80. MENDAPATKAN SEBUAH KEJUTAN

355 11 0
                                    

Tak henti-hentinya Emily menatap ke arah luar dari sisi jendela mobil SUV itu sampai sejauh ini. Pemandangan di kota New York tentu saja telah memberikan kenyamanan tersendiri untuk kedua matanya itu kali ini. Apa lagi dengan semua hal yang berada di sana.

Pejalanan Emily kali ini cukup singkat dan juga tak terlalu jauh, hanya menuju ke sebuah restoran berbintang lima yang sudah menjadi kesepakatan mereka berdua sebelumnya. Tapi, Emily yakin jika untuk pertemuan pertamanya ini dengan sosok yang akan di kenalkan olehnya tentu saja akan cukup terlambat.

Mobil yang di gunakan olehnya pun terhenti, terlihat berbagai macam kesibukan pengunjung yang hendak memasuki restoran tersebut. Bahkan, mereka semua menggunakan pakaian yang terlihat begitu mahal dan juga mewah.

Oh, tentu saja mereka semua begitu terlihat rapi dan mahal.

Emily menatap ke arah depannya dan terlihat sebuah restoran mewah di sana. Tentunya telah sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Rose beberapa saat yang lalu.

"Entahlah, mengapa aku berdegup sekali," gumam Emily kemudian. Ia juga terlihat tengah merapihkan dirinya sebelum beranjak dari posisinya untuk saat ini.

Setelah keluar dari dalam mobil itu, sang supir pribadi Liam pun pergi berlalu. Sesuai dengan perintah dari tuannya tentu saja karena satu jam lagi Liam yang akan menjemputnya. Atau mungkin bisa lebih awal dari apa yang telah ia janjikan kepada Emily swbelumnya, begitu katanya. Pria itu selalu saja nampak sibuk untuk setiap waktu.

Pandangan Emily hanya tertuju ke depan saja. Ia bahkan masih bisa merasakan jika semua orang tengah memandanginya untuk saat ini. Hm, apakah dirinya begitu aneh sekali? Sampai semua orang memandanginya seperti itu?

Namun Emily tak menghiraukannya dan memutuskan untuk pergi menuju ke tempat yang telah di tentukan oleh Rose.

"Selamat malam, mari saya antarkan anda menuju ke meja yang sudah direservasi sebelumnya," ucap seorang wanita yang seketika itu juga menyapa Emily di sana. Padahal, ia belum sama sekali memberitahukan apa pun terhadapnya.

Apakah Rose sudah memberitahukan semuanya? Menunjukkan fotonya kepada staff restoran di sini? Atau memberitahukan identitasnya itu?

Ah entahlah, hanya Rose yang mengetahuinya.

Sebuah ruangan mewah telah tersajikan di hadapannya untuk saat ini. Emily tersenyum penuh arti saat ia bisa merasakan aura kemewahan dari Rose dan juga pasangannya itu kali ini.

Setelah sang pelayan restoran itu pergi berlalu, langkah Emily pun segera beranjak menuju ke sebuah ruangan yang berada di hadapannya, sesuai dengan perintah dari sang pelayan tadinya.

Di sana terlihat Rose yang tengah berbincang dengan seorang pria yang saat ini tengah duduk membelakangi Emily.

"Apakah itu sosok yang akan di kenalkan olehku untuk saat ini?" gumam Emily kemudian. Ia pun memutuskan untuk berjalan mendekatinya. Terlihat Rose yang saat ini menoleh ke arahnya dan tersenyum seketika kepada Emily.

"Nah, ini dia, kemarilah cantik," goda Rose kemudian. Terlihat Emily yang tersenyum kepada dan setelah itu ia pun berjalan menghampiri mereka berdua. Ah, rasanya begitu tak sabaran sekali untuk melihat siapa pria itu sebenarnya. Semoga saja ia memang berniat baik dengan saudaranya itu. Begitu pikir Emily.

"Perkenalkan, ini adalah adik kecilku yang nakal dan juga cantik, Emily," ujar Rose kemudian. Pandangan Emily pun seketika tertuju ke arah pria yang saat ini sudah berada di hadapannya.

Kedua mata Emily seketika membulat lebar saat melihat siapa pria itu sebenarnya.

Bahkan Emily sempat terdiam sesaat sebelum mereka saling menyapa satu sama lain. Oh, kenapa jadi seperti ini? Bahkan Emily sama sekali tak menduganya.

"Glen?" pekik Emily seketika dan tentu saja pria itu terlihat tengah menahan senyumannya.

Rose yang melihat keduanya saat ini lantas merasa terkejut sekali. Ia lalu melemparkan pandangannya menuju ke arah Emily, "Hei, apa ini? Kenapa kalian berdua begitu terkejut sekali?"

Emily pun tersenyum senang. Ah, jika pria ini adalah pasangan Rose yang telah diceritakan sebelumnya, maka ia yakin jika semuanya akan baik-baik saja dan ia juga akan menyakinkan Rose terkait dengan Glen. Jika di lihat-lihat mereka berdua juga begitu serasi sekali.

"Biarkan Glen yang menceritakannya, aku tak bisa menceritakannya saat ini. Semuanya begitu cepat sekali," jawab Emily dan setelah itu ia pun duduk di antara keduanya.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Rose melongo. Ia bahkan sama sekali tak memahami apa maksud dari Emily tadinya.

"Tunggu dulu, apanya yang begitu cepat? Apakah kalian pernah bertemu sebelumnya? Atau.."

"Lebih tepatnya kami bertemu sesuai dengan semua rencana itu, benar begitu, Emily?" tanya Glen dan terlihat Emily yang tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

Rose semakin tak mengerti dengan keadaan yang terjadi untuk saat ini. Bahkan pandangannya terlihat seperti orang dungu. Sama sekali tak memahami semuanya. Namun, hal tersebut justru membuat Emily dan juga Glen terkekeh, bahkan mereka berdua terlihat begitu santai.

"Memangnya apa? Rencana siapa? Dan kenapa kalian begitu-"

"Ah, ini dia. Aku bahkan mengira jika ruangan kalian berada di sebelah. Oh, hai, Glen. Kenapa kau di sini?" terlihat kehadiran Liam yang datang secara tiba-tiba. Bahkan hal tersebut membuat Rose semakin melongo dan terkejut.

Well, ia bahkan sama sekali tak bisa menduga kenapa orang-orang yang berada di dalam ruangan VIP itu telah saling mengenal. Bahkan untuk saat ini, Liam terlihat berbincang sejenak dengan Glen mengenai suatu hal.

Pandangan Rose seketika tertuju ke arah Emily yang saat ini tengah menatapnya juga dengan pandangan yang begitu genit. Tentu saja keadaan semakin tak terduga sekali. Mulai dari Emily yang begitu akrab dengan Glen, sampai kehadiran Liam yang entah dari mana itu lantas membuatnya lebih terkejut lagi karena ia juga terlihat tak asing dengan Glen. Oh, bahkan kali ini mereka berdua terlihat berbincang-bincang mengenai sesuatu hal yang sepertinya begitu mereka kenali sekali. Hal tersebut justru membuat Rose menatap ke arah Emily dengan lekat dan begitu gemas sekali.

Rose menghela napas sejenak, "Jangan katakan jika semua ini adalah permainan dari kalian semua kepadaku. Lihatlah, mana mungkin Glen dan juga Liam begitu terlihat akrab sekali?"

Liam yang mendengarnya seketika menoleh ke arah Rose, "Aku bahkan tak tahu mengapa Glen bisa berada di dalam sini bersama dengan kalian berdua. Jadi, aku yakin jika semua ini memang diberikan untukmu."

"Tepat sekali," tambah Emily kemudian.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Rose terdiam sejenak. Ia bahkan masih belum mengerti dengan apa yang mereka katakan kali ini kepada dirinya.

Hadiah?

"Apakah Glen adalah jawaban atas semuanya yang diberikan untukku?" gumam Rose seorang diri.

Ia kembali menatap ke arah Emily seketika dan setengah berbisik kepada wanita itu untuk kali ini, "Kau banyak berhutang cerita kepadaku setelah acara ini berakhir."

Emily menatapnya dan tersenyum semringah, "Tanyakan saja apa yang ingin kau ketahui. Aku akan dengan senang hati menjelaskannya kepadamu."

"Semuanya," jawab Rose dengan gemas sekali setelahnya.

***

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang