191. DETIK-DETIK KELAHIRAN

249 5 0
                                    


Emily tengah menyantap buah mangga muda yang memang ia inginkan sejak beberapa saat yang lalu. Kali ini ia tengah di temani oleh Rose, seperti biasanya.

"Aku tak menyangka saja bahwa usia kandunganmu itu telah menginjak 9 bulan. Atau mungkin lebih," gumam Rose kemudian dan nampaknya Emily tersenyum senang saat mendengarnya.

"Ya, kau benar. Bahkan rasanya waktu cepat sekali berlalu. Aku hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi, tapi semoga saja tak dadakan karena Liam dan juga Glen pasti sedang sibuk, apalagi hari ini mereka tengah melaksanakan meeting yang di katakan kemarin," ujar Emily kemudian.

"Setelah kalian pindah ke Minnesota, rasanya Liam memang terlihat sangat sibuk, tapi untungnya Glen juga membeli rumah di Minnesota, sehingga aku bisa tetap menjagamu seperti sekarang ini," jawab Rose yang nampak merasa lega sekali karena ia bisa menjaga saudaranya ini sekaligus.

"Aku juga berterima kasih denganmu dan juga Glen. Jika tak ada kalian semua maka aku pasti hanya seorang diri saja di sini," ujar Emily yang terlihat menyantap mangga muda itu.

Drrt! Drrt!

Rose menoleh ke arah sumber getaran yang berada di atas meja itu. Terlihat di sana bahwa ponsel miliknya yang bergetar menandakan sebuah panggilan masuk.

"Glen. Ia pasti telah menyelesaikan meeting itu," ujar Rose yang menerima sambungan panggilan video dari kekasihnya saat ini.

"Hai, apakah kalian sudah makan siang?"

Rose mengangguk sambil menatap sosok tampan yang saat ini bertambah menjadi dua orang, tentu saja Liam tengah duduk di sebelah Glen saat ini, "Tentu, semuanya sudah beres. Bagaimana dengan meeting kalian hari ini?"

"Kami akan mengadakan meeting kembali kali ini. Tapi hanya sebentar saja, sebelum kembali pulang ke rumah."

Rose nampak tersenyum senang saat mendengarnya. Bahkan panggilan itu berlangsung cukup lama karena Glen ingin menemani Rose dari jarak yang berbeda kali ini.

Namun, saat asyik mendengarkan ocehan mereka berdua, tiba-tiba saja Emily merasa bahwa perutnya itu mulas tak karuan, bahkan seperti terlilit dengan sesuatu untuk saat ini, "Astaga, perutku."

Rose yang mendengarnya lantas membulatkan kedua matanya seketika. Ia lalu meletakkan kembali ponselnya itu di atas meja sembari menghampiri Emily yang saat ini berada di hadapannya itu, "Apakah kau baik-baik saja? Bagian mana yang sakit?"

"Rose astaga.. perutku sakit sekali," tukas Emily yang merasa tak tahan.

"Halo? Apakah semuanya baik-baik saja? Aku mendengar sesuatu di sana."

Rose segera mengambil kembali ponselnya sambil menatap ke arah Glen dengan tatapan panik, "Bisakah kalian kembali pulang saat ini? Sepertinya Emily akan segera melahirkan. Atau kalian menyusul saja ke rumah sakit. Sampai jumpa."

"Baiklah, kami-"

Belum sempat mendengar jawaban sahutan dari seberang sana karena Rose memilih untuk menutuskan sambungan panggilan tersebut.

"Kita akan pergi ke rumah sakit sekarang. Untung saja jaraknya cukup dekat dan itu adalah rumah sakit milik Gab, ayo," ujar Rose sambil membantu Emily kali ini untuk menuju ke luar rumah.

Tiba-tiba saja kehadiran Gab yang hendak masuk ke dalam rumah itu dengan membawa buah tangan saat ini lantas telah dikejutkan oleh pemandangan darurat.

"Gab, ayo cepat. Emily akan segera melahirkan sepertinya," tukas Rose dan membuat Gab memberikan buah tangan yang ia bawa untuk Emily, seketika itu juga Gab segera membopong tubuh Emily menuju ke dalam mobilnya.

Beautiful SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang