79. PAGI HARI YANG CERAH

512 13 0
                                    

Pagi harinya, Emily membuka kedua matanya secara perlahan. Ia seketika menatap dinding mewah itu. Tidak, ini bukanlah hotel yang ia pesan kemarin. Bahkan warnanya pun juga berbeda dengan kamar hotel yang telah di pesan oleh Glen untuknya.

Tapi, di mana Emily berada untuk saat ini?

"Kau sudah bangun rupanya, pagi sekali," sapa sebuah suara yang ia dengar dari sisi kirinya saat ini. Emily seketika mengedarkan pandangannya menuju ke arah sisi kirinya itu. Seulas senyuman hangat telah Emily dapatkan dari Liam untuk saat ini.

Rupanya Liam telah menyelesaikan kegiatan yang telah menjadi rutinitasnya itu. Ia terlihat segar sekali di pagi hari ini. Ah, pemandangan yang begitu indah dan sejuk sekali untuk kedua mata Emily tentu saja. Apalagi dengan semua bayangan permainan yang telah mereka lakukan semalaman penuh sejak malam itu.

"Aku yakin jika kau yang membawaku kemari," ujar Emily seraya mencoba untuk menutup tubuhnya itu. Tentu saja Liam melakukannya kembali ketika ia tengah tertidur. Pria itu memang memiliki libido yang tinggi sekali jika sudah berada di dekatnya. Begitu pula dengan Emily yang rupanya memiliki hal yang sama mengenai hasratnya itu ketika sudah berdekatan dengan Liam. Ia bahkan menyukai sentuhan tiap sentuhan yang di berikan olehnya.

"Seratus untukmu. Aku tak sempat memeriksa hotel di sini, jadi aku putuskan untuk memilih yang paling terdekat untuk kita, tak terlalu bagus tapi cukup nyaman untuk hari ini saja," ujar Liam kemudian. Ah, bahkan jika di lihat-lihat semua ini tentu saja bisa di katakan lebih dari cukup sekali bagi Emily.

Namun, saat mendengar hal tersebut lantas membuat Emily mengernyit, "Hari ini saja? Tapi, aku harus bekerja dan-"

Liam menatapnya sejenak dan menahan senyumannya itu, tentu saja membuat Emily seketika terdiam, "Kau tidak akan bekerja di mana pun, aku sudah mengatakannya semalam, sayang. Tapi, aku yakin jika kau tak mendengarkannya dengan baik. Club malam itu sudah menjadi milikku. Kau bisa datang kapan pun sesukamu, tapi tidak untuk bekerja dengan tiang itu. Aku tak ingin jika banyak orang, terutama banyak pria di luaran sana melihat semua tubuh indahmu itu. Aku tak suka berbagi apa yang menjadi milikku."

"Kapan kau mengatakannya?" tanya Emily yang merasa bingung. Bahkan mendengarkan soal ini saja baru pagi ini. Apakah karena semua adegan panas semalam membuat Emily tak mendengarkan apa yang telah di katakan oleh Liam dengan baik saat malam itu?

"Saat kau akan mencapai klimaks, dan sebelum kita melakukannya tentu saja, aku bahkan menjelaskannya beberapa kali kepadamu," jawaban dari Liam tentu saja membuat Emily tertawa. Ah, pantas saja ia tidak menyimaknya dengan baik.

Dasar Liam.

"Tapi, bagaimana dengan Glen? Apakah ia adalah salah satu asisten pribadimu juga?" tanya Emily yang merasa penasaran sekali. Apalagi semalam mereka belum bertemu kembali terhadap satu sama lain. Glen adalah pria yang sangat pandai untuk menutupi semua rencana Liam ini.

"Ya, ia sudah menjadi asisten pribadiku sejak dulu, ia sangat cekatan dan mudah sekali beradaptasi dengan apa pun. Bagaimana menurutmu?" tanya Liam seketika dan tentu saja Emily mengangguk setuju.

"Ia bahkan sangat memerankan tokohnya. Aku tak menyangka bahwa ia adalah salah satu asisten pribadimu selama ini," gumam Emily kemudian dan tentu saja hal tersebut membuat Liam terkekeh saat mendengarnya.

"Lebih tepatnya Glen adalah asisten pribadi kepercayaanku. Jangan sungkan untuk meminta bantuannya karena ia akan selalu hadir di saat yang tepat, tapi sejauh ini ia cukup sibuk untuk mengurus sesuatu yang sudah kusuruh," gumam Liam kemudian. Ia bahkan seketika teringat dengan beberapa pekerjaan yang menumpuk hari ini. Ah, sial sekali. Padahal ia sangat ingin untuk bermanja-manja dengan Emily seharian penuh.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang