179. RENCANA YANG TELAH DIJALANKAN

94 4 0
                                    

Rose yang mendengar sapaan pagi hari dari Glen saat ini tentu saja merasa cukup terkejut karena ia melihat Glen dalam keadaan yang berbeda.

"Sayang, ada apa? Apakah kau menginginkan sesuatu saat ini?" tanya Liam kepada Emily dan tentu saja wanita itu mengangguk cepat. Untung saja ia memiliki alasan tersendiri kali ini.

"Aku menginginkan pancake, apakah kau memiliki saran tempat yang cocok untuk itu? Apalagi ini masih terlalu pagi untuk mencarinya," tanya Emily berbasa-basi, padahal ia sama sekali tak menginginkan pancake atau makanan apa pun.

"Aku memiliki tempat yang bagus untukmu. Bagaimana jika aku yang mengantarkanmu untuk mendapatkan pancake itu?" tanya Rose kemudian. Entah mengapa rasanya tak berguna selalu mencari tahu hal-hal sejenis ini. Lagi pula mengapa dirinya merasa takut? Padahal sudah jelas jelas bahwa Glen tetap memilihnya sampai kapan pun.

Emily menatap ke arah Rose sejenak, di sana ia melihat beberapa kode yang diberikan oleh wanita itu, "Baiklah. Kalau begitu Rose akan kembali mengantarkanku. Kalian pasti sedang sangat sibuk, bukan?"

"Tak terlalu sibuk, hanya saja Liam akan membantuku untuk menyelesaikan beberapa berkas ini. Kau pasti tahu bahwa aku adalah junior untuknya," jawab Glen kemudian dan tentu saja Emily tersenyum simpul saat mendengar jawaban itu.

"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu," ujar Rose setelahnya. Emily lalu mengikuti langkah Rose di belakangnya. Ia nampak seperti seorang anak kecil yang selalu menurut dengan Ibunya.

Sesampainya di luar, terlihat Emily yang menatap genit ke arah Rose saat ini, "Lihatlah, mereka tak menyembunyikan apa pun, bukan? Tenang saja, Glen dan juga Liam tak akan bermain api di luar sana."

Setelah masuk ke dalam lift itu, nampaknya Rose masih terlihat murung mengenai apa yang ia lihat sebelumnya bersama dengan apa yang diucapkan oleh Emily saat ini, "Tapi siapa wanita itu? Aku yakin bahwa pandanganku dan hasil pencaharianku mengenainya tak salah."

"Sudahlah, mungkin saja itu adalah klien mereka? Ada banyak rekan bisnis yang harus terhubung dengan Glen mulai saat ini, bukan?" ujar Emily kemudian dan terlihat Rose yang mengangguk pelan. Baiklah, tak ada hal lain yang bisa ia lakukan saat ini, apalagi tak ada bukti lainnya yang mereka dapatkan setelah datang mengunjungi kantor tersebut.

Di sisi lain, saat ini Glen terlihat menghela napas lega. Bahkan Liam pun juga melakukan hal yang sama kali ini.

"Bagaimana bisa kau mengetahuinya?" tanya Liam kepada Glen dan tentu saja Glen tersenyum penuh bangga kali ini.

"Itu mudah saja. Kau tahu, Rose bahkan melupakan sesuatu hal yang begitu penting setelah ia mencoba untuk meminjam laptop yang sering aku gunakan untuk mencari tahu seseorang. Satu hal yang paling penting adalah ia lupa untuk menghapus bagian riwayat pencaharian yang sebelumnya sempat ia telusuri itu," ungkap Glen kemudian.

"Lalu?" tanya Liam yang kembali menanyakan kelanjutan dari semua itu.

"Ia terlihat mencurigakan dan mencoba untuk tetap mencari keberadaan ponselku. Tapi, untung saja aku telah mengatur semuanya. Di samping itu, Rose juga selalu terbangun di pagi hari dari biasanya. Ia juga terlihat pergi dengan mobilnya itu, tumben sekali, karena biasanya ia pasti akan meminta bantuanku untuk mengantarkannya ke suatu tempat," ujar Glen kemudian.

"Hm, cukup memusingkan. Tapi, ini semua karena Melinda yang menghubungi kau dan aku secara bergantian," gumam Liam kemudian.

"Kau benar, aku hanya tak ingin membuat Rose berpikiran yang tidak-tidak mengenai apa yang sedang terjadi saat ini," jawab Glen setelahnya.

"Aku sudah memberitahunya bahwa kita sedang tak berada di New York," gumam Liam kemudian.

"Anak itu, lagi pula untuk apa ia akan datang kembali? Apakah ia belum melihat berita mengenai pernikahanmu yang akan berlangsung sebentar lagi?" tanya Glen dengan wajah yang begitu gemas.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang