117. SEBUAH REKAMAN SUARA

146 9 0
                                    

Pandangan Liam masih sama seperti beberapa menit sebelumnya. Ya, ia tengah menatap ke arah layar laptop miliknya itu dan hendak mencari kata kunci yang cocok untuk sesuatu yang tengah ia cari.

Namun, sejak tadi jarinya itu bahkan masih belum mengetik satu kata pun sejak beberapa saat yang lalu. Ia lalu menghela napas panjang sangat mulai mengetikkan kata demi kata yang ada di dalam benaknya itu.

"Penyebab seorang wanita menjadi tertarik dengan sesuatu yang sebelumnya tak di sukai."

Saat mengetikkan beberapa kalimat tersebut, Liam lantas menggeleng. Tidak, bukan itu yang tengah ia cari.

"Keyword apa yang lebih tepat untuk mencarinya di internet?" gumam Liam seorang diri. Ia bahkan belum memeriksa satu pun laporan yang seharusnya mulai ia tandatangani tersebut. Justru kesibukannya kali ini adalah mencari tahu penyebab dari Emily yang tiba-tiba saja menyukai makanan yang sebelumnya sempat ia tak sukai. Rasanya cukup penasaran sekali saat ini.

"Cukup sulit untuk mencari tahunya sendiri mengenai hal ini," gumam Liam kemudian, bersamaan dengan seseorang yang masuk ke dalam ruangan Liam untuk saat ini.

"Selamat siang, Sir. Ada yang ingin bertemu dengan Anda siang ini," ujar sang sekretaris kepada Liam dan tentu saja pria itu menatapnya sejenak.

"Siapa?"

"Roseline Orlando, istri Anda," ujar sang sekretaris dan tentu saja Liam cukup tertegun saat mendengarnya. Ia bahkan sampai melonggarkan bagian dasi yang saat ini ia kenakan itu.

"Baiklah, suruh ia datang ke ruanganku sekarang," jawab Liam kemudian dan setelah itu terlihat sang sekretaris yang pergi berlalu dari dalam ruangannya.

Liam menghela napas panjang saat mendengar ucapan tadi, "Sepertinya aku dan juga Emily memang harus mengumumkan hubungan kita ini."

Liam lalu kembali menatap ke arah layar laptopnya itu. Ah, tentu saja ia harus melanjutkan pencahariannya itu sejenak.

"Bagaimana jika aku meng-klik tombol enter tentang keyword ini?" gumam Liam dan terlihat benar-benar melakukannya.

Terdapat banyak jawaban yang saat ini telah ia dapatkan dari hasil pencariannya tersebut. Liam lantas mulai membacanya secara perlahan mulai dari bagian atas tentu saja.

"Liam, kenapa kau berada di sini? Bekerja lagi, huh?" tanya Rose yang seketika datang ke dalam ruangannya itu. Bahkan suara milik Rose yang begitu menggelegar lantas membuat Liam cukup terkejut.

"Kau bahkan sama sekali tak menimbulkan suara langkah kaki saat memasuki ruanganku. Tapi tiba-tiba saja suaramu terdengar lantang," ujar Liam setelahnya.

Rose menatapnya terkejut, "Hei, aku bahkan telah berjalan dengan heels terbaruku ini sejak tadi dan tentu saja menimbulkan suara. Kau saja yang begitu serius sekali. Memangnya apa yang sedang kau lakukan? Menonton filn porno?"

Liam menghela napas panjang, "Maaf, aku terlalu fokus sekali dengan pekerjaanku. Jadi, ada apa?"

Rose lalu berjalan mendekati pria itu sejenak. Terlihat Liam yang kali ini telah menutup semua jendela internetnya dan tak lupa menutup laptopnya itu sekaligus sambil bangkit berdiri dan berjalan mengikuti Rose saat ini.

"Emily merindukanmu sepertinya," ujar Rose kemudian saat mereka berdua berada di dalam lift kali ini.

Liam menatapnya sejenak, "Jangan membuatku merasa senang sekali karena mendengar kabar itu. Emily bahkan sosok yang begitu jarang sekali untuk mengungkapkan perasaan sejenis itu. Jadi-"

"Aku merindukanmu, Liam. Ish, kenapa kau memilih untuk bekerja dari pada menemaniku di dalam kamar seharian?"

Mendengar sebuah rekaman suara yang telah di setel melalui ponsel pintar milik Rose lantas membuat Liam melongo. Baiklah, ia mempercayainya untuk saat ini.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang