Renjun dan Luka

1.2K 110 1
                                    

Jeno tak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dan berakhir dengan sosok pemuda manis yang berhasil mewarnai hari-harinya yang dia kira akan biasa saja dan terus keabu-abuan. Namun siapa sangka Tuhan malah mendatangkan Renjun, pemuda manis yang berhasil menarik seluruh perhatian Jeno di tengah sunyinya malam.

Jeno tersenyum ketika kini netranya selalu dapat memandangi sosok Renjun di setiap harinya, Jeno selalu di buat tersenyum ketika matanya berhasil menemukan eksistensi Renjun di sekitarnya. Renjun dan hadirnya adalah bagian dari pemberian Tuhan yang begitu Jeno syukuri.

"Sayang."

Renjun tersenyum dan bangkit dari duduknya di atas karpet bulu ketika mendapati sosok Jeno yang sudah begitu kusut dan lesu mendatangi dirinya yang kini tengah duduk di ruang keluarga milik mereka, ya mereka memang kini sudah menjadi sebuah keluarga.

Dengan tanpa kata Renjun langsung merengkuh tubuh lelah Jeno, memberinya pelukan hangat yang kata Jeno selalu bisa meringankan segala lelah dan resahnya.

"Cape banget ya?"

"Hmm."

Jeno rasanya tak punya tenaga untuk menjawab pertanyaan Renjun dengan jawaban yang lebih panjang, bahkan kini jika tanpa pelukan yang Renjun berikan Jeno pasti sudah ambruk saking lelahnya. Beruntungnya Renjun selalu memberinya pelukan setiap dia pulang dan tentu saja kapanpun Jeno mau.

"Mandi dulu ya?"

"Hmm."

Jeno hampir saja terlelap didalam pelukan hangat yang selalu menjadi tempatnya pulang paling nyaman, namun matanya di paksa untuk tetap terbuka setidaknya hingga dirinya selesai membersihkan diri, begitulah yang sering Renjun katakan pada dirinya.

▪▪▪▪▪

Renjun duduk di tengah kursi taman seorang diri, kakinya di tekuk di atas kursi panjang yang kini dia duduki dengan tangan memeluk kakinya sendiri dan kepala yang dia tenggelamkan di atas lututnya.

Di tengah malam yang sunyi dan dingin Renjun menangis seorang diri tanpa ada satu orangpun tau mengenai tangisan pilu si mungil. Namun Renjun salah jika dia mengatakan bahwa tak ada orang yang mengerti bahwa dirinya kini tengah menangis seorang diri ditengah taman yang sepi, karena nyatanya ada sosok pemuda lain yang tak sengaja menemukan sosok pemuda yang bahkan asing di ingatannya tengah menangis tergugu dengan posisi kaki tertekuk.

Pemuda itu mendekati Renjun dengan tanpa ragu, bahkan pemuda itu juga tak ragu untuk ikut duduk di samping Renjun bahkan sampai menyampirkan jaket tebal yang sebelumnya dia kenakan pada punggung pemuda yang belum dia tahu namanya.

Renjun mendongak dengan mata sembab dan hidung merah ketika merasa ada sebuah benda yang cukup membuat tubuhnya menghangat tersampir di punggungnya. Renjun tentu saja terkejut ketika mendapati sosok asing yang kini tengah tersenyum begitu lembut kepadanya.

Renjun kembali menitikan air mata ketika kini dirinya menerima senyuman lembut dari seorang pemuda asing yang bahkan dari orang sekitarnya pun Renjun tak pernah mendapat senyum selembut itu.

"Hey kenapa menangis lagi?"

Renjun tak menjawab pertanyaan pemuda di depannya, dengan kesadarannya Renjun hanya menurunkam kakinya dari atas kursi panjang yang kini mereka duduki dan kembali menangis yang malah mendapat pelukan tak terduga dari pemuda di depannya.

"Apa kamu sedang terluka? Jika iya kamu boleh terus menangis hingga puas dan aku akan terus memelukmu sampai kamu berhenti menangis."

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang