OS [S2] : Semesta Yang Lucu |2|

736 99 37
                                    

Setelah kejadian beberapa waktu lalu Renjun rasanya ingin mengusir Jeno saja, tapi tidak tega kala dia mengingat betapa menggemaskan Logan. Jika bukan karena Logan Renjun pasti sudah mendepak Jeno.

Enak saja masih tinggal bersamanya padahal sudah menyakiti hati mungilnya. Renjun kan tidak mau berteman dengan si pembuat patah hati. Tapi itu hanya bualan semata karena nyatanya mau bagaimanapun Jeno bersikap padanya, Renjun tetap memandangnya dari sisi terbaik. /ALAH BULOL SIA KAYA AING:(

Bahkan Renjun juga membawa Jeno dan juga Logan untuk mengunjungi kampung halamannya. Dalam bayangan Renjun kini dia tengah pulang kampung bersama anak dan juga suaminya, tidak apa-apa biarkan Renjun dan bayangannya sendiri.

"Ren."

Renjun yang sebelumnya masih asik menghayal jadi sedikit linglung kala Jeno memanggilnya, membuat Jeno terkekeh.

"Bentar lagi kita sampai, periksa barang bawaanmu. Logan biar aku yang gendong."

Renjun mengangguk patuh kemudian menyerahkan Logan yang tengah tertidur pada Jeno.

Keduanya turun dengan beriringan, berjalan menuju sebuah mobil hitam milik Lucas.

"Kak!" Renjun dibuat kesal dengan tatapan kakaknya yang tengah menilai orang seperti apa Jeno sebenarnya.

Tapi pandangan itu cukup mengganggu hingga Renjun berujar protes. Lucas tak perduli, selanjutnya dia menyuruh dua pria dewasa tersebut untuk masuk kedalam mobil.

Sampai di rumah milik orang tua kakak adik Huang, ketiganya langsung turun. Renjun bahkan sudah tidak perduli dengan barang bawaannya, Renjun lebih dulu lari kedalam seraya menyerukan kata ibu. Sepertinya si bungsu sudah amat sangat merindukan ibunya.

"Huwaaaaa." Logan sampai terbangun kala mendengar teriakan nyaring sosok yang dipanggilnya mama, membuat tangisan keras bayi tersebut memenuhi gendang telinga Lucas dan juga Jeno.

"REN ANAKMU NANGIS HEH!!" Lucas sudah berjalan memasuki rumah seraya menarik koper milik adiknya, jangan lupakan teriakannya yang makin membuat tangis Logan pecah.

"Huweeee mama!!!"

"Utututu anak mama~" Renjun mengambil alih Logan dari Jeno yang sepertinya sudah kewalahan menghadapi tangisan anaknya sendiri.

Karena tangan ajaib Renjun maka tangis Logan langsung berhenti seketika, membuat Jeno bernapas lega namun juga sedikit takut. Takut kalau anaknya hanya bisa didiamkan dan ditenangkan oleh Renjun.

Bagaimana kalau nanti Renjun memiliki keluarganya sendiri dan Logan dijauhkan dari Renjun. Harus dengan cara apa Jeno membujuknya.

"Ya ampun, iki tho si Logan Logan kui."

"Hehe iya bu, ganteng kan?"

"Iyalah, wong anaknya Jeno ngono."

Logan terkikik senang kala sosok wanita paruh baya didepannya ini tengah memainkan pipi bulatnya. Logan suka tangan itu, karena sama lembutnya dengan tangan sang mama. Wajah mereka pun mirip, jadi Logan makin suka.

"Ma!!" Tangan pendek Logan mencoba meraih pipi dari ibu Renjun.

"Bukan mama dong cah ganteng, panggil nini ayo. Ni - ni."

"Ni!! Ni!!"

"Aduh pinter banget si ganteng." Lagi-lagi pipi Logan menjadi sasaran empuk Wendy, ibu Renjun dan juga Lucas. Bukan hanya untuk diunyel-unyel, tapi juga untuk diciumi hingga Logan tertawa renyah.

"Sini, sini gendong sama nini."

"Jangan mau Lo!! Nini bau sambel!!" Sambar bapak Renjun yang tak lain dan tak bukan adalah bapak Chanyeol.

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang