81. KEBERUNTUNGAN ROSE

304 14 0
                                    

Rose melongo saat mendengar seluruh cerita yang saat ini tengah diceritakan oleh Emily.

"Ah, jadi Glen adalah salah satu tangan kanan dari Liam, tapi kenapa ia tak menceritakan semuanya kepadaku saat pertama kali kita bertemu waktu itu?" gumam Rose dan tentu saja terlihat Emily yang tertawa saat mendengarnya.

"Hei, tentu saja ia tidak akan melakukannya. Kau tahu, aku yakin jika Glen memang sengaja menutupi semua itu darimu, mungkin ia juga hendak menceritakannya kepadamu tapi rasanya momen yang ada di antara kalian masih belum pas. Banyak kemungkinan yang terjadi mengenai hal itu. Tapi, apa saja yang telah ia katakan dan ceritakan mengenai dirinya kepadamu?" ujar Emily kemudian.

Rose terlihat mulai menceritakan semuanya dari awal. Tentu saja ia juga menceritakan bagian saat wanita itu merasa tertarik dengan foto Glen yang begitu tampan sekali. Awalnya Rose sama sekali tak menduga bahwa pria itu lebih dari kata tampan jika di lihat secara langsung olehnya.

"Tapi, kenapa aku tak pernah melihat Glen selama ini? Apakah ia tak tinggal di New York? Atau justru Liam menutup identitas mengenai Glen selama ini?" gumam Rose kemudian dan terlihat Emily yang tersenyum penuh arti ketika mendengarnya.

Emily lalu mulai menceritakan semua hal yang telah terjadi kepadanya saat dirinya berada di Minnesota beberapa saat yang lalu. Bahkan ia juga menceritakan pertemuannya dengan Glen, tanpa perlu memberitahukan mengenai di mana lebih tepatnya mereka berdua bertemu karena Emily tahu bahwa Rose masih tak mengetahui pekerjaan rahasianya itu sejauh ini. Jadi, ia akan menceritakannya nanti, jika semuanya benar-benar kondusif. Ah, semoga saja Glen juga tak menceritakan hal ini kepada Rose, kapan pun itu. Tak lupa juga untuk menceritakan bagian mengenai kejutan sialan yang telah di lakukan oleh Liam kepadanya di kota itu. Tentu saja semua cerita tersebut membuat Rose melomgo saat mendengarnya.

"Wow, Liam hebat sekali bisa membeli club malam di Minnesota. Kita harus pergi ke sana lain waktu, ajak aku," ujar Rose, ia bahkan masih tak mengetahui apa motif di balik 'tawaran' ke Minnesota yang sempat di berikan untuk Emily. Karena ia hanya mengetahui bagian saat Liam membeli salah satu club malam termewah di Minnesota. Ya, hanya itu yang ia dengar dari Emily.

"Kita bahkan tak merasa terkejut dengan semua kehebatan dari Liam selama ini. Aku akui bahwa pria itu juga luar biasa hebatnya," guman Emily dan seketika pikirannya berkelana menuju ke arah yang lainnya untuk kali ini.

Terlihat Rose yang menatap Emily untuk saat ini, ia tersenyum dan terlihat tengah memikirkan sesuatu di saat yang bersamaan, "Apakah kau bahagia dengan Liam?"

Mendengar pertanyaan itu lantas membuat Emily menatapnya, "Sepertinya kau sangat tahu sekali jawaban dari pertanyaanmu itu. Jadi, untuk saat ini aku tak perlu menjawabnya."

Rose seketika tertawa saat mendengarnya, "Baiklah, sepertinya aku tidak perlu untuk memberikan pertanyaan seperti-"

"Permisi, nona-nona," sebuah sapaan singkat telah terdengar di antara keduanya.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya Rose kemudian. Ia tahu jika pria itu adalah salah satu asisten dari Liam. Tapi, tumben sekali ia memasuki kamar Rose saat ini.

"Tuan Liam memanggil anda," jawab pria itu kepada Rose. Terlihat Rose yang terdiam sejenak. Ia lalu menatap ke arah Emily.

"Bagaimana dengan Emily? Aku tak mungkin pergi menemui Liam seorang diri," ujar Rose namun tetap saja pria itu menyuruh Rose untuk menemui Liam di bawah sana.

"Tak masalah, pasti ada sesuatu hal yang ingin dibicarakan olehmu, pergilah," ujar Emily kemudian.

Rose menatapnya sekali lagi untuk memastikan semuanya saat ini, "Apakah kau yakin? Kau tidak merasa cemburu, bukan?"

Mendengar hal tersebut lantas membuat Emily terkekeh, "Hei, tentu saja aku tak memikirkan hal itu sama sekali. Pergilah, jangan berpikiran aneh-aneh."

Rose menghela napas sejenak. Sebenarnya ia tak enak hati untuk menemui Liam seorang diri saja, apalagi ia sudah bertekad terhadap dirinya sendiri untuk tak terlalu dekat dengan Liam, ia menghormati keduanya, Liam dan Emily, tapi apa boleh buat. Emily juga terus memaksa dirinya agar segera menemui Liam di bawah sana.

"Baiklah, tunggu sebentar, aku akan segera kembali. Jangan pergi ke mana pun sampai aku selesai," ujar Rose dan setelah itu bangkit berdiri dan pergi berlalu dari dalam kamarnya.

Terlihat Emily yang tersenyum sejenak. Namun, tiba-tiba saja seulas senyuman itu pudar secara perlahan.

"Entahlah, mengapa aku merasa cemburu dengan saudaraku sendiri, apalagi jika di lihat kembali ke belakang, mereka sempat menjalin sebuah hubungan yang... sudahlah, itu semua hanya masa lalu dan semuanya juga sudah jelas bahwa mereka berdua tak memiliki perasaan apa pun," gumam Emily seketika yang tengah mencoba untuk mempercayai keadaan dan dirinya sendiri kali ini.

Ah, dari pada ia memikirkan hal lainnya, lebih baik Emily mengecek ponselnya saja. Itu lebih baik dari pada berpikiran macam-macam terhadap saudaranya sendiri.

Di sisi lain, untuk saat ini terlihat Rose yang mengernyit saat ia menatap ke arah sekeliling ruang tamu di rumah pria itu. Ya, untuk saat ini mereka berada di rumah Liam.

"Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" tanya Rose kepada Liam yang saat ini tengah berdiri membelakanginya.

Liam lantas tersenyum dan segera mendekati wanita itu, "Aku ingin mengadakan acara terhadap rekan bisnisku. Mungkin malam ini atau malam besok. Mereka sedang bekerja untuk merancang semua konsep yang telah kuberikan kemarin."

Rose terlihat melongo saat mendengar kabar itu. Entahlah, ini bisa dibilang sebuah kabar yang bahagia dan juga sebuah kabar keberuntungan untuk dirinya karena ia yakin pasti Glen juga ada di dalamnya nanti. Tapi, di satu sisi ia juga merasa bingung dengan Liam, "Senang sekali mendengarnya, tapi bagaimana bisa sedadakan itu? Kau tahu, ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan juga dilakukan. Bahkan semuanya tak terlalu mudah untuk kita."

Liam terlihat tersenyum penuh arti saat mendengar hal tersebut, "Kita lihat saja nanti. Oh, ngomong-ngomong, aku memerlukan bantuanmu kali ini."

Rose bahkan sama sekali tak bisa memikirkan rencana apa lagi yang akan dilakukan oleh Liam kali ini. Mengenai bantuan, apa itu?

"Apa yang bisa aku lakukan di sini?" tanya Rose kemudian.

Sebuah kertas diberikan kepada Rose, wanita itu terlihat membacanya sejenak sambil mendengarkan semua ucapan Liam di saat itu juga.

"Lakukan semua itu, aku yakin kau bisa membantuku kali ini," ujar Liam kemudian.

Rose mengangguk secara perlahan, "Hm, menarik. Apa yang akan aku dapatkan setelah membantumu kali ini?"

"Glen?" goda Liam dan tentu saja Rose tertawa mendengarnya.

Ah, mungkin benar dengan ucapan Emily saat itu, untuk kali ini Rose memang benar-benar bertekuk lutut terhadap Glen. Atau.. ia hanya merasa tertarik saja dengan pria itu?

Entahlah.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang