64. UNTUK YANG KEDUA KALINYA

557 21 0
                                    

Emily tak bisa berkata apa pun lagi sejak kejadian yang telah menimpanya beberapa saat yang lalu. Ya, tentu saja rasa tak enaknya itu semakin besar untuk saat ini. Di tambah lagi Rose yang memilih untuk berjemur di tempat yang cukup berjauhan dengan dirinya itu.

Semua pemikiran negatif itu terus saja di rasakan oleh Emily dan membuat wanita itu merasa tak tenang dengan kegiatan berjemurnya kali ini.

"Bagaimana jika keduanya akan bertengkar hebat setelah ini? Apalagi sebelumnya mereka juga telah beradu argumen di dalam kamar Rose," gumam Emily seorang diri.

Namun, seketika itu juga ia terdiam sejenak. Tunggu, kenapa Rose mengklaim bahwa itu adalah 'kamar Rose?' Apakah mereka berdua tengah--pisah ranjang?

Emily menggeleng keras, "Tidak, aku tak boleh berburuk sangka dengan mereka berdua."

Setelah itu, Emily justru memejamkan kedua matanya sejenak. Ia hanya berharap jika semuanya akan kembali baik-baik saja setelah ia membuka kedua matanya beberapa menit kemudian.

***

Emily merasa bahwa ia hampir saja terjatuh dan membuatnya seketika membuka kedua matanya di saat itu juga. Ia terdiam sejenak karena belum sempat untuk mengumpulkan seluruh nyawanya kali ini.

"Kenapa aku bisa berada di dalam kamarku?" gumam Emily kemudian. Ia bahkan bangkit dari posisinya itu dan memilih untuk duduk.

"Seingatku, sore itu aku sedang berjemur dengan Rose, tapi aku juga ingat bahwa aku sempat tertidur sejenak," gumam Emily seorang diri dan setelah itu ia pun bergegas untuk bangkit dari posisinya. Apa lagi ketika ia melihat jam dinding saat ini, Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Begitu terlambat sekali untuk mendapatkan makan malamnya hari ini.

"Bagaimana jika mereka sudah menyelesaikannya sejak tadi? Tapi kenapa tak ada yang membawakannya ke dalam kamarku?" gumam Emily kemudian dan setelah itu ia melihat keberadaan Liam dan juga Rose di sana. Entah mengapa suasana menjadi tegang seketika. Tentu saja membuat Emily merasa menyesal karena datang di saat yang kurang tepat. Seharusnya ia menahannya saja sejenak, apalagi di dalam kamarnya itu tersedia makanan ringan yang cukup banyak dari pihak hotel.

"Duduklah, kami sengaja tak menyuruh mereka semua untuk membawakan menu makanan ke kamar masing-masing. Jadi, khusus untuk kita seperti ini, itu lebih baik, bukan?" tanya Rose seraya menatap ke arah Emily dan tentu saja menyiratkan penuh arti sekali.

"Y-ya, tentu saja," jawab Emily kemudian dan setelah itu ia pun duduk di samping Rose. Tentu saja berhadapan dengan Liam kali ini. Ah, kenapa pria itu tak duduk tepat di hadapan Rose saja sejak tadi?

"Kau bisa langsung memilih makanan yang ingin kau nikmati saat ini, kami sudah memulai nya sejak tadi," ujar Rose sambil memotong daging asap miliknya itu.

Kau tahu, bahwa suasana kali ini begitu menegangkan sekali. Bisa di bayangkan saat kau berada di sebuah perumahan mewah yang tak ada seorang pun di sana, hanya sepasang suami istri saja yang terlihat begitu misterius dengan sisi kejam mereka masing-masing.

Emily tentu saja tetap mencoba untuk menenangkan dirinya sampai sejauh ini dengan cara memotong daging asap pilihannya itu untuk makan malam kali ini.

"Apakah setelah ini aku bisa meminta makan malamku seorang diri saja? Jujur sekali jika keadaan seperti ini tak membuatku merasa tenang," gumam Emily seorang diri dan setelah itu ia pun mencoba untuk menikmati makanan tersebut walaupun rasanya hambar sekali karena semua beban pikiran saat ini.

Seketika itu juga Rose bangkit berdiri dan berjalan berlalu entah ke mana itu. Emily tak memerhatikan wanita itu seratus persen selama ia menyantap makan malamnya itu. Yang ada di dalam benaknya saat ini adalah: pergi makan malam, duduk, menikmati hidangan secepat mungkin, dan setelah itu kembali lagi ke kamar untuk berpikiran over kembali. Ya, mungkin seperti itu alur untuk malam ini.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang