135. MEWAWANCARAI RAFAEL

117 8 0
                                    

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Setelah menunggu beberapa saat, terlihat sosok pria yang sejak tadi telah ditunggu-tunggu kehadirannya di hadapan mereka semua, terutama di hadapan Liam.

Rafael terlihat terkejut sekali saat menatap mereka semua yang rupanya datang di saat pukul 11 malam dengan ekspresi yang bahkan cukup menakutkan baginya yang baru saja terbangun dari tidur singkatnya itu. Tapi, beruntung sekali ia mendapatkan ketiga tamu ini.

"Masuklah, kita akan mengobrol di dalam saja," tawar Rafael dan setelah itu mereka bertiga pun mengangguk dan masuk ke dalam sana.

Terlihat Rafael yang masih mencoba untuk mengumpulkan semua nyawanya hingga saat ini. Bahkan, pria itu terlihat menguap karena rasa kantuknya yang tak kunjung usai.

"Langsung saja, apakah kau sempat bertemu dengan Emily hari ini?" tanya Liam seketika dan tentu saja Rafael mengangguk saat mendengarnya.

"Ya, hanya sebentar saja, saat siang hari tadi, setelah itu kita tak bertemu lagi," jawab Rafael kemudian dan tentu saja Liam mengernyit saat mendengarnya.

"Tapi, apakah ia tak sempat menyatakan ke mana akan pergi setelah bertemu denganmu siang tadi?" tanya Liam dan tentu saja Rafael menggeleng.

"Aku bahkan tak tahu tujuannya setelah itu. Tapi, aku sempat bertanya, hanya saja Emily tak menjawabnya," ujar Rafael kemudian dan setelah itu terlihat Liam yang menghela napas gusar. Sepertinya Emily memang tak mengatakannya kepada siapa pun.

"Sepertinya kita cukup sulit untuk menemukan jejaknya jika terus seperti ini," gumam Liam kepada Glen saat ini dan tentu saja Rafael mendengar percakapan mereka itu yang saat ini telah tersadar dari rasa kantuknya itu.

"Tunggu, memangnya ada sebenarnya? Kenapa kalian mencari Emily malam malam seperti ini?" tanya Rafael kemudian dan tentu saja pertanyaan tersebut lantas membuat ketiganya menatap ke arahnya secara serentak.

"Maaf, aku baru saja tersadar dari rasa kantukku ini. Sudah beberapa hari belakangan ini waktu tidurku begitu tak karuan sekali, apalagi ada beberapa hal yang harus aku-"

"Emily hilang," potong Glen kemudian dan tentu saja mendengar ucapan itu lantas membuat Rafael melongo.

"A-apa? Tapi bagaimana bisa? Siang tadi ia justru begitu ceria sekali denganku saat bertemu dengan mengobrol bersama," gumam Rafael yang tentu saja nampak terkejut sekali.

"Ia bahkan tak memberitahukannya kepadaku. Hanya kepada kalian berdua saja. Astaga, apa yang aku lakukan hingga Emily sampai seperti ini," gumam Liam kemudian dan tentu saja mendengar hal tersebut lantas membuat Rose memutar kedua matanya.

"Hm, lihatlah, ia bahkan begitu cepat sekali melupakan kesalahannya kepada Emily, padahal ia sendiri yang membuat seperti ini, aneh sekali," sindir Rose kepada Liam dan tentu saja Liam hendak menjawabnya, hanya saja Glen begitu cepat sekali mengetahui situasi dan kondisi yang membuat dirinya segera mengambil alih semua itu.

"Apakah ia memang benar benar tak mengatakan apa pun kepadamu?" tanya Glen kepada Rafael sekali lagi dan tentu saja Rafael menggeleng.

Terlihat Liam yang saat ini tengah menatap ke arah Glen sejenak, "Aku mungkin tahu di mana Emily sekarang, tunggu sebentar."

Terlihat mereka bertiga yang saat ini tengah membiarkan Liam yang sedang mencoba menghubungi seseorang di seberang sana namun sampai sejauh ini ia masih belum mendapatkan sahutan. Beberapa kali Liam mencobanya sampai akhirnya ia pun mendapatkan sahutannya.

"Ya, halo."

"Maaf telah menganggu malammu ini, Sandra. Apakah kau sempat bertukar pesan dengan Emily? Atau mungkin bertemu secara langsung di suatu tempat?"

"Hm, tidak sama sekali. Kami bahkan tak sempat bertukar pesan atau pun saling bertemu sejak beberapa minggu yang lalu."

"Ah, sial. Baiklah, maaf yelah menganggu waktu beristirahat malammu ini."

"Tunggu, memangnya ada apa?"

"Emily hilang."

"Apa?! Tapi bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang sekali. Aku akan menceritakannya jika telah menemukan Emily. Baiklah, aku tutup dulu panggilan ini."

"Tentu, jangan sungkan untuk menghubungi ku selalu. Aku akan tetap berada di sini untuk Emily."

"Terima kasih."

Setelah panggilan itu usai, terlihat Liam yang menghela napas panjang dan kembali ke arah mereka bertiga. Bahkan semuanya telah siap untuk mendengarkan penjelasan dari Liam kali ini.

"Tak ada berita apa pun, bahkan sosok teman baik Emily juga tak pernah bertemu dengan Emily sejak beberapa minggu yang lalu, di tambah lagi semua asistenku masih belum mendapatkan kabar mengenai titik terang dari keberadaan Emily sampai saat ini," jelas Liam yang terlihat nampak lesu.

Rafael bisa merasakan bagaimana perasaan mereka semua yang berada di dalam apartemennya itu, terutama dengan Liam. Terlihat Rafael yang saat ini tengah mencoba untuk memikirkan sesuatu.

"Tunggu, siang tadi kita bertemu di salah satu cafetaria yang berada di bawah apartemen ini. Setelah itu ia pergi berlalu menggunakan mobil dengan seorang supir," ujar Rafael kemudian dan terlihat Glen yang menatap ke arahnya untuk saat ini.

"Ya, aku yang mengantarkannya. Tapi setelah itu kita kembali ke hotel," jawab Glen kemudian dan terlihat Rafael yang mengernyit.

"Hotel? Pantas saja," gumam Rafael seketika dan mendengar hal tersebut lantas membuat ketiganya seketika menatap ke arah Rafael yang hendak menjelaskannya.

"Apa maksudmu?" tanya Liam yang begitu penasaran sekali.

"Saat Emily pergi dengan mobil itu, tak berselang lama Emily menghubungiku lagi dan memintaku untuk tetap berada di cafetaria di mana kita sempat bertemu di awal. Aku hanya mengabulkannya saja karena ia mengatakan ingin membeli sesuatu di cafetaria itu sebagai camilan untuknya," ujar Rafael kemudian, satu hal yang tentu saja belum mereka ketahui sampai saat ini.

"Katakan, apa yang selanjutnya terjadi dan masih kau ingat?" tanya Liam kembali dan tentu saja Rafael mengangguk setelah mendengarnya.

"Setelah membeli camilan yang ia inginkan, Emily pergi dengan sebuah taksi. Setelah itu kita tak bertemu lagi, ia bahkan tak mengirimkanku pesan setelah itu," ujar Rafael yang melanjutkan semua ceritanya itu.

Glen tentu saja terdiam sejenak, "Kita bahkan hanya mengetahui titik terakhir Emily yang berada di hotel, sesuai dengan pesan yang telah ia kirimkan kepada Rose. Aneh sekali, padahal sudah jelas-jelas ia tak ada di tempat, bukan?"

Glen lalu menatap ke arah Rafael untuk saat ini, "Bisakah kau memberitahu kami di mana letak cafetaria itu? Aku ingin melacak rekaman CCTV yang berada di sekitar sana."

"Tentu, ayo. Ikuti aku. Letaknya sangat dekat dari apartemen ku ini," jawab Rafael kemudian dan tentu saja mereka bertiga bergerak cepat mengikuti Rafael yang tengah menunjukkan di mana letak cafetaria tersebut.

Terlihat Rose yang mendekati Glen saat ini. Kebetulan sekali mereka telah berjalan lebih cepat dari pada Liam yang berada di belakang mereka berdua.

"Semoga Emily baik-baik saja, apa lagi ia tengah hamil," bisik Rose kemudian dan tentu saja Glen mengangguk setuju.

"Apa? Apa yang kau katakan tadi?" tanya Liam seketika.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang