Hilang |2|

1.1K 73 1
                                    

Buat kamu yang minta bagian kedua dari Hilang, tadaaaa udah jadi.

Sorry kalo engga sesuai ekspektasi kamu ihihi

Selamat membaca semuanya!!
.
.
.
.
.
Hilang |2| dengan judul lain Memori Tentang Jeno

Kalian ingin tahu kenapa Renjun bersikap seolah tak ingin hidup lebih lama dibumi ini?

Apa kalian pernah mendengar nama Jeno? Ya Lee Jeno sosok pemuda tangguh yang begitu dicintai Renjun. Sosok yang menyimpan banyak kebahagiaan yang tak bisa Renjun dapatkan dari orang lain.

Namun sayangnya sosok Jeno telah pergi bersama semua kebahagiaan yang Renjun gantungkan padanya. Jeno berhenti bernapas tepat delapan bulan yang lalu, Jeno sakit. Dan Tuhan lebih menyayanginya jadi Dia meminta Jeno untuk pulang terlebih dahulu.

"Sayangnya Renjun lagi apa?"

Renjun tersenyum dengan mata yang kentara sekali tak bisa berbohong bahwa dirinya sedang tak dalam kondisi yang baik.

Jemari mungilnya bergerak dengan begitu terampil di atas keyboard laptop yang pemiliknya sudah tak lagi berbagi oksigen dengannya di bumi. Di tekannya ikon play pada layar yang kini tengah menampilkan senyum si pemuda Lee yang sangat Renjun rindukan.

"Sayangnya Jeno lagi apa?"

"Sayangnya Jeno lagi kangen Jeno." Renjun berujar lirih seraya menahan tangisannya agar tak keluar ketika telinganya kembali dapat mendengar suara indah Jeno yang begitu dia rindukan.

"Renjunnya Jeno udah makan belum? Pasti belum kan?! Ayo makan, biar ngga sakit sayang."

Renjun diam, membiarkan sosok Jeno didalam layar untuk terus berbicara. Menyampaikan setiap pertanyaan yang sejujurnya sangat dirindukan Renjun. Pertanyaan konyol yang diselingi dengan candaan garing yang justru terdengar lucu untuk Renjun dengar kali ini.

Video tersebut terjeda, menampilkan gambar dimana Jeno tengah tersenyum yang menampilkan eye smilenya untuk Renjun. Senyum yang selalu bisa membuat hati Renjun menghangat, tapi kenapa sekarang senyum tersebut malah membuat hatinya berdenyut nyeri?

"Jeno? Kamu denger aku?"

Jeno hanya tersenyum, ya tersenyum, di layar laptop.

"Sayang, aku belum makan. Maaf ya aku engga bisa nepatin perintah kamu buat hidup baik-baik aja."

Jeno masih tetap sama, tersenyum dengan lebar kearah Renjun. Renjun rasanya ingin kembali menangis, namun matanya sudah amat perih untuk kembali mengeluarkan liquid bening tersebut.

Ketimbang kembali menangis untuk entah yang keberapa ratus kalinya, Renjun lebih memilih untuk tidur. Mengistirahatkan tubuh lelahnya diatas kasur Jeno, dengan bantal dan seprei yang masih menguarkan wangi khas dari si pemuda Lee. Jangan lupakan hoodie kebesaran Jeno yang kini juga menenggelamkan tubuh mungil Renjun.

Renjun berbaring menghadap samping kiri, dipeluknya boneka berbentuk samoyed kesayangannya. Boneka itu milik Jeno dan Renjun kini berpikir bahwa boneka itu adalah Jeno. Jenonya yang telah pergi, meninggalkannya dengan beribu kenangan manis yang pahit.

"Sayangnya Injun ayo bobo."

Renjun tertidur dengan nyenyak, tak seperti biasanya yang akan kembali terbangun beberapa saat dengan tangis serta berteriak dengan begitu histeris. Nampaknya pilihan untuk membiarkan Renjun tinggal dikamar Jeno bukanlah pilihan yang terlalu buruk, meski itu artinya Renjun akan terus dibiarkan untuk tenggelam bersama dengan bayangan Jeno dihidupnya.

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang