Aku Mau Jeno

1K 84 0
                                    

Renjun tersenyum dengan manis menghadap ke arah pancuran yang berada di tengah sebuah taman yang sudah menjadi tempat kesukaannya beberapa bulan terakhir. Kaki mungilnya bergerak seirama dengan senandung kecil yang dia nyanyikan secara random.

Renjun nampak tak terganggu oleh orang-orang yang berlalu lalang disekitaran taman dengan pakaian sama seperti yang dia kenakan. Senyumnya tak pernah luntur menghias wajah kecilnya ketika mengingat ucapan sang mama bahwa Jeno akan datang hari ini.

"Jeno." Renjun langsung beranjak dari duduknya ketika netranya berhasil menangkap sosok Jeno di kejauhan.

Namun ketika dirinya sampai di tempat dimana dirinya melihat Jeno, sosok Jeno sudah menghilang entah kemana yang mampu membuat Renjun cemberut.

"Jenonya ngumpet lagi ya suster?" Renjun bertanya pada suster yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.

"Iya, Jenonya mau main dulu sama Injunie katanya."

"Jeno mau main petak umpet Iya?! Ihihihi Injun jadi yang jaga ya?! Bentar ya Jeno, aku pasti bakal nemuin kamu!"

Renjun terus bergerak kesana kemari mencari Jeno yang katanya tengah bersembunyi, memeriksa dibalik semak-semak, dibalik kursi bahkan meja namun Renjun tak menemukan sosok kekasihnya tersebut.

"Jenonya kok ga ada si suster?" Bibir Renjun sudah melengkung kebawah di sertai matanya yang sudah berkaca-kaca siap menumpahkan air matanya kapan saja.

"Jeno, Je-jeno hiks.... Jeno ga mau ketemu Injun ya?....Jeno jangan pergi."

Renjun jongkok kemudian melipat tangannya di depan lutut seraya menyembunyikan wajahnya di sana, Renjun terisak ketika dirinya tak berhasil menemukan Jeno, lagi. Suster yang bertugas menjaganya ikut berjongkok dan mengusap surai lembut Renjun dan membisikan beberapa kalimat penenang agar pasiennya kembali tenang.

"Sayang."

Renjun lantas mendongak ketika telinganya berhasil menangkap suara sang mama yang kemarin sudah menjanjikan untuk datang bersama Jeno hari ini. Renjun kembali tersenyum manis dan menghapus air matanya dengan kasar. Pemuda tersebut lantas berdiri dengan tak sadar melompat-lompat kecil, kebiasaannya ketika tengah bahagia.

"Jenonya mana?" Renjun clingukan mencari kesekitar mamanya untuk menemukan sosok Jeno.

"Sebentar ya sayang, Jenonya masih sama bunda."

"Bunda kesini lagi? Sama ayah,?! Sama Jeno juga?!"

"Iya sayang~"

Renjun kembali berjingkrak kegirangan ketika mamanya sudah berkata bahwa Jeno akan datang menemuinya hari ini.

"Bundaaaaaa!"

Renjun berlari menubruk tubuh Doyoung yang dibalas dekapan hangat oleh bunda dari Jeno tersebut. Doyoung tersenyum lembut ketika mendapati Renjun sedikit lebih baik dari terakhir kali dia mengunjungi pemuda tersebut.

Renjun melepas pelukannya dari Doyoung dan bergerak menuju pemuda yang dia yakini bahwa dia Jeno.

"Jeno?"

"Iya."

Renjun tersenyum dengan lebar ketika tepat di depannya kini Jeno berdiri dengan senyuman yang menawan.

Renjun lantas memegang wajah pemuda yang dia yakini sebagai Jeno, menelusuri setiap pahatan yang begitu sempurna Tuhan ciptakan. Namun Renjun kemudian menyadari pahwa pemuda tersebut bukanlah Jeno melainkan Eric, kembaran dari Jeno.

"I-ini bukan Jeno hiks... J-jeno mana? Jeno dimana! Jeno!! Aku mau Jeno! Bunda Jeno dimana?! Jeno kenapa tak menunggu Injun? Jeno kenapa pergi sendiri? Jeno kenapa tidak mengajak Injun?! Jeno tidak sayang Injun ya?"

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang