Lampau

3.5K 316 37
                                    

Warning!!!! Typo dimana-mana ihihihi
Happy reading all






"Ini lucu ya Ren?"

"Mana coba liat?"

Pemuda dengan wajah yang sering dibilang  mirip samoyed itu menunjukan sebuah boneka pinguin kepada pemuda disebelahnya.

"Ih iya lucu, beli ya Jen? Ya ya ya~" Pemuda tersebut sudah mengeluarkan jurus andalannya, yaitu puppy eyes.

"Oke, oke aku beli. Satu aja ya."

Pemuda bernama Renjun tersebut mengangguk dengan semangat dengan langsung mengambil boneka pinguin  dari tangan Jeno.

"Oke ini punya aku sekarang, utu tu tu lucunya."

Kini pemuda tersebut tengah memeluk seraya menciumi permukaan wajah boneka pinguin yang mana mampu membuat Jeno merutuk dirinya yang sudah mengenalkan boneka tersebut padanya.



"Jeno, mau ice cream~"

"Engga, ngga ada ice cream hari ini."

"Ayolah Jen~" Ucap Renjun seraya menunjukkan puppy eyes andalannya.

"Engga ada Ren, kamu baru sembuh dari demam tadi pagi. Jadi engga ada ice cream buat hari ini."

"Jeno mah gitu, ngeselin tau."

"Engga, ngga tau."  Ucap Jeno dengan mata masih fokus pada laptop di depannya.

Dengan lemas Renjun kembali mendudukan dirinya di sofa panjang di ruangan tersebut. Jeno yang  melihat kekasihnya yang tengah cemberut karena tak diperbolehkan memakan ice cream akhirnya menutup laptop miliknya dan beranjak mendekati sang kekasih.

"Aku bakal ngebolehin kamu makan ice cream lagi, tapi bukan sekarang--"

Jeno mengusap lembut rambut pemuda di sebelahnya.

"Kamu baru aja sembuh dari demam, aku gak mau kamu sakit lagi. Udah cukup kemarin kamu buat aku khawatir, jangan lagi."

Jeno langsung membawa tubuh mungil kekasihnya kedalam pelukan hangat miliknya, tangannya masih sibuk membelai rambut selembut kapas  milih Renjun.

"Maafin Injun, harusnya Injun ngerti kalo Jeno cuma ngga mau Injun sakit lagi."

"Iya, makanya jangan  sakit lagi."

Renjun mengangguk di dalam pelukan hangat Jeno, bahkan kini matanya sudah terpejam karena usapan lembut dikepalanya. Tak lama kemudian terdengar nafas teratur dari pemuda penyuka moomin tersebut, yang menandakan dirinya sudah terlelap menuju alam mimpi.



"Ren."

Tubuh pemuda tersebut mengerjab mendengar suara sahabatnya yang memanggil namanya.

"Kamu ngelamun?"

"Ha? E-engga ko Chan."

"Beneran? Ada yang lagi dipikirin?"

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang