47. OBROLAN KHUSUS

2.8K 186 13
                                    

Emily masih tak menyangka bahwa ia tengah berada di salah satu restoran berbintang lima, ia juga telah mengira bahwa restoran ini adalah milik David. Mungkin saja, karena pria yang satu ini bahkan tidak mereservasi terlebih dahulu. Mereka datang dan duduk, kira-kira seperti itu.

"Apakah kau ingin memesan menu terbaik dari restoranku ini?" tanya David yang terlihat menawarkannya kepada Emily. Ah, rupanya dugaan Emily mengenai restoran milik David adalah benar.

"Boleh, apa saja menu terbaik di sini?" tanya Emily kemudian dan setelah itu terlihat David yang mulai menjelaskannya.

"Aku juga yang menciptakan semua menu yang tersedia di sini. Jadi, aku harus memasaknya terlebih dahulu, mencicipinya, melakukan demo terhadap masakanku sendiri, jika banyak yang menyukainya maka aku akan memasukkannya ke dalam daftar menu, seperti ini.

Emily terpukau sekali saat mendengarnya. Apalagi mendengar bahwa David-lah yang menciptakan menu makanan di sini dan memasaknya terlebih dahulu. Ia mengira bahwa David hanya menerima jadi saja, seperti kebanyakan orang kaya di luar sana.

"Luar biasa. Kau benar-benar hebat, David. Jarang sekali ada orang yang seperti ini," ujar Emily yang terdengar tengah memuji pria itu. Tentu saja David merasa senang sekali.

"Ah, tidak juga. Ada banyak pria yang seperti ini. Begitu pula dengan Liam. Kau pasti mengetahuinya bahwa pria itu menyukai kegiatan masak-memasak," ujar David seketika. Ah, ia tak terlalu mengetahuinya karena jarang sekali melihat pria itu berada di dapur. Hanya saja ia pernah mendengar hal tersebut dari Rose.

"Ehm, aku tak begitu mengetahuinya," ujar Emily kemudian dan tentu saja David mengangguk sejenak saat mendengar jawaban dari Emily itu.

"Mungkin Rose yang mengetahuinya. Wajar jika kau tak begitu mengetahuinya," gumam David kemudian dan setelah itu obrolan mereka tertuju kepada Liam. Oh, kenapa bisa tertuju ke arah sana?

"Kau benar," jawab Emily kemudian. Rasanya sungkan sekali untuk membicarakan Liam di suasana kali ini.

"Bagaimana kabar Liam? Apakah kalian masih saling bertemu sejak pertemuan kita di rumah Liam saat itu?" tanya David dan tentu saja pertanyaan seperti ini cukup sulit untuk di jawab oleh Emily.

"Aku sering menemui Rose dan membuatku harus pergi ke rumah suaminya itu. Jadi, bisa dikatakan cukup sering," ujar Emily kemudian dan tentu saja David mengangguk paham saat mendengarnya.

"Bagaimana dengan Rose? Apakah ia tak merasa marah saat Liam berada di dekatmu? Kebanyakan wanita pasti akan seperti itu, mereka bahkan merasa tak peduli siapa wanita itu, namun jika mendekati suaminya tentu saja mereka tak menerimanya," gumam David kemudian dan kali ini Emily menyetujuinya. Ia juga telah banyak menjumpai kasus seperti itu.

"Sepertinya tidak," ujar Emily kemudian. Ah, rasanya malas sekali untuk membahas topik yang satu ini dengan David.

Bersamaan dengan itu, terlihat makanan yang telah mereka pesan sebelumnya tiba. Untung saja kehadiran menu makanan yang mereka pesan mampu membuat David menjadi teralihkan dengan semua itu. Lihatlah, ia juga tengah memeriksakan menu makanan yang telah ada di meja mereka kali ini. Begitu teliti dan juga higienis sekali pria yang satu ini, bahkan sebelum menyantapnya sekali pun.

"Rasanya enak, sesuai dengan apa yang telah kubuat sebelumnya," ujar David kemudian dan terlihat Emily yang menyantapnya juga. Kali ininia tengah menyantap udang keju yang entah namanya apa.

"Luar biasa, sungguh lezat," jawab Emily yang menyetujuinya.

David tersenyum, "Terima kasih. Beruntung sekali makanannya cocok dengan lidahmu."

Emily tersenyum dan setelah itu kembali fokus dengan makanannya kembali. Rasanya sungguh benar-benar lezat sekali. Mungkin ia bisa mencicipi menu makanan yang lainnya kembali saat ini.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang