Better Day

1.5K 149 1
                                    

Renjun nampak duduk dengan tenang di balkon rumahnya sembari menyesap coklat panas kesukaannya.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan kali ini?" Tanyanya pada pemuda yang tengah menampilkan senyuman lebar ke arahnya.

'Sial! Senyuman itu!' Ucap Renjun dalam hati.

"Aku mencintamu."

Renjun nampak terkejut namun senang dalam waktu yang bersaan.

"Itu yang kukatakan padanya, dan dia juga mencintaiku."

Harapan itu musnah, tiba-tiba saja hatinya terasa berdenyut nyeri.

"Jadi kalian telah resmi sekarang?" Tanya Renjun dengan senyuman manis diwajahnya.

"Ya! Tentu saja. Aku senang sekali akhirnya setelah sekian lama aku bisa mendapatkannya."

"Aku ikut senang dengan hubunganmu."

"Tentu saja kau harus senang karena sahabatmu ini tak lagi menjomblo."

"Ya tentu saja."

"Aku akan mentraktirmu besok."

"Kenapa tak hari ini saja?"

"Ck kau tak sabar untuk makan gratis hah?"

"Tentu saja iya."

Jeno mengusak surai Renjun dengan gemas, Renjun lagi-lagi tersenyum manis.

Jauh di dalam lubuk hati Renjun, dia merasa sangat terluka atas pengakuan sahabatnya kali ini. Sebenarnya Jeno sudah sering menyinggung tentang sosok yang dia sukai, tapi tak pernah terbayang dalam pikiran Renjun bahwa Jeno akan memutuskan memiliki hubungan serius seperti saat ini.

Tapi Renjun juga senang karena Jeno telah menemukan sosok yang dia cintai, Jeno telah menemukan sosok yang menjadi sumber bahagianya. Sekarang Renjun harus mulai terbiasa dengan keberadaan Jeno yang sudah pasti tak akan seintens saat pria tersebut belum memiliki pasangan.

"Sebentar lagi aku akan pergi."

"Kemana?"

"Tentu saja kencan."

"Dasar orang yang sedang kasmaran!"

"Ya bodo amat yang penting aku tak sendiri sepertimu."

"Menyebalkan sekali kau heoh!"

Renjun memiting kepala Jeno tanpa belas kasihan, tak membiarkan Jeno melepaskan diri padahal dia sudah merengek minta dilepaskan.

"Pergi kau!"

"Kau mengusirku?"

"Iyalah, apalagi?"

"Ya sudah kalo begitu aku pergi sekarang."

"Jangan lupa mandi terlebih dahulu, kau bau soalnya."

"Enak saja! Ya sudah aku pergi dulu bye Renjun sayang~"

Renjun melambaikan tangan ke arah Jeno yang mulai melangkah meninggalkan dia sendirian dibalkon.

Kini tatapan Renjun jatuh pada bunga-bunga yang dia tanam bersama dengan ibunya di halaman samping, perhatiannya tertuju pada bunga mawar putih yang dia tanam bersama dengannya.

"Aku merindukanmu."

"Aku melihatmu pada sosoknya, namun kini dia telah bersama orang lain. Dan lagi aku hanya menginginkan dirimu, bukankah akan terdengar sangat jahat jika aku menganggap orang lain sebagai dirimu?"

"Aku sangat merindukanmu, kapan kau akan kembali hiks."

Tangis itu kembali pecah karena alasan yang selalu sama, lagi-lagi Renjun kembali menangis karena merindukan sosoknya.

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang