Pulang

937 95 1
                                    

Dua tahun telah berlalu, Renjun masih ingat ketika dua tahun lalu mereka masih bersama berbagi kisah ditengah malam yang sunyi, menertawakan segala hal konyol yang mereka lakukan di hari itu, saling menggenggam untuk menguatkan dan kemudian semua itu menghilang bersama sosoknya yang tak lagi menampakkan diri di depan Renjun.

Dua tahun lalu Renjun masih bisa menggenggam tangannya dengan erat seolah dia hanya miliknya, dua tahun lalu Renjun masih bisa menikmati senyumnya yang begitu menawan,  dua tahun lalu Renjun masih bisa menikmati tawa candunya dan itu semua terjadi dua tahun lalu. Setelahnya semua menguar bagaikan kabut, Jeno -pemuda tersebut- menghilang ditelan kehampaan. Renjun tak tau apa yang membuat Jeno menghilang dan dengan bodohnya si manusia bodoh ini masih selalu menunggu Jeno untuk kembali.

Renjun selalu percaya bahwa Jeno akan pulang. Renjun  selalu percaya sejauh apapun Jeno pergi, Jeno pasti akan kembali padanya. Renjun selalu percaya bahwa diluar sana Jeno pun sedang berjalan untuk pulang padanya, dan Renjun selalu percaya bahwa tak akan ada yang merubah perasaan Jeno padanya. Dua tahun bukanlah waktu yang lama untuk Renjun habiskan menunggu Jeno kembali, Renjun masih punya 3 4 5 bahkan puluhan tahun untuk terus menunggu Jeno.

"Bagaimana jika Jeno telah menemukan hati  yang baru?"

Terkadang  Renjun pun berpikir demikian, namun Renjun  yakin Jeno tak akan menemukan hati yang baru disaat hatinya masih menjadi milik Renjun. Renjun selalu yakin tentang pemilik hati Jeno hanyalah dirinya, meski kata orang waktu dua tahun cukup untuk menemukan hati yang baru. Tapi mereka salah, karena pada kenyataannya waktu dua tahun tak bisa membuat Renjun menemukan hati yang baru.

"Kau tak mencoba membuka hatimu makanya kau tak menemukan hati yang baru."

Renjun sudah, Renjun sudah membuka hatinya untuk orang-orang yang berusaha mendekat padanya, namun sayangnya hati Renjun tak mau menerima salah satu dari mereka. Mau selebar apapun Renjun membuka hati untuk orang lain jika yang hatinya inginkan hanya sosok Jeno maka hal itu tak akan berguna, dan kini akhirnya Renjun menutup hatinya. Renjun tak mau membuat orang lain berharap padanya disaat Renjun bahkan tak bisa mereka harapkan. Renjun akan selalu mengharapkan Jeno sampai waktu yang Renjun sendiri tak dapat tentukan.

Hidup dalam bayang-bayang seseorang memang tak mudah, tapi Renjun menyukainya. Renjun menyukai setiap momen yang akan terlintas dikepalanya ketika dia menemukan segala hal yang berkaitan dengan Jeno, Renjun menyukai hidup dalam bayang-bayang Jeno karena dengan hal tersebut dia bisa merasakan kehadiran Jeno meski hanya sebuah bayangan.

"Kau rumahku, jadi sejauh apapun aku pergi aku pasti akan kembali padamu. Kau cukup jaga perasaanmu dan tetaplah jadi rumahku."

Kalimat itu yang selalu Renjun ingat dalam otak kecilnya, dan Renjun masih menjaga perasaannya hingga saat ini. Seperti pesan Jeno padanya.

'Aku tetap rumahmu kan? '

Renjun tau Jeno bukanlah pembohong apalagi pendusta, Renjun tau segala hal yang keluar dari mulut Jeno merupakan kebenaran. Dan Renjun selalu percaya dengan kalimat tersebut, Renjun rumahnya dan selamanya akan jadi rumahnya. Dan Jeno akan pulang padanya suatu hari nanti, Renjun percaya Jeno akan kembali dengan perasaan yang sama seperti dua tahun lalu.

"Jika kau kembali, datanglah kerumah. Aku masih tinggal di tempat yang sama dan aku masih sering mengunjungi apartemen pribadimu, kau harus tau aku selalu berharap menemukan sosok dirimu ketika aku menginjakkan kaki di salah satu unit di lantai 7 tersebut."

Renjun suka menghirup aroma parfum Jeno dan Renjun juga suka memakai baju milik Jeno, Renjun suka wangi Jeno meski kini tak lagi tercium kuat. Wanginya perlahan memudar dan Renjun berharap sebelum wangi itu hilang Jeno sudah kembali kepadanya. Pada rumahnya.

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang