Sebulan berlalu dari kerenggangan hubungan per'temanan' antara Jeno dan Renjun. Jeno awalnya merasa biasa saja, namun semua kebiasaannya yang selalu memberi kabar-kabar kecil pada Renjun, kebiasaan untuk selalu memberi update kehidupannya kepada Renjun, kebiasaan untuk selalu bercerita apapun yang dia alami kepada Renjun, kebiasaan-kebiasaan kecil yang tanpa dia sadari membuatnya begitu bergantung dengan Renjun.
Awalnya mungkin biasa saja meski masih dengan tanpa sadar sesekali Jeno mengirim pesan yang mengatakan sedang apa dia sedang, dimana atau habis apa pada Renjun meski pesan itu tak dibalas bahkan dilihat sekalipun.
Bahkan tanpa menunggu waktu seminggu Jeno sudah merasa ada sebagian dari hidupnya yang kurang. Waktu yang dia habiskan dengan kekasihnya semakin lama semakin hambar, yang ada dalam bayangannya selalu Renjun, Renjun dan Renjun.
"JENO!!"
Teriakan dari gadis didepannya berhasil menyadarkan Jeno dari lamunan tak berujung. Wajahnya diusap kasar sembari menghela napas berat. Jujur Jeno sedang frustasi dengan apa yang dua mau sebenarnya.
"Kamu dari tadi dengerin aku atau engga si?!"
"Aku dengerin, aku dengerin kamu kok."
"Kalo kamu dengerin, aku tadi ngomong apa aja?" Wajah gadis itu seolah menantang Jeno yang hanya mampu diam karena sejujurnya dia pun tak mendengar apa yang gadisnya bicarakan sejak awal.
Decakan kesal keluar dari mulut si gadis, wajahnya sudah memerah menahan kesal. Ini bukan sekali dua kali Jeno nampak kehilangan fokusnya ketika mereka tengah berbicara. Jika ini yang pertama mungkin akan dia maklumi, tapi masalahnya ini sudah kesekian kalinya bahkan tak lagi bisa dihitung dengan jari.
"Kamu kenapa si?!"
Jeno diam sembari menatap gadisnya dengan cukup serius, wajah cantik itu perlahan berubah menjadi bayangan sosok Renjun yang tengah marah dengan alis menukik tajam.
Tangan Jeno bergerak untuk meraih alis menukik milik yang dia yakinin Renjun lah pemiliknya. Diusap dengan begitu lembut dengan senyum kecil diujung bibir milik Lee Jeno.
"Jangan marah Ren."
"Ren?!" Gadis tersebut nampak begitu bingung, siapa yang kekasihnya itu sebut namanya. Dia bukan Iren, Renata, Renia atau Ren Ren yang lainnya.
"Ah?" Jeno nampak gelagapan ketika sosok Renjun menghilang dari pandangannya dan berganti dengan wajah si gadis berambut pendek.
"Kamu mikirin apa si?! Kamu selama sebulan ini aneh banget tau ngga?! Kalau kamu bosan itu bilang Jeno!!"
Jeno meneguk ludahnya kasar, dia juga bingung dengan apa yang hati dan pikirannya inginkan.
"Gue udah cukup sabar Jen, sebulan gue diem. Sebulan gue biarin lu sama semua keanehan yang lu lakuin. Suka ingkar janji, telat tiap ketemuan, ngelamun, salah manggil nama jadi Ren. Sebenernya lu kenapa si?!"
"Kalo lu engga cinta sama orang engga usah bawa dia masuk ke hidup lo Jen!! Gue engga sebodoh itu buat terus pertahanin lo yang jelas banget udah berubah. Kita udahan disini aja, thanks buat waktu lo dua bulan ini. Gue pergi."
Jeno tetap diam, bahkan tak beranjak dari duduknya sedikitpun. Tak berniat menahan kekasih-- mantan kekasihnya yang pergi begitu saja.
Dadanya bahkan tak terasa sakit sedikitpun, nyeri saja tidak. Sebenarnya apa yang hatinya mau? Apa yang dia inginkan?
Jeno kira dia telah mencintai sosok yang sebelumnya dia kencani, tapi kini dia mulai tak yakin dengan hal itu. Seharusnya kini dia tengah patah hati kan? Seharusnya dia merasa sakit kala orang yang dia cintai memutuskan hubungan mereka. Tapi yang Jeno rasakan beda, dia merasa lega, sesuatu yang mengganjal hatinya seperti pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
OS || NOREN ✔
Hayran KurguSecuil kisah dari kesayang kita semua, Jeno dan Renjun ⚠ BxB ⚠ Noren Area ⚠ Bukan Lapak Homophobic ⚠ Disertai Typo Dimana-Mana Start : 30 Agustus 2021 End : 31 Maret 2022 S2 Mulai : 8 Mei 2022 Selesai : -