OS [S2] : Sebuah Kisah

821 68 11
                                    

+62831××××××23

|Hallo Renjun,
|Saya Jeno purna PMR angkatan 2017

Renjun menatap bingung pada sebuah pesan yang baru saja masuk di ponselnya. Jeno? Sepertinya Renjun pernah mendengar nama itu tapi dimana?

Jeno!! Renjun ingat, tempo hari Felix yang merupakan ketua PMR sebelumnya mengatakan bahwa pria cantik tersebut memberikan nomer ponselnya pada salah satu alumni bernama Jeno dan kini Jeno mengirim pesan padanya.

Kak Jeno

Oh hallo kak Jeno|
Salam kenal ya|

|Iya Renjun,
|Selamat ya karena udah jadi ketua
angkatan sekarang

Hehe iya kak, makasih|

|Oh iya, kalau kamu butuh sesuatu tentang
kepemimpinan, surat menyurat atau lain hal
yang berhubungan sama PMR, kamu bisa hubungi
kakak. Nanti kakak bakal bantu kamu

Sebelumnya terima kasih ya kak, jujur|
saya masih butuh banyak arahan

|Santai aja Ren, nanti juga terbiasa

Iya kak|

Entah kenapa Renjun merasa begitu bahagia mendapati pesan panjang dari Jeno, seperti dirinya mendapat setitik cahaya ditengah kekalutannya menerima jabatan kali ini.

Jika boleh jujur Renjun sama sekali tak berminat untuk menjadi ketua, tapi entah bagaimana ceritanya dia malah terpilih menjadi kandidat calon ketua nomer urut tiga. Semua terasa tiba-tiba hingga ketika dia orasi dan pemilihan suara terlalu banyak untuknya membuat dia ingin menangis. Bukan menangis bahagia, tapi menangis bingung harus bagaimana nanti kedepannya.

Ditengah ketakutan dan kegilaan Renjun didatangkan orang-orang baik oleh Tuhan, orang-orang yang mau membantunya dengan sukarela. Seperti Jeno contohnya, Renjun juga sempat dibantu oleh pacar dari kakak sepupunya untuk mengurus membuat prokja. Jika boleh jujur, Renjun masih terlalu buta dengan jabatannya saat ini. Dia tidak punya pengalaman apa-apa dalam mengurus organisasi atau ekstrakulikuler begini, itulah sebabnya kenapa dia panik ketika tiba-tiba dinobatkan sebagai ketua dengan peroleh suara hampir 60%

Berbulan-bulan masa jabatan Renjun dihadapkan dengan begitu banyak masalah, proposal kegiatannya lagi-lagi ditolak dengan alasan masih pandemi. Renjun dan para anggotanya hampir menyerah hingga akhirnya tahun ajaran baru dimulai, tahun dimana dia dan kawan-kawan satu ekstrakulikulernya harus menyiapkan semua agenda program kerja mereka dengan beruntut.

Jeno berperan besar karena mau dijadikan tempat untuk Renjun ajak bicara dan tempat untuk Renjun bertanya. Renjun sedikit merasa beban di pundak dan kepalanya sedikit ringan berkat bantuan Jeno.

Hingga akhirnya program kerja terakhirnya terlaksana, hari dimana dia akan melaksanakan kegiatan DIKLAT. Kegiatan penutup sebelum serah terima jabatan.

Kak Jeno

Halo kak Jeno, kakak ada waktu senggang|
ditanggal 26-27 bulan ini?
Rencananya saya mau ngundang kakak|
buat hadir diacara DIKLAT PMR nanti kalau
sekiranya kakak bisa

|Waduh kakak engga bisa Ren,
|Sekarang kakak lagi magang di ××××

Yah sayang banget ya kak|

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang