Kenapa Harus Kita?

885 74 1
                                    

Telah bersama sejak bayi membuat Jeno dan Renjun sangat dekat bahkan banyak yang mengira bahwa mereka memiliki hubungan lebih dari sekedar sahabat. Namun sayangnya hal itu tak benar adanya, tetapi tak ada yang tau apa yang hati mereka rasakan masing-masing.

Kaduanya seumuran hanya berbeda tepat satu bulan saja, yang lebih tua bernama Huang Renjun dengan pribadi yang riang, penuh tawa, manis serta sangat lembut. Sementara yang lebih muda bernama Lee Jeno dengan pribadi yang ceroboh, riang dan penuh kerandoman, sedikit soft dan banyak bicara namun bisa sangat sunyi.

Keduanya telah bersama sejak dalam kandungan, bukan, mereka bukan kembar. Tak ada hubungan darah sama sekali diantara keduanya, hanya saja kedua ibunda mereka merupakan tetangga dekat yang merambat menjadi teman dekat.

"MAMA RENJUN DATENG!!"

Sudah tak asing lagi jika dikediaman keluarga Yoona atau yang pemuda tadi panggil dengan embel-embel 'mama' itu terdengar teriakan memekikan telinga seisi rumah. Bahkan para maid sampai satpam yang berjaga di depan pun sudah hafal dengan tabiat pemuda kelahiran Maret tersebut.

"Kebiasaan adek kalo dateng teriak-teriak, kasian Jeno sama Jisung masih tidur dek."

"Hehe, sowlyy."

Cengiran khas dari Renjun cukup membuat Yoona gemas sampai tak tahan untuk mencubit kedua pipi yang kini tampak lebih berisi tersebut sampai si empu kesakitan.

"Ish mama sakit tau."

"Lagian kamu makin gede makin gemesin, beda sama Jeno yang makin gede makin ngeselin itu anak."

"Tapi Jeno baik tau."

"Iya, iya, Jeno terbaik pokoknya."

"Hehe."

Ibu dua anak tersebut sangat paham dengan tabiat anak dari teman dekatnya ini, 'tidak ada yang boleh menghina dan mengata-ngatai Jeno kecuali dirinya' terserah apa kata Renjun si bucin moomin saja lah.

"Ya udah bantuin mama aja yok buat sarapan buat dua anak yang kalo tidur udah kaya simulasi meninggal."

"Ayok, ayok. Mama mau bikin apa? Eh mama udah sarapan kan?"

"Udah ko tadi sama papa juga, adek udah sarapan juga kan?"

"Udah dong, adek tadi makan banyak ma soalnya bunda bikin nasi goreng kesukaan adek"

"Bagus kalo gitu, nah sekarang bikin nasi goreng seafood aja deh dek, kebetulan Jisung semalem minta dibikinin nasi goreng seafood buat sarapan."

Kini keduanya tengah sibuk di dapur, Renjun tengah membersihkan seafood yang akan di jadikan campuran nasi goreng sementara Yoona tengah menyiapkan bumbu halusnya. Sejujurnya Renjun itu buruk dalam urusan dapur, bahkan Jeno jauh lebih baik jika untuk urusan dapur.

"Dek kamu bangunin Jeno sama Jisung gih sana."

"Siap laksanakan." Ucap Renjun sambil membuat pose hormat.

Lagi-lagi Yoona dibuat gemas dengan kelakuan pemuda yang sudah menginjak usia duapuluh tahun tersebut. Tapi bagi Yoona Renjun seperti lebih muda dari anak bungsunya yang bahkan sudah menginjak usia delapan belas tahun, karena hal itulah dirinya memanggil Renjun dengan embel-embel 'adek' sama seperti ketika dirinya memanggil si bungsu Jisung.

Renjun telah sampai di depan pintu bercat putih dengan tulisan 'JS ROOM🐹' didepannya. Mengetuk daun pintu dengan pelan kemudian meneriaki sang pemilik kamar untuk cepat bangun dan bergegas turun kebawah untuk sarapan.

"JISUNG BANGUN!! BURUAN TURUN KEBAWAH BUAT SARAPAN."

"IYA KAK, JISUNG UDAH BANGUN." Jawab Jisung dengan tak kalah kencang dari teriakan Renjun sebelumnya.

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang