185. PERJALANAN MENUJU KE MINNESOTA

99 6 0
                                    

Setelah menyelesaikan sarapan, terlihat bahwa kedua pasangan itu tengah melakukan persiapan untuk segera pergi menuju ke Minnesota.

"Perjalanan akan memakan waktu kurang lebih satu jam lamanya. Jadi, aku memutuskan untuk membawakanmu bekal makanan dan camilan, semoga saja perjalanan kali ini tak tersendat," gumam Liam kepada Emily dan tentu saja wanita itu terlihat mengangguk saja sambil bermain dengan Snowy.

"Jangan lupakan makanan untuk Snowy. Aku yakin ia juga akan merasa lapar selama berada di perjalanan kali ini," ujar Emily kepada Liam dan mau tak mau Liam pun juga menyediakan satu wadah kosong berisi snack untuk anjing dan juga sebotol air untuk Snowy yang memang dikhususkan untuk Snowy.

Rose yang sejak tadi tengah membantu Glen untuk mencari beberapa model rumah yang akan ia beli pun terlihat tertawa saat mendengar ucapan Glen. Rupanya pria ini memang memiliki sifat yang nakal sekali menurut Rose.

"Kau ini, jangan menjadikan alasan seks untuk membeli rumah baru. Lebih baik simpan semua uangmu itu," ujar Rose kepadanya dan tentu saja Glen menggeleng tak setuju akan hal itu.

"Aku akan tetap membeli rumah untukmu dan untukku. Kau juga pantas mendapatkan yang terbaik mnurutku, apalagi selama ini aku belum pernah membelikan apa pun, bukan? Di tambah lagi, apartemen yang selama ini kita tempati itu tak terlalu memiliki sebuah privasi. Aku juga mendengar bahwa kamar apartemen di sana tak kedap suara, jadi bagaimana dengan desahan dan racauanmu setiap malamnya?" gumam Glen seorang diri dan nampaknya Rose merasa geli saat memikirkan hal itu.

"Tapi, aku rasa suara itu tak terlalu penting, jadi jika beberapa orang mendengarnya maka jangan memperdulikan hal itu," gumam Rose kemudian.

"Tidak boleh. Siapa pun itu tak boleh mendengar desahanmu, sayang. Hanya aku saja yang boleh mendengarnya secara utuh," ujar Glen yang merasa begitu gemas. Ia lalu menutup ponselnya itu sejenak dan memutuskan untuk mencari rumah-rumah yang lainnya setelah mereka semua sampai di Minnesota.

"Semuanya sudah siap, bagaimana jika kita berangkat sekarang?" tanya Liam kepada keduanya dan tentu saja Rose sekaligus Glen telah siap sejak tadi.

***

Setelah menempuh perjalan kurang lebih satu jam lamanya, kedua mobil itu pun akhirnya sampai di tempat tujuan. Bahkan, sebelum mereka tiba kali ini, terlihat sebuah mobil mewah yang lainnya di pekarangan rumah Keluarga Ville.

"Siapa itu?" gumam Emily seorang diri dan nampaknya ia juga tak merasa asing dengan mobil tersebut.

Setelah memakirkan mobil di tempat masing-masing, nampaknya Emily yang pertama kali menjadi sosok yang sangat penasaran dengan tamu yang hadir kali ini.

"Apakah dugaanku benar?" gumam Emily seketika dan tentu saja di sana terdapat kedua orang tua Emily yang terlihat mencocokkan pakaian dengan Lucy, yang notabene adalah orang tua Liam.

"Ah, Ibu? Sejak kapan kau datang? Di mana Ayah?" tanya Emily yang terlihat begitu semringah sekali.

"Hai, sayang. Kami bahkan baru saja tiba. Mungkin 20 menit yang lalu," jawab Nicole kemudian.

Namun, ia tak melihat keberadaan Ayahnya itu untuk saat ini, "Tapi, di mana Ayah? Apakah ia tak ikut kali ini?"

"Tadaaaa, ternyata kau sudah tiba, sayang. Tapi di mana Rose?" tanya Michael kemudian dan nampaknya pria paruh baya itu baru saja membuat sesuatu, entah apa itu.

"Ehm, ia berada di luar, sebentar lagi akan masuk karena aku membawa peliharaan," jawab Emily kemudian dan nampaknya obrolan kali ini telah berubah haluan.

"Apakah kami akan cocok ketika menggunakan gaun desain bangau ini untuk acara pernikahan kalian?" tanya Nicole yang rupanya begitu antusias sekali dengan acara yang akan diadakan besok hari.

"Kalian berdua sangat kompak. Dress itu sangat cocok untuk kalian," ujar Liam yang nampaknya telah membuka suara pertama kalinya.

"Ah, sudah kita duga. Baiklah, kalau begitu Ibu dan juga Nyonya Ville akan mencobanya terlebih dahulu," ujar Nicole kemudian dan setelah itu mereka pun memutuskan untuk pergi ke sebuah kamar yang berada di salah satu rumah itu.

"Ayah akan memasak makanan khusus untuk calon pengantin ini, tunggu sebentar," ujar Michael dan setelah itu pergi berlalu.

Liam dan juga Emily saling berpandangan terhadap satu sama lain, "Bahkan kita yang memiliki acaranya pun biasa saja."

"Kau benar, kami bahkan tak terlihat heboh. Hanya saja, tumben sekali Ayah berniat untuk memasak makanan kali ini," gumam Emily kemudian.

Setelah itu, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke halaman depan dan melihat Rose sekaligus Glen yang saat ini tengah menunggu Snowy yang menikmati makan siangnya itu.

"Kenapa kalian tak masuk saja? Snowy bisa melakukannya sendiri," tawar Liam kemudian dan tentu saja terlihat Rose yang mengangguk.

"Sebentar lagi kami akan masuk ke dalam. Aku yakin jika Ayah dan juga Ibu berada di dalam sana, bukan?" tanya Rose kemudian dan nampaknya Emily cukup ragu untuk mengangguk kali ini.

Rose menatapnya sejenak dan terkekeh, ia lalu membisikkan sesuatu kepada Emily, "Tenanglah, Glen akan mencoba peluang pertama untuk hari ini. Ia akan mulai mendekati Ayah dan juga Ibu. Doakan Glen, semoga semuanya berjalan lancar."

Emily seketika tersenyum semringah saat ia mendengar hal tersebut, "Ah, senang sekali mendengarnya. Tentu saja, aku dan juga Liam pasti akan membantu kalian berdua untuk itu. Jangan khawatir karena semuanya pasti akan berjalan sangat lancar."

"Walaupun aku tak yakin dengan Ayah terutama, kau pasti tahu bahwa ia sangat meneliti latar belakang seseorang, aku cukup membenci hal itu dan untungnya kau atau pun aku tak ada yang menurunkan sifat anehnya itu," gumam Rose kemudian sambil memandangi Snowy yang saat ini tengah meneguk minumannya itu.

Emily tersenyum simpul saat mendengarnya, "Tapi, kau pasti tak melupakan sesuatu bahwa Ayah kita itu sangat mencintai uang dan juga bisnis. Apalagi Glen mampu melakukan semua itu dengan mudahnya."

"Ah, aku hanya berharap bahwa semuanya berjalan lancar, Emily," gumam Rose kemudian dan setelah itu nampaknya Snowy merasa bahwa terdapat empat orang yang begitu baik hati tengah menunggunya.

"Mungkin ia ingin mengatakan terima kasih kepada kau," gumam Liam yang saat ini tengah melihat Snowy.

Emily terkekeh saat mendengarnya, "Bisa jadi. Apalagi Snowy ini-"

"Hei, kenapa kalian di luar? Ayo masuk, Ayah telah memasak makanan untuk kita semua. Tapi, semoga saja kalian menyukainya," ucapan dari Michael saat ini lantas membuyarkan semuanya dan membuat mereka mengangguk.

"Baiklah, ayo masuk. Sepertinya Ayahmu memang sangat antusias sekali melihat anaknya yang akan menikah sebentar lagi," ujar Liam kepada Emily dengan gemas. Setelah itu ia pun juga mengajak serta Glen dan Rose sekali pun.

"Ayolah, jagoan. Aku mempercayaimu," bisik Liam kepada Glen, ia juga telah mendengar rencana itu semalam. Semuanya sudah ia beri tahu kepada Glen dan tentu saja Liam sangat yakin bahwa calon mertuanya itu akan menerima Glen dengan senang hati.

Glen terlihat menghela napas panjang, "Ah, aku tak begitu yakin akan hal ini. Tapi, terima kasih atas semua resep yang telah kau berikan kepadaku malam itu."

"Dengan senang hati, kau coba saja secara perlahan. Apalagi kau begitu berpengalaman sekali untuk mendekati siapa pun," bisik Liam kemudian dan nampaknya setelah mereka berdua sampai di dalam rumah, terlihat Michael yang menatap ke arah Glen dengan pandangan yang cukup terkejut.

"Ah, kau rupanya, tampan sekali," puji Michael sambil pergi berlalu.

Liam dan juga Glen saling berpandangan satu sama lain setelah mendengar pujian singkat itu.

"Jadi, apa artinya ini?" gumam Glen seketika.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang