Renjun jengah dengan Jeno, bagaimana tidak jika setiap pergerakan yang dilakukannya selalu dalam pengawasan dan perlindungan Jeno. Bukannya Renjun tak senang dengan tingkah suaminya itu, tapi itu terlalu berlebihan.
Bahkan Renjun tak diizinkan untuk menuruni tangga sendiri, harus di gendong atau minimal di temani oleh Jeno. Bahkan dengan gilanya Jeno hampir saja membangun lift didalan rumah milik mereka.
"Jeno, aku bisa sendiri." Renjun mencoba meyakinkan Jeno bahwa dirinya masih mampu menuruni tangga sendiri tanpa harus di gendong seperti saat ini.
"Aku cuma takut kamu kenapa-napa sayang."
"Tapikan aku masih bisa jalan sendiri Jeno."
"Aku takut kakimu tergelincir atau apalah itu."
Renjun hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian menenggelamkan kepalanya pada dada bidang sang dominan.
"Turunin aku, aku mau masak."
"Engga delivery aja?"
"Aku masih sanggup masak Jeno."
"Tapikan kamu lagi hamil."
Nah ini dia alasan dari segala tingkah Jeno, ya Renjun tengah hamil. Bahkan kandungannya baru memasuki bulan ketiga tapi Jeno sudah bertingkah seolah Renjun tengah hamil tua dan sudah mulai susah bergerak. Tapi nyatanya Renjun masih dengan leluasa bergerak kesana kemari, cuman ya Jenonya saja.
"Aku cuma lagi hamil bukan lagi sakit parah Lee Jeno!"
"Udah diem, duduk aja sana kalo ga mau bantu." Renjun langsung meninggalkan Jeno dengan wajah merengut.
Jeno menghela nafasnya untuk meminimalisir kegundahannya, bukannya tanpa alasan Jeno melakukan demikian pada istrinya. Pasalnya Renjun pernah keguguran pada kehamilan pertamanya tahun lalu dan kini ketika Tuhan kembali menitipkan anak pada keduanya, Jeno ingin menjaga Renjun dengan lebih baik dari pada sebelumnya. Jeno tak ingin kehilangan anaknya lagi.
Setelah dirasa kegundahannya mulai menghilang Jeno membawa kaki jenjangnya untuk menemui sang istri yang pastinya tengah sibuk di dapur. Jeno tersenyum dengan begitu lebarnya ketika matanya berhasil menangkap betapa indahnya tubuh sang istri yang terbalut celemek yang sangat pas di tubuh mungilnya.
"Aku bantu ya." Ujar Jeno seraya melingkarkan tangan berototnya di permukaan perut Renjun yang mulai menyembul.
"Ngagetin tau ga?"
Jeno hanya terkekeh dan mengecup pipi tembam Renjun berkali-kali.
"Katanya mau bantu? Kok malah diem aja sambil pelukin aku kaya gini."
"Ngga jadi ah, aku mau pelukin kamu sampe puas aja."
Dan ya setelahnya Jeno memang hanya memeluk tubuh Renjun sambil sesekali mengendus leher Renjun yang mana membuat si empu kegelian. Namun Renjun tetap mencoba untuk fokus pada bahan masakannya, Renjun hanya membuat nasi goreng dan telur gulung.
Setelah selesai sarapan Jeno mengajukan diri untuk membersihkan peralatan kotor yang sebelumnya Renjun pakai untuk memasak dan peralatan makan mereka berdua. Awalnya Renjun menolak karena dia pun masih bisa mengerjakannya, namun Jeno berkata jika dia juga ingin membantu Renjun karena tadi pria tersebut tak jadi membantu istrinya.
Renjun kini tengah berada si ruang keluarga dengan semangkuk buah-buahan yang telah dia potong dadu sebelumnya, jangan lupakan layar lebar di depannya yang tengah menampilkan sebuah kartun moomin kesukaannya.
Jeno tersenyum begitu dirinya sampai di ruang keluarga dan menemukan istri manisnya tengah sibuk menonton moomin dan tak lupa pipinya yang menggembung karena tengah memakan potongan buah segar. Jeno mendekat ke arah Renjun, mendudukan diri tepat di samping istrinya kemudian tangannya bertengger di bahu sempit Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
OS || NOREN ✔
FanficSecuil kisah dari kesayang kita semua, Jeno dan Renjun ⚠ BxB ⚠ Noren Area ⚠ Bukan Lapak Homophobic ⚠ Disertai Typo Dimana-Mana Start : 30 Agustus 2021 End : 31 Maret 2022 S2 Mulai : 8 Mei 2022 Selesai : -