan wanita itu sejenak. Rasanya ia sangat ingin mendapatkan pelukan hangat dari Emily.

"Jangan ke mana pun, aku hanya ingin bersamamu kali ini. Kau tahu, bagaimana rasanya merindukan seseorang yang sangat kita sayangi tapi ia malah beranjak pergi dari sisiku pagi ini?" tanya Liam dan tentu saja tanpa menunggu sahutan dari Emily lantas membuat pria yang satu ini menariknya dan memeluknya dengan erat. Ah, ini yang ia inginkan.

Emily yang telah terjatuh di atas tubuhnya itu lantas tersenyum seorang diri setelahnya. Ah, sulit sekali rasanya menolak semua hal yang berkaitan dengan Liam. Walaupun terkadang ia juga merasakan bahwa pria ini sangat nakal dan berbahaya tentunya.

"Bagaimana jika kita sarapan?" tanya Liam dengan keadaan kedua mata yang masih terpejamkan itu. Ia masih merasa cukup mengantuk kali ini.

"Tentu, ayo. Aku akan memasaknya kali ini," ujar Emily kemudian dan hendak untuk bangkit dari posisinya itu saat ini namun tentu saja membuat Liam tetap menahannya.

"Jangan pergi, kita belum menikmati sarapan pagi untuk hari ini. Sudah lama sekali kita tak melakukannya saat pagi hari tiba," ujar Liam dan tentu saja Emily sangat mengerti dengan 'sarapan' yang telah di maksudkan oleh pria yang satu ini. Sialan sekali rupanya.

"Liam, aku harus menyiapkan sarapan untuk kita pagi-"

Terlambat karena Emily telah berada di bawah Liam kali ini sambil menikmati ciuman yang di berikan oleh Liam pada leher jenjang yang terlihat beberapa bekas merah di sana, selain bagian dadanya tentu saja.

"Kau cukup terlambat untuk bangun pagi ini karena aku telah lebih dulu terbangun dan bersiap-siap untuk mandi sebelum mendapatkan sarapanku ini," ujar Liam dan setelah itu memulai untuk melebarkan kedua paha Emily secara perlahan. Ini dia yang sangat ia sukai. Pemandangan yang begitu luar biasa sekali.

"Aku akan menyukai pemandangan yang satu ini sampai kapan pun itu, kau adalah milikku," ungkap Liam sebelum itu mulai untuk mencium bagian sensitif milik Emily dan menjilatinya dengan perlahan. Memainkan lidahnya itu pada bagian sensitif Emily dengan gerakan yang berirama tentu saja. Emily bisa merasakan semuanya dengan sangat luar biasa sekali. Ah, Liam begitu pandai untuk melakukannya.

Tak hanya itu, Liam juga menggunakan jarinya untuk memainkan bagian milik Emily yang lainnya. Ia menyukai momen seperti ini saat Emily mulai untuk melenguh dan menarik rambutnya secara perlahan ketika ia menjilati bagian di bawah sana.

"Ahh.. Liam.. K-kau mengetahui betul.. Ahhh," ungkap Emily seraya terus menikmatinya sampai ia mengeluarkan cairan cinta yang saat di sukai oleh Liam tentu saja.

Liam tersenyum dan menatap wajah cantik itu dari posisi bawah di sana. Ia lalu beranjak dari posisinya itu mulai untuk memasukkannya secara perlahan karena ia sangat ingin menggoda Emily yang terlihat tak sabaran sekali untuk segera menikmati kejantanan miliknya itu.

"Liam.. ayo.."

Liam tersenyum penuh arti karena sampai sejauh ini ia bahkan belum memasukkan miliknya itu di dalam milik Emily. Tentu saja karena ia sengaja saat melakukannya kali ini.

Karena merasa begitu tak sabaran sekali, ia pun segera memasukkan paksa milik Liam dengan bantuan salah satu dari tangan Emily. Pada akhirnya ia pun berhasil mendapatkan dan juga merasakan nikmat yang telah ia tunggu sejak tadi.

"Dasar nakal," bisik Liam dan terlihat Emily yang tak menghiraukan hal tersebut. Ia tengah fokus menikmatinya, bahkan sampai posisinya itu berada di atas Liam karena woman on top merupakan posisi favorit dari Emily, begitu pula dengan Liam.

Ya, sebuah sarapan pagi yang bahkan sangat mereka nikmati dengan empat macam posisi selama kurang lebih tiga jam lamanya. Itu pun masih cukup singkat menurut Emily dan juga Liam.

***

Setelah mendapatkan sarapan panas di atas ranjang itu selama kurang lebih tiga jam lamanya, akhirnya mereka pun mendapatkan sarapan makanan yang sebenarnya saat ini. Ah, ini dia yang sangat di tunggu oleh Emily karena ia merasa cukup lapar untuk hari ini.

Pancake adalah menu utama untuk sarapan mereka kali ini. Liam tak banyak bicara karena ia tengaj terfokus dengan ponselnya iu sambil menikmati sarapannya bersama dengan Emily.

Pandangan wanita itu tentu saja membuat dirinya menjadi gemas sekali untuk ingin meletakkan ponsel milik Liam di atas meja dan menyuruhnya berfokus sejenak dengan sarapannya itu kali ini. Tapi, Liam pasti tak akan menerima hal tersebut jika Emily yang melakukannya karena Liam sama sekali tak menyukai sebuah larangan dari siapa pun itu.

"Tapi, mungkin aku bisa untuk mencobanya kali ini," gumam Emily seorang diri kemudian memilih untuk memberhentikan sarapannya itu sejenak.

"Liam, bisakah kita terfokus untuk sarapan saja kali ini? Kau tahu, ada banyak waktu untuk bermain dengan ponselmu itu dan memeriksa semua pekerjaan milikmu setelah sarapan ini usai," ujar Emily dengan perlahan dan rupanya semua itu tak sesuai dengan dugaan Emily sebelumnya.

Ya, rupanya Liam sangat menaati apa yang tengah ia katakan tadi. Pria itu benar-benar meletakkan ponselnya kembali dan bahkan menonaktifkan miliknya lalu terfokus dengan sarapannya itu sambil tersenyum ke arah Emily, "Tentu saja. Maafkan aku, ada sesuatu hal yang harus ku balas tadi nya. Tapi seharusnya aku tak melakukan itu saat sedang sarapan bersama denganmu. Maafkan aku."

"Tak hanya denganku saja, tapi dengan semua orang yang tengah kau ajak untuk makan bersama seperti ini. Ingat, sopan santun sangatlah mahal sekali di zaman seperti ini," ujar Emily dan tentu saja membuat Liam tersenyum saat mendengarnya. Ah, salah satu sifat Emily yang sangat ia sukai adalah seperti sekarang ini. Bahkan sangat keibuan sekali untuk Liam yang tak memiliki seorang Ibu lagi.

"Teruslah untuk memberitahukan semuanya jika aku melanggarnya. Aku begitu menyukainya ketika kau melakukan itu kepadaku," ujar Liam dan tentu saja hal tersebut membuat Emily tersipu. Padahal ia hanya melakukan hal kecil saja.

Liam lalu melirik arlojinya itu. Sarapan mereka kali ini memang cukup terlambat karena waktu telah menunjukkan pukul 12 siang, "Bersiaplah, kita akan bertemu dengan seseorang."

Emily mengernyit saat mendengarnya. Memangnya mereka akan bertemu dengan siapa lagi untuk siang hari ini?

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang