OS [S2] : Aku Juga Cape |2|

1.1K 114 4
                                    

"Capekan jalanin gini terus? Cape tau neken egoku terus, cape tau pura-pura baik-baik aja sama semua tingkah kamu, cape tau maklumin semua sikap kamu yang selalu berhasil buat aku sakit. Udah ya? Sampe sini aja, aku cape."

"Ya udah."

Renjun terdiam, bukan ini jawaban yang sebenarnya ingin dia dengarkan, rasanya segala harapannya di buang begitu saja oleh orang yang dia cintai.

"H-hah?" Renjun bahkan sampai terbata hanya untuk mengucapkan satu kata, dadanya tiba-tiba sakit.

"Mau kamu kan?"

"Iya."

Semudah itu, semudah itu semuanya selesai. Jeno bahkan tanpa basa basi langsung meninggal dirinya yang masih tak menyangka hal tersebut akan terjadi, Renjun mematung, tangan bergetar coba menghubungi Haechan dan Jaemin melalui panggilan grup.

"Naa." Renjun sudah menangis kala Jaemin yang pertama mengangkat panggilan tersebut.

"Ren? Kamu dimana? Kok nangis? Aku jemput ya?"

"Naa, Chan... aku.. aku putus hiks, aku.. aku selesai Na, aku selesai sama Jeno Chan..." Suara Renjun semakin bergetar dengan dada yang terasa amat sakit, dadanya seolah bergemuruh menyampaikan luka barunya.

"Sharelock sekarang, biar kita jemput Njun."

Dengan jari gemetar Renjun lantas mengirimkan lokasinya pada grup chat mereka bertiga.

"Jangan dimatiin oke? aku sama Hyuck kesana sekarang."

Hanya tangis Renjun yang dapat Jaemin dengar dari sebrang sana, Renjun bahkan kesulitan untuk mengucapkan satu kata dari mulutnya. Beruntungnya tempat Renjun duduk bukanlah area yang ramai jadi Renjun tak perlu takut orang-orang akan menganggapnya aneh atau bagaimana.

Dalam perjalanan Jaemin terus mengajak Renjun berbicara meski hanya di tanggapi oleh tangis sesak milik si mungil, Jaemin ingin memberitahu Renjun bahwa dia tidak sendiri. Masih ada dirinya dan juga Haechan.

Setelah sampai di lokasi yang Renjun kirim, Jaemin segera turun dari mobil Haechan, berlari sebisanya untuk segera menemui Renjun yang sedang menangis di ujung sana.

"Renn." Tubuh ringkih itu Jaemin dekap erat, dibalas lebih erat lagi oleh Renjun. Pemilik zodiak Aries itu semakin menangis kencang, mendekap tubuh Jaemin seerat yang dia bisa sembari meraung.

"Nana hiks Naa, Jeno..."

"Syuttt. Iya aku tau Jeno jahat ya? Nanti aku bilang kak Mark buat hukum dia ya?"

"Na Jenonya, hiks Jenonya Naa. Jenonya udah engga cinta." Renjun terus meraung dengan suara yang tak jelas karena kepalanya teredam dada milik Jaemin.

Raut wajah Haechan mengeras, jarinya juga mengepal sempurna. Kalau saja kini sosok yang membuat sang sahabat menangis hebat begini ada di depannya Haechan bersumpah akan langsung menghajar orang itu tidak perduli siapa dia.

"Kita pulang ya? Kita ke rumah dulu ya?"

Pada akhirnya Jaemin menggendong Renjun di punggungnya, membiarkan Haechan membereskan sisanya. Jaemin juga marah, bahkan sangat marah dengan adik dari pacarnya. Sembari membawa Renjun kepelukannya Jaemin juga bergegas menghubungi sang pacar melalui chat, bahkan tanpa segan Jaemin memaki Jeno di depan kakaknya alias Mark Lee.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang