OS [S2] : Semesta Yang Lucu

897 96 31
                                    

"Jeno?"

Mata Renjun yang dipaksa terbuka begitu saja masih menyesuaikan pandangannya. Renjun hanya takut salah mengira kalau kini didepannya terdapat Jeno dan bayi mungil yang nampak begitu nyenyak tidur dalam gendongan papanya.

"Renjun maaf, tapi aku cuma tau alamatmu dikota ini."

Dengan linglung Renjun mencoba memberi jalan untuk Jeno masuk kedalam apartemen miliknya. Seingatnya Jeno itu sudah menikah hampir dua tahun lalu, dan bayi dalam gendongan Jeno juga pasti anaknya. Karena terakhir kali Jaemin memberitahukan kalau istri Jeno tengah mengandung, lantas kenapa sekarang hanya ada Jeno dan anak mereka. Dimana sosok sang ibu dari bayi mungil yang begitu lucu itu.

"Sorry malem-malem gini malah bertamu."

"Ah.. Gapapa kok." Renjun memberi senyum manisnya pada Jeno, kemudian menyuruh Jeno untuk membaringkan sang anak dikamarnya saja. Karena apartemen milik Renjun hanya memiliki dua kamar yang satunya sudah dirombak untuk dijadikan tempat kerja.

"Kita boleh nginep disini dulu kan?"

Renjun hanya mengangguk, pandangannya masih tertuju pada anak kecil yang begitu tampan di depannya. Jujur saja Renjun terpesona dengan turunan Jeno satu itu, begitu tampan persis seperti papanya.

"Oh iya, aku boleh bertanya?" Meski merasa sedikit tak sopan tapi Renjun juga ingin tau apa yang membawa Jeno jauh-jauh ke kotanya, padahal Jeno sudah hidup layak di kota seberang.

"Tentu, mau bertanya apa?"

"Emmm itu. Kenapa kalian disini? Bukannya kamu sama istrimu tinggal di Surabaya ya?"

Jeno nampak tersenyum tipis seraya memandang putra sulungnya. "Kita udah cerai dan hak asuh Logan jatuh ke aku."

"Hah?"

Jeno terkekeh mendapat respon tak terduga milik Renjun, bukan tak terduga juga si sebenarnya. Jeno sudah menduga bahwa orang-orang akan terkejut dengan berita perceraian dirinya dengan sang mantan istri. Pasalnya hidup mereka nampak begitu bahagia dan harmonis, padahal nyatanya tidak sepenuhnya benar.

"Kok bisa? Bukannya kalian udah pacaran dari lama ya? Kata Nana juga kalian saling cinta banget."

Jeno lagi-lagi terkekeh miris, bahkan kembarannya saja tak begitu paham dengan situasi sebenarnya antara dia dan mantan istrinya. Bukan salah Jaemin sebenarnya, karena nyatanya Jeno memang tak pernah membeberkan kebenaran kehidupan rumah tangganya dengan siapapun termasuk Jaemin bahkan orang tuanya sekalipun.

"Keliatannya gitu ya?"

Renjun mengangguk, memang seperti itu yang dia lihat. Bahkan dulu kala dia menghadiri pernikahan Jeno mereka juga nampak begitu bahagia dan serasi sampai membuat dadanya nyeri.

"Tapi aslinya engga begitu Ren. Mau dengar sebuah cerita?"

Renjun kembali mengangguk kemudian menyamankan duduknya, rasa kantuknya seperti hilang entah kemana. Padahal tadi niatnya dia ingin memaki siapapun orang yang bertamu ditengah malam begini.

"Aku engga pernah berniat buat nikah muda, kamu inget kan aku nikah waktu umurku masih 22 tahun?"

Renjun mengangguk disertai dengan gumaman dari mulutnya.

"Awalnya aku mau nikah nanti, di usiaku yang mungkin udah 25 keatas. Tapi dia sama keluarganya maksa buat kita nikah secepatnya, dan aku nurutin itu. Setelah nikah aku mikir oke gapapa nikah muda tapi nunda buat punya anak dulu, tapi lagi-lagi keluarga dia maksa buat kita cepat-cepat ngasih cucu. Mau ngga mau aku harus mau, dan akhirnya dia hamil, dimasa dia hamil engga ada yang mulus. Semua sifat jeleknya keluar, mulutnya udah mulai kasar ngata-ngatain aku yang waktu itu sempet kehilangan pekerjaan. Jelek-jelekin keluargaku bahkan kadang cemburu engga jelas sama rekan kerjaku."

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang